22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

ringan jika diperoleh sedikit demi sedikit; Demikianlah ia yang<br />

bijaksana dan penuh kebaikan di kehidupan yang lampau, saat<br />

menemukan potongan emas yang terlalu berat untuk diangkat<br />

sekali jalan, mula-mula ia memecahkannya sehingga<br />

memungkinkan untuk membawa harta itu sepotong demi<br />

sepotong.” Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Beliau<br />

menceritakan kisah kelahiran lampau ini.<br />

___________________<br />

Sekali waktu ketika Brahmadatta memerintah di Benares,<br />

Bodhisatta terlahir sebagai seorang petani di sebuah desa. Suatu<br />

hari ia membajak di ladang yang dulunya merupakan sebuah<br />

pedesaan. Pada masa desa itu masih berdiri, seorang saudagar<br />

kaya wafat dengan meninggalkan potongan emas yang besar,<br />

tertanam di dalam tanah yang sekarang merupakan ladang itu.<br />

Potongan emas itu setebal lingkar paha orang dewasa, dengan<br />

panjang empat kubik penuh. Bajak Bodhisatta mengenai<br />

potongan emas ini dan tersangkut di sana. Menduga itu adalah<br />

akar pohon yang menyebar, ia menggalinya; namun ia<br />

menemukan apa yang sebenarnya tersangkut di bajaknya,<br />

mulailah ia membersihkan kotoran dari emas tersebut. Saat<br />

waktu kerja telah berakhir dan matahari telah terbenam, ia<br />

meninggalkan bajak dan perlengkapannya di pinggir, mencoba<br />

menempatkan harta terpendam itu di bahunya dan membawa<br />

pergi harta tersebut. Namun ia tidak mampu mengangkatnya. Ia<br />

duduk di depan harta itu dan berpikir secara mendalam apa yang<br />

akan ia lakukan dengannya. “Saya akan mempunyai banyak<br />

harta untuk melanjutkan hidupku, begitu banyak yang bisa saya<br />

kubur sebagai harta terpendam, begitu banyak untuk digunakan<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

dalam keperluan dagang, dan begitu banyak pula yang bisa<br />

digunakan untuk amal dan perbuatan baik lainnya,” pikirnya pada<br />

dirinya sendiri. Karena itu, ia memotong emas tersebut menjadi<br />

empat bagian. Pembagian itu membuat beban tersebut menjadi<br />

lebih mudah dibawa olehnya. Ia memikul potongan emas itu<br />

pulang ke rumahnya. Setelah menghabiskan hidup dengan<br />

melakukan amal dan perbuatan baik lainnya, ia meninggal dunia<br />

dan terlahir kembali di alam bahagia sesuai dengan hasil<br />

perbuatannya.<br />

___________________<br />

Setelah uraian tersebut berakhir, Sang Guru, sebagai<br />

seorang Buddha, membacakan syair ini : — [278]<br />

Ketika kegembiraan mengisi hati dan pikiran,<br />

Ketika kebenaran dipraktikkan untuk mendapatkan<br />

kedamaian,<br />

Ia yang melakukan hal demikian, akan mendapatkan<br />

kemenangan, dan semua belenggu musnah sama sekali.<br />

Ketika Sang Guru telah menyampaikan ajaran yang akan<br />

membawa pada pencapaian tingkat kesucian Arahat sebagai titik<br />

puncaknya, Beliau mempertautkan dan menjelaskan tentang<br />

kelahiran tersebut dengan berkata, “Di masa itu, Saya adalah<br />

petani yang mendapatkan potongan emas itu.”<br />

323<br />

324

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!