22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

saya sendiri. Singa, raja hewan buas, bisa membunuh mereka<br />

hanya karena mantra ‘Teruslah bersinar dalam kemuliaanmu,<br />

Paduka.’ Saya akan membuat singa memanggil saya, ‘Teruslah<br />

bersinar dalam kemuliaanmu, Serigala,’ dan saya akan<br />

membunuh seekor gajah untuk diriku sendiri.” Karenanya, ia<br />

mencari singa tersebut, menyatakan ia telah lama hidup dari apa<br />

yang dibunuh oleh Singa, menyatakan keinginannya untuk<br />

makan seekor gajah yang ia bunuh sendiri, diakhiri dengan<br />

sebuah permohonan kepada singa itu untuk membiarkan dia<br />

mengambil tempat di sudut yang ditempati oleh singa di Gua<br />

Emas, sementara singa mendaki gunung tersebut untuk mencari<br />

gajah. Setelah mendapatkan buruannya, ia meminta singa untuk<br />

datang menemuinya di goa tersebut dan berkata, ‘Teruslah<br />

bersinar dalam kemuliaanmu, Serigala.’ Ia memohon singa itu<br />

agar jangan begitu iri padanya. Singa berkata, “Serigala, hanya<br />

singa yang mampu membunuh gajah, di dunia ini, tidak pernah<br />

ada yang melihat seekor serigala menundukkan mereka.<br />

Hentikan khayalan ini, dan teruslah makan apa yang saya<br />

mangsa.” Namun, apa pun yang dikatakan oleh singa, serigala<br />

itu tidak mau menyerah, dan terus mendesak dengan<br />

permohonannya. Maka akhirnya singa itu menyerah, meminta<br />

serigala itu menempati guanya, memanjat ke puncak dan<br />

mengamati seekor gajah di sana. Kembali ke mulut gua, ia<br />

berkata, “Teruslah bersinar dalam kemuliaanmu, Serigala.”<br />

Kemudian dari Gua Emas, serigala itu [493] dengan gesit<br />

melompat keluar, mencari berkeliling pada empat penjuru, dan<br />

melolong sebanyak tiga kali, kemudian menerjang ke arah gajah<br />

itu, bertujuan untuk mengunci kepalanya, namun sasarannya<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

meleset, ia mendarat di kaki gajah tersebut. Makhluk yang marah<br />

itu mengangkat kaki kanannya dan menghantam kepala serigala<br />

tersebut. Ia menginjak tulang-tulangnya hingga menjadi tepung,<br />

kemudian memukuli bangkainya menjadi satu tumpukan, dan<br />

membuang kotoran di atasnya. Setelah itu gajah tersebut berlari<br />

masuk ke dalam hutan. Melihat semua ini, Bodhisatta berkata,<br />

“Sekarang, teruslah bersinar dalam kemuliaanmu, Serigala.” Dan<br />

mengucapkan syair berikut ini: —<br />

Mayatmu yang rusak, otak yang hancur menjadi tepung,<br />

Menunjukkan bagaimana engkau terus bersinar dalam<br />

kemuliaanmu hari ini.<br />

Demikianlah yang diucapkan oleh Bodhisatta, dan hidup<br />

hingga usia tua sebelum ia meninggal dunia dalam waktu yang<br />

sempurna untuk terlahir kembali di alam bahagia sesuai dengan<br />

hasil perbuatannya.<br />

___________________<br />

Setelah uraian-Nya berakhir, Sang Guru menjelaskan<br />

kelahiran tersebut dengan berkata, “Devadatta adalah serigala di<br />

masa itu, dan Saya adalah singa.”<br />

701<br />

702

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!