Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta
Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta
Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Suttapiṭaka Jātaka I<br />
jātaka 39 . Dalam kejadian yang dipertanyakan saat ini, Devadatta,<br />
walaupun gagal menanamkan kelima hal yang dipaksakannya<br />
itu, berhasil mengembangkan aliran baru dalam Sanggha dan<br />
membawa pergi lima ratus orang bhikkhu untuk menetap di<br />
Gayāsīsa. Saat para bhikkhu ini telah siap untuk menerima<br />
Dhamma, Sang Guru yang mengetahui tentang hal ini,<br />
memanggil kedua siswa utamanya 40 dan berkata, “Sāriputta,<br />
kelima ratus orang siswamu yang disesatkan oleh ajaran<br />
Devadatta dan telah mengikutinya pergi, sekarang siap untuk<br />
menerima Dhamma. Pergilah ke sana bersama beberapa orang<br />
bhikkhu lainnya, uraikan Dhamma kepada mereka, berikan<br />
penerangan kepada mereka yang tersesat tentang jalan untuk<br />
mencapai pencerahan dan hasil yang dapat mereka peroleh.<br />
Bawa mereka kembali bersamamu.”<br />
Maka pergilah mereka ke sana, membabarkan Dhamma,<br />
memberi penjelasan mengenai jalan untuk mencapai pencerahan<br />
dan hasil yang dapat mereka capai. Keesokan harinya [143] saat<br />
fajar tiba, mereka kembali bersama para bhikkhu ke Weluwana.<br />
Sementara Sāriputta berdiri di sana setelah memberikan<br />
penghormatan kepada Sang Bhagawan sesudah ia kembali, para<br />
bhikkhu membicarakan Thera Sāriputta dengan penuh pujian,<br />
“Bhante, keagungan saudara kami ini, sang Panglima Dhamma,<br />
39<br />
No.466.<br />
40<br />
Kedua siswa utama ini, hanya satu yang namanya disebutkan dalam teks, Sāriputta (yaitu<br />
‘Panglima Dhamma’) dan Moggallāna, dua brahmana yang bersahabat, awalnya mereka<br />
adalah pengikut aliran yang berpandangan salah, dimana perubahan agama mereka menjadi<br />
agama Buddha berhubungan dengan Mahāvagga,I.23 — Tidak seperti Jātaka ini, catatan di<br />
Vinaya (Cullavagga,VII.4) mengenai perpindahan agama itu memberikan nilai lebih kepada<br />
Moggallāna.<br />
79<br />
Suttapiṭaka Jātaka I<br />
benar-benar menyilaukan saat ia kembali bersama lima ratus<br />
orang bhikkhu; sebaliknya, Devadatta telah kehilangan semua<br />
pengikutnya”<br />
“Ini bukan pertama kalinya, para Bhikkhu, kejayaan<br />
menjadi milik Sāriputta yang kembali bersama para kerabatnya,<br />
seperti kejayaannya di kehidupan yang lampau. Jadi, ini juga<br />
bukan pertama kalinya Devadatta kehilangan pengikutnya, ia<br />
mengalami hal yang sama di kehidupan yang lampau.”<br />
Para bhikku meminta Sang Bhagawan menjelaskan hal<br />
tersebut, Beliau kemudian menjelaskan apa yang selama ini tidak<br />
diketahui mereka karena kelahiran kembali.<br />
Sekali waktu Rājagaha di Kerajaan Magadha diperintah<br />
oleh Raja Magadha, saat itu Bodhisatta terlahir sebagai seekor<br />
rusa jantan. Setelah dewasa, ia tinggal di sebuah hutan sebagai<br />
pemimpin kawanan rusa yang berjumlah seribu ekor. Ia memiliki<br />
dua anak, yang bernama Lakkhaṇa (Keistimewaan) dan Kāḷa<br />
(Kegelapan). Setelah tua, ia mengalihkan tugasnya kepada<br />
kedua anaknya, menempatkan lima ratus ekor rusa dibawah<br />
perlindungan masing-masing anaknya. Sejak saat itu, kedua rusa<br />
muda bertanggung jawab untuk melindungi kawanan rusa<br />
tersebut.<br />
Masa menjelang panen di Magadha, saat tanaman telah<br />
siap untuk dipanen di ladang-ladang, merupakan waktu yang<br />
berbahaya bagi kawanan rusa yang tinggal di sekitar tempat itu.<br />
Didorong oleh keinginan untuk membunuh semua makhluk yang<br />
memakan hasil panen mereka, para petani menggali lubang<br />
perangkap, memperbaiki pagar, mempersiapkan jebakan batu,<br />
80