22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

mereka. Kemudian memberi tahu pelayan lainnya bahwa mantan<br />

majikan mereka telah datang, dan beberapa hari kemudian<br />

mereka berbaris dalam satu kesatuan menuju istana, dimana<br />

mereka membuat suatu keriuhan.<br />

Raja menanyakan apa yang terjadi, dan mereka<br />

menceritakan keseluruhan kejadian itu. Maka raja meminta<br />

keduanya menghadap dan bertanya pada Jutawan apakah<br />

laporan itu benar bahwa ia telah memberikan empat ratus juta<br />

hartanya kepada Piliya.<br />

“Paduka,” katanya, “pada saat ia butuh, teman saya<br />

percaya kepada saya dan datang untuk mencari bantuan kepada<br />

saya, saya memberikan setengah bagian yang sama besar,<br />

bukan hanya uang, namun peternakan dan semua harta yang<br />

saya miliki.”<br />

“Benarkah?” tanya raja kepada Piliya.<br />

“Benar, Paduka,” jawabnya.<br />

“Dan saat gilirannya, penolongmu percaya kepadamu<br />

dan mencarimu, apakah engkau menunjukkan penghormatan<br />

dan keramahtamahan (yang sama)?”<br />

Di sini Piliya terdiam.<br />

“Benarkah engkau memberikan seperdelapan bagian<br />

pohon yang telah dipangkas sebagai sumbangan di sudut<br />

bajunya?”<br />

[469] Piliya tetap terdiam.<br />

Raja kemudian berunding dengan para menterinya<br />

tentang apa yang harus dilakukan, dan akhirnya, sebagai<br />

keputusan untuk menghukum Piliya, memerintahkan suami istri<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

itu pergi ke rumah Piliya, dan memberikan semua kekayaan<br />

Piliya kepada Jutawan.<br />

“Tidak, Paduka,” kata Bodhisatta, “saya tidak<br />

membutuhkan apa pun yang merupakan milik orang lain. Jangan<br />

berikan kepadaku melampaui apa yang dulu saya berikan<br />

kepadanya.”<br />

Kemudian raja memerintahkan Bodhisatta untuk<br />

menikmati semua miliknya kembali, dan Bodhisatta, dengan<br />

rombongan besar pelayannya, kembali bersama kekayaan yang<br />

diperolehnya ke Rājagaha, dimana ia menjalankan pekerjaannya<br />

dengan layak, dan setelah menghabiskan hidup dengan berdana<br />

dan melakukan perbuatan baik lainnya, ia meninggal dunia untuk<br />

terlahir kembali di alam bahagia sesuai dengan hasil<br />

perbuatannya.<br />

____________________<br />

Setelah uraian-Nya berakhir, Sang Guru menjelaskan<br />

kelahiran tersebut dengan berkata, “Devadatta adalah<br />

Bendaharawan Piliya di masa itu, dan Saya sendiri adalah<br />

Jutawan.”<br />

No.132.<br />

PAÑCAGURU-JĀTAKA<br />

“Memperhatikan nasihat yang bijaksana,” dan<br />

seterusnya. Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berada di<br />

661<br />

662

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!