22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Ketika Sang Guru telah membabarkan ajaran-Nya<br />

kepada brahmana tersebut dalam bentuk syair ini, Beliau<br />

melanjutkannya dengan membabarkan Empat Kebenaran Mulia,<br />

pada akhir khotbah brahmana tersebut, bersama putranya,<br />

mencapai tingkat kesucian Sotāpanna. Sang Guru<br />

mempertautkan kelahiran tersebut dengan berkata, “Ayah dan<br />

anak pada kelahiran ini juga merupakan ayah dan anak di masa<br />

itu, dan Saya sendiri adalah petapa tersebut.”<br />

Berbicaralah dengan ramah, jangan mencerca<br />

pengikutmu;<br />

cintai kebaikan; cercaan adalah bibit penderitaan.<br />

Setelah Sang Guru mengakhiri uraian-Nya, Beliau<br />

mempertautkan kelahiran tersebut dengan berkata, “Ānanda<br />

adalah brahmana pada masa itu, Uppalavaṇṇā adalah istrinya,<br />

dan Saya adalah Sārambha.”<br />

No.88.<br />

No.89.<br />

SĀRAMBHA-JĀTAKA<br />

KUHAKA-JĀTAKA<br />

“Berbicaralah dengan ramah,” dan seterusnya. Kisah ini<br />

diceritakan oleh Sang Guru ketika berada di Sawatthi, mengenai<br />

aturan yang berkenaan dengan kata-kata yang kasar. Cerita<br />

pembuka dan kisah kelahiran lampaunya sama dengan<br />

Nandivisāla-Jātaka pada bab sebelumnya 170 .<br />

Namun dalam kasus ini [375] terdapat perbedaan<br />

dimana Bodhisatta adalah seekor sapi jantan yang bernama<br />

Sārambha, dan merupakan peliharaan seorang brahmana dari<br />

Takkasilā di Kerajaan Gandhāra. Setelah menceritakan kisah<br />

kelahiran lampau, Sang Guru, sebagai seorang Buddha,<br />

mengucapkan syair berikut ini : —<br />

“Betapa masuk akalnya,” dan seterusnya. Kisah ini<br />

diceritakan oleh Sang Guru ketika berada di Jetawana mengenai<br />

seorang penipu. Penjelasan mengenai tipu muslihatnya akan<br />

diceritakan dalam Uddāla-Jātaka 171 .<br />

___________________<br />

Suatu ketika pada saat Brahmadatta memerintah di<br />

Benares, di dekat sebuah desa kecil, tinggallah seorang petapa<br />

jahat yang licik, petapa ini berambut panjang dan kusut. Tuan<br />

tanah dari desa itu membangun sebuah tempat pertapaan di<br />

hutan untuk dihuni olehnya, dan selalu menyediakan makanan<br />

yang lezat bagi petapa tersebut di rumahnya. Tuan tanah<br />

170<br />

No.28.<br />

507<br />

171<br />

No.487.<br />

508

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!