22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

bekerja sama dengan seorang pemburu untuk menghancurkan<br />

seluruh kadal tersebut.<br />

Suatu hari di musim panas, semut-semut keluar dari<br />

sarang mereka setelah hujan badai reda, dan [488] kadal-kadal<br />

itu berlari dengan cepat kesana kemari untuk menangkap dan<br />

memangsa mereka. Pada masa itu datanglah seorang<br />

penangkap kadal ke dalam hutan dengan membawa sekop dan<br />

anjing-anjing untuk menggali keluar kadal-kadal itu; bunglon itu<br />

memikirkan tentang hasil tangkapan yang bisa diberikannya<br />

kepada penangkap itu. Ia menemui orang itu, dan, berdiri di<br />

hadapannya, bertanya mengapa ia berada di hutan. “Untuk<br />

menangkap kadal,” jawabnya. “Baiklah, saya mengetahui sebuah<br />

lubang, tempat tinggalnya ratusan ekor kadal,” kata bunglon itu;<br />

“bawa api dan ranting kayu, dan ikutilah saya.” Ia membawa<br />

orang itu ke tempat tinggal para kadal. “Sekarang,” kata bunglon<br />

itu, “tempatkan kayu bakarmu di sini dan asapi hingga kadalkadal<br />

itu keluar dari sarang mereka. Di saat yang sama, biarkan<br />

anjing-anjingmu untuk berjaga-jaga di sekitar tempat ini dan<br />

ambillah sebatang tongkat yang besar di tanganmu, kemudian<br />

saat kadal-kadal itu berhamburan keluar, jatuhkan mereka dan<br />

tumpukkan hasil buruanmu.” Setelah mengucapkan kata-kata<br />

tersebut, bunglon pengkhianat itu mundur ke suatu tempat di<br />

dekat sana, dimana ia bertengger, dengan kepala tegak, berkata<br />

pada dirinya sendiri, — “Hari ini saya akan melihat musuh saya<br />

kalah habis-habisan.”<br />

Penangkap itu mulai membuat asap agar kadal-kadal<br />

keluar; Kekhawatiran akan keselamatan diri membuat mereka<br />

berhamburan keluar dalam keadaan kacau balau dari sarang<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

mereka. Begitu mereka keluar, penangkap itu menghantam<br />

kepala mereka, dan jika ia melewatkan mereka, mereka akan<br />

menjadi mangsa anjing-anjingnya. Maka terjadilah pembunuhan<br />

besar-besaran terhadap para kadal. Menyadari ini adalah ulah<br />

bonglon itu, Bodhisatta berseru, “Seseorang tidak boleh<br />

berteman dengan mereka yang jahat, karena persahabatan<br />

seperti itu hanya akan membawa penderitaan bagi kelompok<br />

mereka. Seekor bunglon yang jahat telah membawa kutukan<br />

bagi seluruh kadal.” Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, ia<br />

melarikan diri melalui jalan keluar yang telah dipersiapkannya,<br />

mengucapkan syair berikut ini : —<br />

Teman yang jahat tidak pernah membawa akhir yang<br />

baik; hanya melalui persahabatan dengan seekor<br />

bunglon saja, seluruh kawanan kadal menemui ajal<br />

mereka.<br />

____________________<br />

[489] Setelah uraian-Nya berakhir, Sang Guru<br />

menjelaskan tentang kelahiran tersebut dengan berkata,<br />

“Devadatta adalah bunglon di masa itu; bhikkhu yang berkhianat<br />

ini adalah kadal muda yang tidak patuh, putra dari Bodhisatta,<br />

dan Saya sendiri adalah raja kadal.”<br />

693<br />

694

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!