22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Anda berpikir seorang wanita mencintaimu? — janganlah<br />

Merasa gembira.<br />

Anda berpikir ia tidak mencintaimu? — hindari diri dari<br />

Kesedihan.<br />

Tidak bisa diketahui, tidak pasti seperti jejak<br />

Ikan-ikan di dalam air, inilah kenyataan wanita.<br />

[301] Demikianlah petunjuk Bodhisatta kepada siswanya,<br />

yang sejak saat itu tidak mempedulikan perubahan pikiran<br />

istrinya yang tanpa sebab. Dan istrinya, yang mendengar kalau<br />

perilakunya yang buruk telah sampai ke telinga Bodhisatta, sejak<br />

saat itu juga menghentikan semua kelakuannya yang buruk.<br />

____________________<br />

Demikian juga istri upasaka ini berkata kepada dirinya<br />

sendiri, “Buddha Yang Mahasempurna telah mengetahui, kata<br />

orang-orang kepadaku, mengenai kelakuanku yang buruk.” Sejak<br />

saat itu ia tidak melakukan kejahatan lagi.<br />

Setelah uraiannya berakhir, Sang Guru membabarkan<br />

Dhamma; dan pada akhir khotbah, upasaka itu memenangkan<br />

buah kesucian pertama (Sotāpatti-phala). 111 Kemudian Sang<br />

Guru mempertautkan dan menjelaskan tentang kelahiran<br />

tersebut, “Suami istri ini juga adalah suami istri pada kehidupan<br />

lampau, dan saya sendiri adalah guru tersebut.”<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

No.65.<br />

ANABHIRATI-JĀTAKA<br />

“Seperti jalan raya,” dan seterusnya. Kisah ini diceritakan<br />

oleh Sang Guru ketika berada di Jetawana, mengenai seorang<br />

upasaka yang lain, dengan kejadian yang sama seperti kejadian<br />

sebelumnya. Pria ini, dalam penyelidikan yang dilakukannya,<br />

menjadi yakin akan perilaku buruk istrinya. Ia berbicara dengan<br />

istrinya, hasilnya ia begitu kecewa sehingga selama tujuh atau<br />

delapan hari ia tidak berkunjung. Suatu hari ia datang ke wihara<br />

(vihāra), memberikan penghormatan kepada Tathagata<br />

(Tathāgata) dan mengambil tempat duduk. Ketika ditanya<br />

mengapa ia absen selama tujuh atau delapan hari, ia menjawab,<br />

“Bhante, istri saya berperilaku buruk, dan saya begitu kecewa<br />

karena tindakannya, sehingga saya tidak datang.”<br />

“Upasaka,” kata Sang Guru, “pada waktu yang lampau ia<br />

yang bijaksana dan baik telah memberitahukanmu untuk tidak<br />

marah terhadap kelakuan buruk yang ditemukan dalam diri<br />

wanita, sebaliknya, agar tetap memelihara ketenangan batinmu;<br />

tetapi, hal ini telah Anda lupakan, karena kelahiran kembali telah<br />

menyembunyikan hal tersebut darimu.” Setelah mengucapkan<br />

kata-kata tersebut, beliau menceritakan—atas permohonan<br />

upasaka tersebut—kisah kelahiran lampau ini.<br />

____________________<br />

111<br />

Atau Sotāpanna, yaitu orang yang telah mencapai tingkat kesucian pertama, yang akan<br />

terlahir lagi maksimal tujuh kali.<br />

Pada suatu ketika Brahmadatta memerintah di Benares,<br />

Bodhisatta adalah seorang guru dengan reputasi yang sangat<br />

363<br />

364

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!