22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Setelah mengulangi pernyataan bahwa Beliau juga<br />

meninggalkan keduniawian di kelahiran yang lampau, pada akhir<br />

uraian, Beliau membabarkan Empat Kebenaran Mulia. Ada<br />

bhikkhu yang mencapai tingkat kesucian Sotāpanna, beberapa<br />

orang bhikkhu mencapai tingkat kesucian Sakadāgāmī, dan<br />

bhikkhu yang lainnya mencapai tingkat kesucian Anagāmi.<br />

Setelah menceritakan kedua kisah tersebut, Sang Guru<br />

mempertautkan kedua kisah tersebut dan memperkenalkan<br />

tentang kelahiran itu dengan menyatakan, “Ānanda merupakan<br />

tukang pangkas tersebut, Rāhula merupakan putra sulung raja<br />

dan Saya sendiri adalah Raja Makhādeva.”<br />

[Catatan : Lihat Majjhima-Nikāya, Sutta No.83, dengan judul<br />

Makhādeva Sutta. Menurut Leon Feer (J.As. tahun 1876, hal.516)<br />

naskah Bigandet menyebutnya sebagai Devadūta-Jātaka. Dalam Life or<br />

Legend of Gaudama (hal.408) karya Bigandet terdapat satu versi dari<br />

kisah Jātaka ini, dimana raja tersebut bernama Minggadewa, dan apa<br />

yang dilakukan oleh Raja Nemi (= Nimi pada kisah diatas) dijelaskan<br />

secara terperinci. Lihat Mahāvansi karya Upham, <strong>Vol</strong>.I, hal.14, dan<br />

Jātaka tentang ‘Nemy’ dirujuk olehnya sebagai Jātaka ke-544. Lihat juga<br />

Cariyā-Pitaka, hal.76 dan Piringan XLVIII (2) Stupa of Bharhut, dimana<br />

nama yang terukir adalah Magha-deva, yaitu suatu pengejaan yang<br />

dipertahankan dalam naskah Majjhima Sutta berbahasa Burma modern,<br />

sumber jelas kisah Jātaka ini dikumpul.]<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

No.10<br />

SUKHAVIHĀRI-JĀTAKA<br />

[140] “Seseorang yang tidak mengawal,” dan seterusnya.<br />

Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika Beliau berada di<br />

hutan mangga Anūpiya, di dekat Kota Anūpiya, mengenai Thera<br />

Bhaddiya (Yang Berbahagia) yang bergabung dalam Sanggha<br />

bersama enam bangsawan muda, salah satu diantaranya<br />

Upāli 34 . Thera Bhaddiya, Kimbila, Bhagu dan Upāli mencapai<br />

tingkat kesucian Arahat; Thera Ānanda mencapai tingkat<br />

kesucian Sotāpanna; Thera Anuruddha memperoleh kemampuan<br />

penglihatan dewa; dan Devadatta memperoleh kemampuan<br />

memperbanyak diri yang luar biasa. Kisah keenam bangsawan<br />

muda itu, hingga kejadian di hutan mangga Anūpiya, bertalian<br />

dengan Khandahāla-Jātaka 35 .<br />

Pada masa kekuasaannya, Yang Mulia Bhaddiya selalu<br />

dikawal seakan ia sendiri yang menunjuk dewa pelindungnya. Ia<br />

memikirkan kembali rasa khawatir yang dimilikinya pada saat ia<br />

berkuasa; ketika berada dalam perlindungan para pengawalnya;<br />

bahkan lonjakan yang sering dialaminya pada saat berada di<br />

atas singgasana dalam ruangan pribadinya di tempat yang tinggi<br />

di dalam istana; dan kemudian ia membandingkannya dengan<br />

hilangnya rasa khawatir itu karena saat ini ia adalah seorang<br />

34<br />

Bandingkan dengan Vinaya karya Oldenberg, <strong>Vol</strong>.II, hal.180-4 (diterjemahkan di hal.232,<br />

<strong>Vol</strong> XX dari Sacred Books of the East), mengenai percakapan enam orang Pangeran suku<br />

Sakya dan tukang pangkas yang bernama Upāli.<br />

35<br />

No.534 di daftar Westergaard, belum diedit oleh Fausböll.<br />

73<br />

74

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!