22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

semua makhluk yang masuk ke dalam danau ini?” “Benar, mulai<br />

dari burung yang paling kecil sampai makhluk lain yang paling<br />

besar. Saya tidak pernah melepaskan makhluk yang masuk ke<br />

dalam danau milikku. Saya akan memangsa sebagian dari kalian<br />

juga.” “Kami tidak akan membiarkan engkau memangsa kami.”<br />

“Minum saja airnya.” “Akan kami minum airnya, dan tetap tidak<br />

terjatuh dalam kekuasaanmu.” “Kalau begitu, bagaimana cara<br />

kamu meminum air itu?” “Ah, kamu mengira kami harus turun ke<br />

dalam kolam untuk minum; namun, tanpa itu pun, masing-masing<br />

dari delapan puluh ribu pengikut saya akan mengambil bambu<br />

dan minum air danau dari tempat ini, semudah kami minum<br />

melalui batang bunga teratai yang berongga. Jadi, engkau tidak<br />

akan bisa memangsa kami.” Ia mengulangi sebagian dari syair ini<br />

pada raksasa itu (bagian awalnya ditambahkan oleh Sang Guru<br />

ketika, sebagai seorang Buddha, Beliau menceritakan kembali<br />

kejadian ini) : —<br />

Saya menemukan jejak-jejak kaki yang semuanya<br />

mengarah turun tanpa ada satu jejak pun yang naik<br />

kembali.<br />

Kami akan minum dengan menggunakan bambu;<br />

engkau tidak akan bisa mengambil nyawa kami.<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

menjadi berongga, tanpa ada satu sekat pun di antara<br />

batangnya. Dengan cara seperti itu, ia mengambil satu demi satu<br />

batangan bambu itu dan meniupnya satu per satu. (Jika<br />

dilakukan seperti ini, ia tidak akan mampu menyelesaikannya<br />

sendirian. Oleh karena itu, kalimat sebelumnya tidak seharusnya<br />

dipahami secara harfiah). Kemudian Bodhisatta mengelilingi<br />

danau itu, dan memberi perintah, “Tumbuhlah semua bambu<br />

yang ada di sini dengan rongga di sepanjang batangnya.” Berkat<br />

kebajikan yang telah dikumpulkannya sehingga Bodhisatta<br />

memiliki timbunan karma baik yang besar, yang membuat<br />

perintahnya terpenuhi. Sehingga setiap batang bambu yang<br />

tumbuh di sekitar danau itu memiliki rongga di sepanjang<br />

batangnya.<br />

(Pada kalpa ini, terdapat empat jenis keajaiban yang<br />

bertahan selama kalpa tersebut berlangsung. Apa saja keempat<br />

keajaiban itu? Keajaiban-keajaiban itu adalah — Pertama,<br />

gambar kelinci di bulan 53 yang bertahan di sepanjang kalpa<br />

tersebut; Kedua, tempat api dipadamkan seperti yang disebutkan<br />

dalam Vaṭṭaka-Jātaka 54 , tempat itu tetap tidak akan tersentuh<br />

oleh api sepanjang kalpa tersebut; Ketiga, Rumah Ghatīkārā 55 ,<br />

dimana tidak ada hujan yang turun di sepanjang kalpa tersebut;<br />

dan yang terakhir, bambu yang tumbuh di sekitar danau ini<br />

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Bodhisatta<br />

mengambil sebatang bambu. Kemudian ia membangkitkan<br />

Sepuluh Kesempurnaan dalam pikirannya yang dikumpulkannya,<br />

ia melafalkannya dalam satu pernyataan kebenaran; setelah itu<br />

ia meniup bambu tersebut. [172] Seketika itu juga, bambu<br />

127<br />

53<br />

Lihat Jātaka No.316, dan Kathā-Sarit-Sāgara karya Tawney,<strong>Vol</strong>.II,hal.66, dimana terdapat<br />

sejumlah bagian yang berhubungan dengan gambar-gambar ini, dan Pañca-Tantra karya<br />

Benfey,I.349. Lihat juga Cariyā-Pitaka,hal.82.<br />

54<br />

No.35<br />

55<br />

Lihat Ghatīkārā Sutta (No.81 dari Majjhima Nikayā), Dhammapada hal.349, dan Milindapañha,<br />

hal.222.<br />

128

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!