22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

pendeta kerajaan apakah ia mengetahui apa yang bisa<br />

mengobati gajah-gajah ini. “Tentu saya tahu, Paduka,” jawab<br />

pendeta tersebut, dan saat dimintai penjelasan, ia berkata obat<br />

ajaibnya adalah lemak burung gagak. Raja memerintahkan agar<br />

gagak-gagak dibunuh dan lemak mereka diambil. Sejak saat itu,<br />

pembunuhan besar-besaran menimpa burung gagak, namun<br />

tidak pernah ada lemak yang ditemukan pada mereka.<br />

Sementara orang-orang terus melakukan pembunuhan hingga<br />

bangkai gagak menumpuk dimana-mana. Ketakutan besar<br />

melingkupi bangsa gagak.<br />

Pada saat itu Bodhisatta menetap di sebuah pemakaman<br />

besar, sebagai pemimpin dari delapan puluh ribu ekor gagak.<br />

Salah seekor dari mereka membawa berita ini padanya,<br />

menceritakan tentang ketakutan yang melanda para gagak. Dan<br />

Bodhisatta mengetahui tidak ada yang bisa mencoba<br />

menyelesaikan hal itu selain dirinya, memutuskan untuk<br />

membebaskan bangsanya dari ketakutan besar mereka.<br />

Merenungkan Sepuluh Kesempurnaan, dan dari sana,<br />

menetapkan Cinta Kasih sebagai pegangannya, ia terbang tanpa<br />

henti menuju istana raja dan masuk melalui jendela yang<br />

terbuka, dan hinggap di kolong singgasana raja. Seorang<br />

pelayan langsung berusaha untuk menangkap burung tersebut,<br />

namun raja yang masuk ke dalam ruangan melarangnya.<br />

Memulihkan diri sejenak, makhluk yang agung itu<br />

mengingat pada cinta kasih, keluar dari singgasana raja dan<br />

berbicara seperti ini kepada Raja, “Paduka, seorang raja<br />

seharusnya mengingat pepatah bahwa raja tidak boleh<br />

digerakkan oleh hasrat dan nafsu jahat lainnya dalam<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

menjalankan kerajaan mereka. Sebelum bertindak, terlebih<br />

dahulu harus menguji dan mengetahui keseluruhan masalah itu,<br />

dan kemudian, hanya melakukan apa yang bermanfaat. Jika raja<br />

melakukan apa yang tidak bermanfaat, mereka memenuhi<br />

ratusan makhluk dengan rasa takut yang hebat, termasuk<br />

ketakutan terhadap kematian. [486] Dan dalam memberikan<br />

resep berupa lemak burung gagak, pendetamu hanya<br />

menyarankannya demi membalas dendam melalui kebohongan;<br />

karena gagak tidak mempunyai lemak.”<br />

Dengan kata-kata tersebutlah ia memenangkan hati raja,<br />

dan ia meminta agar Bodhisatta ditempatkan di sebuah<br />

singgasana emas dan diberi upacara pemercikan di bagian<br />

sayapnya dengan minyak pilihan dan dijamu dengan daging dan<br />

minuman yang dipersiapkan untuk raja sendiri dalam wadah<br />

emas. Setelah makhluk agung itu makan dan telah rileks, raja<br />

berkata, “Guru, engkau mengatakan bahwa gagak tidak<br />

mempunyai lemak. Mengapa mereka bisa tidak mempunyai<br />

lemak?”<br />

“Karena ini,” jawab Bodhisatta dengan suara yang<br />

memenuhi seluruh istana, ia mengucapkan kebenaran dalam<br />

syair berikut ini : —<br />

Dalam ketakutan tanpa henti,<br />

atas permusuhan dari seluruh umat manusia,<br />

hidup mereka lalui;<br />

karena itulah gagak tidak memiliki lemak.<br />

689<br />

690

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!