22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

burung-burung, yang karena kilau keemasan mereka, sehingga<br />

disebut Angsa-angsa Emas Kerajaan. Mimpi ini akan berakibat<br />

apa?”<br />

“Mimpi ini juga hanya akan terjadi pada masa yang akan<br />

datang, pada masa pemerintahan para raja yang lemah. Pada<br />

masa mendatang, akan muncul para raja yang tidak mempunyai<br />

pengetahuan apa pun tentang gajah ataupun keahlian-keahlian<br />

lainnya, dan akan menjadi pengecut di medan pertempuran.<br />

Karena takut akan digulingkan dan disingkirkan dari takhta<br />

kerajaan, mereka meningkatkan kekuatan bukan pada para<br />

bangsawan mereka, melainkan pada para pelayan mereka,<br />

pelayan yang menyediakan air mandi, tukang cukur, dan<br />

sejenisnya. Demikianlah, karena tidak mendapatkan dukungan<br />

dari istana dan tidak mampu menyokong diri mereka sendiri,<br />

peran para bangsawan akan berkurang dan hanya menjadi<br />

pembantu para penguasa baru,—sama seperti gagak yang<br />

mempunyai Angsa-angsa Emas Kerajaan sebagai pengiringnya.<br />

Meskipun demikian, Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal<br />

tersebut. Ceritakanlah mimpimu yang keenam belas.”<br />

“Sampai saat ini, Bhante, selalu macan kumbang yang<br />

memangsa kambing; tetapi, dalam mimpi saya, terlihat kambingkambing<br />

yang mengejar macan-macan kumbang dan memangsa<br />

mereka— nyam, nyam, nyam! Sementara itu, saat memandang<br />

kambing-kambing itu dari kejauhan, serigala-serigala yang<br />

diserang ketakutan melarikan diri dan bersembunyi di sarang<br />

mereka di dalam semak belukar. Seperti itulah mimpi saya.<br />

Mimpi ini akan berakibat apa?”<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

“Mimpi ini juga hanya akan terjadi pada masa yang akan<br />

datang, pada masa pemerintahan para raja yang jahat. Pada<br />

masa itu, mereka yang hina akan diangkat menjadi penguasa<br />

dan kesayangan raja, sedangkan para bangsawan akan<br />

diabaikan dan menderita. Dengan pengaruh yang diperoleh di<br />

pengadilan-pengadilan karena dukungan dari raja, para<br />

penguasa baru ini akan meminta dengan paksa tanah leluhur,<br />

pakaian, dan semua milik kaum bangsawan. Jika para<br />

bangsawan meminta hak-hak mereka di pengadilan, para wakil<br />

raja akan memerintahkan agar mereka dipentung, disiksa<br />

dengan cara memukul telapak kaki mereka dengan tongkat,<br />

diseret dan diusir, disertai makian seperti ini : — ‘Tahu diri, dasar<br />

Bodoh! Apa? Mau menentang kami? Raja harus tahu tentang<br />

kekurangajaran kalian, dan kami akan memerintahkan agar<br />

tangan dan kaki kalian dipotong, dan melaksanakan hukumanhukuman<br />

lainnya!” Para bangsawan yang ketakutan akan<br />

mengiakan bahwa harta milik mereka benar-benar merupakan<br />

milik para penguasa baru yang suka menindas itu, dan akan<br />

meminta mereka untuk menerimanya. Dan mereka akan pulang<br />

dengan terburu-buru ke rumah, dan membungkuk ketakutan.<br />

Sama halnya, para bhikkhu yang jahat akan suka mengganggu<br />

para bhikkhu yang baik dan mulia, hingga yang disebut<br />

belakangan, setelah melihat tidak ada seorang pun yang bisa<br />

menolong mereka, akan melarikan diri ke hutan belantara.<br />

Penindasan terhadap kaum bangsawan dan para bhikkhu yang<br />

baik oleh mereka yang hina dan para bhikkhu yang jahat, akan<br />

sama seperti serigala-serigala yang ketakutan terhadap kambing.<br />

Meskipun demikian, Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal<br />

445<br />

446

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!