22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

— Inilah enam jalan utama menuju kesucian.<br />

[367] Dengan cara bijaksana ini, Bodhisatta menjawab<br />

pertanyaan putranya mengenai jalan menuju kesucian batin, dan<br />

sejak saat itu anak laki-laki tersebut mengikuti keenam aturan itu.<br />

Setelah hidup dengan melakukan amal dan perbuatan baik<br />

lainnya, Bodhisatta meninggal dunia untuk terlahir kembali di<br />

alam bahagia sesuai dengan hasil perbuatannya.<br />

__________________<br />

Setelah uraian-Nya berakhir, Sang Guru mempertautkan<br />

kelahiran tersebut dengan berkata, “Anak ini juga merupakan<br />

anak yang sama di masa itu, dan Saya sendiri adalah<br />

Bendaharawan Agung tersebut.”<br />

No.85.<br />

KIMPAKKA-JĀTAKA<br />

“Seperti mereka yang meninggal,” dan seterusnya. Kisah<br />

ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berada di Jetawana,<br />

mengenai seorang bhikkhu yang penuh nafsu. Menurut kisah<br />

yang disampaikan secara turun temurun, terdapat seorang dari<br />

keturunan keluarga baik-baik yang mencurahkan hidupnya pada<br />

ajaran Buddha dan bergabung dalam Sanggha. Namun suatu<br />

hari, saat sedang melakukan pindapata di Sawatthi, nafsunya<br />

menggelora saat memandang seorang wanita yang berpakaian<br />

493<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

cantik. Saat dibawa oleh guru dan pembimbingnya ke hadapan<br />

Sang Guru, ia menanggapi pertanyaan Sang Guru dengan<br />

mengakui bahwa hasrat telah merasuki dirinya. Sang Guru<br />

berkata, “Wahai Bhikkhu, sesungguhnya kelima jenis nafsu yang<br />

ditimbulkan oleh indra akan terasa manis pada saat dinikmati;<br />

namun kenikmatan yang diperoleh darinya (akan membawa<br />

penderitaan berupa kelahiran kembali di neraka dan alam rendah<br />

lainnya) bagaikan menikmati Buah Apa 165 . Kiṃpakka ini<br />

sangatlah indah dipandang mata, sangat harum dan manis;<br />

namun setelah dimakan, akan merusak organ dalam dan<br />

membawa kematian. Di masa lampau, karena ketidaktahuan<br />

[368] akan sifat alaminya yang buruk, sekumpulan orang tergoda<br />

oleh keelokan, keharuman dan rasa manis buah tersebut,<br />

menyantapnya sehingga mereka akhirnya meninggal.” Setelah<br />

mengucapkan kata-kata tersebut, Beliau menceritakan kisah<br />

kelahiran lampau ini.<br />

____________________<br />

Suatu ketika pada saat Brahmadatta memerintah di<br />

Benares, Bodhisatta terlahir kembali sebagai pimpinan dari<br />

serombongan karavan gerobak. Suatu waktu, mereka melakukan<br />

perjalanan dari timur ke barat dengan lima ratus buah gerobak.<br />

Pada saat tiba di pinggir hutan, beliau mengumpulkan semua<br />

pengikutnya dan berkata, “Dalam hutan ini tumbuh pepohonan<br />

yang menghasilkan buah yang beracun. Jangan ada seorang<br />

pun yang memakan buah yang asing tanpa bertanya terlebih<br />

165<br />

Kiṃpakka; Secara harfiah ‘Kiṃ’ artinya adalah ‘Apa’, sedangkan ‘Pakka’ adalah ‘Buah’. Di<br />

dalam Pali-English Dictionary, Rhys Davids, dituliskan bahwa ‘Kiṃpakka’ adalan nama dari<br />

sejenis buah yang aneh dan tidak diketahui namanya, yang juga beracun.<br />

494

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!