22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

dan kirimkan sedikit dadih serta daun kusa ke tempat ini.” Raja<br />

melaksanakan permintaannya.<br />

Makhluk yang agung itu berkata, “Campurkan daun kusa<br />

dengan dadih, dan minta anjing-anjing itu untuk meminumnya.”<br />

Raja melaksanakan apa yang dikatakannya;— dengan<br />

hasil, setiap anjing yang minum, langsung muntah. Mereka<br />

memuntahkan serpihan-serpihan bahan kulit! “Ini seperti<br />

pertimbangan yang diberikan sendiri oleh Buddha Yang Maha<br />

Sempurna,” seru Raja dengan gembira, dan memberikan<br />

penghormatan kepada Bodhisatta dengan menganugerahkan<br />

payung kerajaan kepadanya. Bodhisatta mengajarkan<br />

Kebenaran dalam sepuluh syair mengenai keadilan dalam<br />

Tesakuṇa-Jātaka 60 , yang diawali dengan kata-kata : —<br />

Berjalanlah di jalan keadilan, Raja agung dari<br />

kaum bangsawan,<br />

dan seterusnya.<br />

Kemudian ia mengukuhkan raja dalam lima latihan<br />

moralitas, dan setelah menasihati raja untuk tetap setia pada<br />

Kebenaran, Bodhisatta mengembalikan payung putih kerajaan<br />

kepadanya.<br />

Setelah makhluk agung itu selesai mengucapkan katakatanya,<br />

[178] raja memerintahkan bahwa semua anjing yang<br />

merupakan keturunan Bodhisatta akan mendapatkan kiriman<br />

makanan sama seperti apa yang dimakan olehnya secara rutin.<br />

Dengan mematuhi ajaran yang diberikan oleh Bodhisatta, ia<br />

60<br />

No.521<br />

137<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

menghabiskan sisa umurnya yang panjang dengan melakukan<br />

amal dan perbuatan baik lainnya. Setelah meninggal, ia terlahir<br />

kembali di alam dewa. ‘Ajaran Anjing’ itu bertahan selama<br />

sepuluh ribu tahun lamanya. Bodhisatta juga hidup hingga usia<br />

yang lanjut, setelah meninggal dunia, ia terlahir di alam bahagia.<br />

____________________<br />

Setelah menyelesaikan kisah ini, Sang Guru berkata,<br />

“Bukan hanya di kehidupan ini, para Bhikkhu, Sang Buddha<br />

melakukan tindakan yang menguntungkan para kerabatnya,<br />

tetapi di kehidupan yang lampau ia juga melakukan hal yang<br />

sama.” — Beliau mempertautkan dan menjelaskan tentang<br />

kelahiran tersebut dengan berkata, “Ānanda adalah raja di waktu<br />

tersebut, para pengikut Buddha adalah anjing-anjing yang ada,<br />

dan Saya sendiri adalah anjing tersebut.”<br />

No.23<br />

BHOJĀJĀNĪYA-JĀTAKA<br />

“Meskipun dalam keadaan lemah,”dan seterusnya. Kisah<br />

ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berada di Jetawana<br />

mengenai seorang bhikkhu yang menyerah dalam pelatihan<br />

dirinya. Saat menegur bhikkhu itu, Sang Guru berkata, “Bhikkhu,<br />

di kehidupan yang lampau, Ia yang bijaksana dan tekun dalam<br />

melakukan kebajikan, meskipun berada di tengah kepungan<br />

musuh dan dalam keadaan terluka, tetap tidak menyerah.”<br />

138

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!