22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

itu di pinggir kolam, raksasa yang merasa heran itu berseru,<br />

“Saya telah hidup cukup lama di kolam ini, namun tidak pernah<br />

melihat, termasuk manusia, ada yang memiliki kepintaran yang<br />

demikian mengagumkan! Di sini ada seekor kera yang memetik<br />

semua bunga yang ia inginkan, dan tetap aman dari wilayah<br />

kekuasaanku.” Meninggalkan kolam dengan air yang bergelombang,<br />

raksasa itu keluar dari kolam menuju ke tempat Bodhisatta<br />

berdiri, dan menyapa, “Wahai Raja Kera, ia yang memiliki tiga<br />

keahlian dapat menguasai semua musuhnya; dan kamu, saya<br />

duga, memiliki ketiganya.” Setelah mengucapkan kata-kata<br />

tersebut, ia mengulangi syair berikut ini sebagai pujian kepada<br />

Bodhisatta : —<br />

Siapa pun yang seperti dirimu, wahai Raja Kera,<br />

menggabungkan ketangkasan, keberanian dan akal,<br />

dapat melihat musuh-musuhnya berbalik dan<br />

menemukan jalan membebaskan diri.<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Melihat kejadian tersebut dari jauh, ayah Bodhisatta tahu<br />

rencananya telah gagal. “Saya ingin mengirim anak itu untuk<br />

menjadi umpan raksasa, dan sekarang ia kembali dengan sehat<br />

dan selamat, bersama raksasa yang merendahkan diri<br />

membawakan bunga untuknya! Saya telah dihancurkannya!”<br />

teriak kera tua itu, dan jantungnya hancur berantakan [283]<br />

dalam tujuh potongan. Ia mati di sana saat itu juga. Semua kera<br />

berkumpul bersama, memilih Bodhisatta menjadi raja mereka.<br />

____________________<br />

Setelah uraian tersebut berakhir, Sang Guru<br />

mempertautkan dan menjelaskan tentang kelahiran tersebut<br />

dengan berkata, “Devadatta adalah raja kera itu, dan Saya<br />

sendiri adalah anaknya.”<br />

No.59.<br />

Setelah menyelesaikan pujian tersebut, ia bertanya pada<br />

Bodhisatta mengapa ia mengumpulkan bunga-bunga tersebut.<br />

“Ayah saya ingin menjadikan saya sebagai raja bangsa<br />

kera,” kata Bodhisatta, “untuk itulah saya mengumpulkan bungabunga<br />

ini.”<br />

“Makhluk tanpa tandingan seperti dirimu tidak seharusnya<br />

membawa bunga-bunga ini,” seru raksasa tersebut; “Saya<br />

akan membawakannya untukmu.” Setelah mengucapkan katakata<br />

tersebut, ia memungut bunga-bunga itu dan mengikuti<br />

Bodhisatta dari belakang.<br />

BHERIVĀDA-JĀTAKA<br />

“Jangan bertindak keterlaluan,” dan seterusnya. Kisah ini<br />

diceritakan oleh Sang Guru ketika berada di Jetawana, mengenai<br />

seorang bhikkhu yang selalu mengikuti kehendak hatinya sendiri.<br />

Ketika ditanya oleh Sang Guru apakah laporan bahwa ia selalu<br />

mengikuti kehendaknya sendiri benar adanya, bhikkhu itu<br />

menjawab bahwa hal tersebut adalah benar adanya. “Ini bukan<br />

pertama kalinya, Bhikkhu,” kata Sang Guru, “engkau menunjukkan<br />

bahwa dirimu selalu bertindak sesuka hatimu; engkau<br />

331<br />

332

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!