22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Demikian juga dengan Suppavāsā yang mengandung selama<br />

tujuh tahun dan melahirkan setelah tujuh hari adalah akibat<br />

perbuatannya sendiri di kehidupan yang lampau.” Setelah<br />

mengucapkan kata-kata tersebut, Beliau menceritakan kisah<br />

kelahiran lampau ini.<br />

____________________<br />

Sekali waktu ketika Brahmadatta memerintah di Benares,<br />

Bodhisatta adalah putra mahkota, ia tumbuh dewasa dan<br />

mendapat pendidikan di Takkasilā, dan setelah ayahnya<br />

meninggal ia menjadi seorang raja dan memerintah dengan<br />

penuh keadilan. Pada masa itu, Raja Kosala datang dengan<br />

kekuatan yang hebat untuk berperang dengan Benares, dan<br />

membunuh raja serta mengambil Ratu Benares menjadi istrinya.<br />

Saat raja dibunuh, putranya melarikan diri melalui<br />

selokan. Setelah itu ia mengumpulkan kekuatan yang besar dan<br />

datang ke Benares. Berkemah di dekat sana, ia mengirim pesan<br />

kepada raja untuk menyerahkan kerajaannya atau berperang.<br />

Raja mengirim jawaban bahwa ia memilih berperang. Namun ibu<br />

pangeran muda ini, mengetahui hal tersebut, mengirim pesan<br />

kepada anaknya, yang mengatakan, “Tidak perlu melakukan<br />

peperangan. Biarlah setiap jalan masuk ke kota di setiap sisi<br />

diberi pengawasan dan diberi penghalang, sehingga mereka<br />

kehabisan kayu bakar, air dan makanan, membuat orang-orang<br />

lemas. Setelah itu kota akan jatuh ke tanganmu tanpa perlu<br />

melakukan peperangan.” Mengikuti nasihat ibunya, selama tujuh<br />

hari pangeran tersebut mengawasi kota dengan ketat melalui<br />

blokade, hingga akhirnya pada hari ketujuh para penduduk<br />

memenggal kepala raja dan membawakannya untuk pangeran<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

tersebut. Kemudian ia memasuki kota dan menjadikan dirinya<br />

sebagai raja. Setelah meninggal dunia ia terlahir kembali ke alam<br />

yang sesuai dengan hasil perbuatannya.<br />

____________________<br />

Hasil dan akibat tindakannya memblokir kota selama<br />

tujuh hari adalah selama tujuh tahun ia berada dalam<br />

kandungan, dan proses kelahirannya berlangsung selama tujuh<br />

hari. Namun, karena ia bersujud di kaki Buddha Padumuttara dan<br />

memberikan sejumlah persembahan (dana) dengan tekad untuk<br />

menjadi seorang Arahat, ia pun mendapatkan berkah mencapai<br />

tingkat kesucian Arahat; dan karena di masa Buddha Vipassī, ia<br />

memberikan sejumlah persembahan dengan tekad yang sama,<br />

bersama para penduduk kota, mempersembahkan dana yang<br />

amat bernilai;— [410] karenanya, atas kebaikannya, ia<br />

mendapatkan berkah mencapai tingkat kesucian Arahat. Dan<br />

karena Suppavāsā yang mengirim pesan meminta anaknya<br />

mengambil alih kota melalui blokade, mendapatkan balasan<br />

dengan mengandung selama tujuh tahun dan melahirkan setelah<br />

tujuh hari.<br />

Uraian-Nya berakhir, Sang Guru, sebagai seorang<br />

Buddha, mengulangi syair berikut ini:<br />

Dalam samaran kegembiraan dan kesenangan,<br />

penderitaan muncul dan menggoyahkan batin untuk<br />

menguasai diri orang-orang yang lengah.<br />

Setelah memberikan pelajaran ini, Sang Guru<br />

menjelaskan tentang kelahiran tersebut dengan berkata, “Sīvali<br />

565<br />

566

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!