22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

tangan kalian; lakukan segera dan kerjakan demi<br />

keselamatanku.” “Sejumlah besar uang dan sejumlah besar<br />

persediaan dari berbagai jenis makanan akan menjadi milik<br />

kami,” pikir para brahmana dengan gembira; dan meminta agar<br />

raja tidak perlu merasa takut. Mereka segera berangkat dari<br />

istana. Di luar kota, mereka menggali sebuah lubang untuk<br />

menempatkan kurban dan mengumpulkan sejumlah besar<br />

makhluk berkaki empat, yang sempurna tanpa cacat, dan<br />

burung-burung. Namun, mereka menemukan masih ada yang<br />

kurang, dan mereka terus-menerus menemui raja untuk meminta<br />

ini dan itu. Tindakan mereka dilihat oleh Ratu Mallika (Mallikā),<br />

yang menemui raja dan bertanya apa yang membuat para<br />

brahmana itu selalu datang menemuinya.<br />

“Saya iri padamu,” kata raja, “ada seekor ular di<br />

telingamu, dan kamu tidak mengetahuinya.” “Apa maksud<br />

Maharaja?” “Saya telah bermimpi, oh, mimpi-mimpi yang tidak<br />

menguntungkan! Para brahmana memberitahukanku bahwa<br />

mimpi-mimpi itu menunjukkan satu dari tiga bencana besar; dan<br />

mereka ingin sekali mengadakan upacara kurban untuk<br />

mencegah hal-hal buruk. Itulah yang membuat mereka begitu<br />

sering kemari.” “Tetapi, sudahkah Maharaja bertanya kepada<br />

Brahmana Utama alam ini dan alam para Dewa?” “Siapakah dia,<br />

Ratuku yang baik?” tanya raja. “Tidakkah Maharaja tahu tokoh<br />

yang terkemuka di seluruh dunia, yang mahatahu dan mahasuci,<br />

guru para brahmana yang bersih tak ternoda? Beliau, Bhagawan,<br />

pasti akan mengerti mimpi-mimpi Maharaja. Pergilah untuk<br />

bertanya kepadanya.” “Kalau begitu, akan saya lakukan, Ratuku,”<br />

kata raja. Ia segera pergi ke wihara, memberi penghormatan<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

kepada Sang Guru, dan mengambil tempat duduk. “Apa yang<br />

membuat Maharaja datang kemari sepagi ini?” tanya Sang Guru<br />

dengan suara yang sejuk. “Bhante,” kata raja, “sesaat sebelum<br />

fajar, [336] saya memimpikan enam belas mimpi besar, yang<br />

begitu menakutkan bagi saya, sehingga saya menceritakannya<br />

kepada para brahmana. Mereka mengatakan bahwa mimpi saya<br />

menandakan hal-hal buruk, dan untuk mencegah ancaman<br />

bencana besar, mereka harus mengadakan upacara kurban di<br />

setiap perempatan jalan. Sehingga mereka sibuk menyiapkan<br />

upacara tersebut, dan banyak makhluk hidup terlihat ketakutan<br />

akan kematian di mata mereka. Namun, saya mohon kepada<br />

Bhagawan, yang paling terkemuka di alam manusia dan para<br />

Dewa, pengetahu segala sesuatu yang berkaitan dengan masa<br />

lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang,—Oh,<br />

Bhagawan, saya mohon beritahukanlah kepadaku apa yang akan<br />

terjadi dari mimpiku.”<br />

“Memang benar, Maharaja, bahwa tidak ada yang lain<br />

selain saya yang bisa menceritakan arti mimpimu atau apa yang<br />

akan terjadi dari mimpi itu. Akan saya beritahukan. Hanya saja<br />

sebagai permulaannya, ceritakanlah kepadaku mengenai mimpi<br />

yang engkau alami.”<br />

“Baiklah, Bhante,” kata raja, dan segera memulai daftar<br />

ini, urutan yang muncul dalam mimpinya : —<br />

Diawali sapi jantan, pepohonan, sapi betina, anak sapi,<br />

Kuda, mangkuk, rubah betina, kendi air,<br />

Sebuah kolam, nasi mentah, kayu cendana,<br />

429<br />

430

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!