22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

tidak bisa diketahui, tidak pasti seperti jalur Ikan-ikan di<br />

dalam air, — kaum wanita mempertahankan kebenaran<br />

sebagai kebohongan, dan kebohongan sebagai<br />

kebenaran!<br />

Setamak sapi-sapi yang mencari padang rumput baru,<br />

Wanita, tidak bisa dikenyangkan, berhasrat pada<br />

pasangan demi pasangan.<br />

Seperti pasir yang tidak stabil, kejam seperti ular,<br />

wanita mengetahui semua hal; Tidak ada yang bisa<br />

disembunyikan dari mereka!<br />

____________________<br />

“Adalah hal tidak mungkin untuk menjaga seorang<br />

wanita,” kata Sang Guru. Setelah uraian-Nya berakhir, Beliau<br />

membabarkan Dhamma, di akhir khotbah, bhikkhu yang (tadinya)<br />

gelisah itu memenangkan phala tingkat kesucian Sotāpanna.<br />

Sang Guru kemudian mempertautkan dan menjelaskan tentang<br />

kelahiran tersebut dengan berkata: — “Pada masa itu Saya<br />

adalah Raja Benares.”<br />

[Catatan : Pemukulan terhadap pendeta kerajaan itu<br />

merupakan pokok ukiran Bharhut, Plate 26, 8. Untuk tipuan yang sama<br />

dengan yang digunakan gadis itu untuk menghindari siksaan api, lihat<br />

Folklore.3.291.]<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

No.63.<br />

TAKKA-JĀTAKA<br />

“Wanita dipenuhi oleh kemarahan,” dan seterusnya.<br />

Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berada di Jetawana,<br />

mengenai seorang bhikkhu lain yang merasa gelisah karena<br />

nafsu indriawinya. Ketika ditanyai, bhikkhu itu mengakui kalau ia<br />

merasa gelisah karena nafsu indriawinya. Sang Guru berkata,<br />

“Wanita adalah makhluk yang tidak tahu berterima kasih dan<br />

curang; Mengapa engkau merasa gelisah dikarenakan nafsu<br />

indriawi terhadap mereka?” Dan Beliau menceritakan kisah<br />

kelahiran lampau ini.<br />

___________________<br />

Sekali waktu ketika Brahmadatta memerintah di Benares,<br />

Bodhisatta yang telah memilih hidup sebagai petapa, ia<br />

membangun sebuah tempat pertapaan di tepi Sungai Gangga, di<br />

sana ia memperoleh pencapaian dan kemampuan batin luar<br />

biasa, dan menetap dalam kebahagiaan jhana. Pada masa itu,<br />

Saudagar Benares mempunyai seorang anak perempuan yang<br />

galak dan kejam, yang dikenal dengan sebutan Wanita Jahat, ia<br />

selalu memaki dan memukul para pelayan dan budaknya. Suatu<br />

hari, mereka membawa nyonya muda [296] mereka untuk<br />

menyenangkan diri di Sungai Gangga; Gadis itu sedang bermain<br />

dalam air, ketika matahari terbenam dan sebuah kilat besar<br />

menyambar ke arah mereka. Para penduduk berhamburan pergi,<br />

dan pendamping gadis tersebut, berseru, “Sekarang saat terakhir<br />

kalinya kita melihat makhluk ini!” Mereka melemparkannya tepat<br />

353<br />

354

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!