22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

menangkapnya, perjanjian yang sama dibuat, sehingga<br />

persediaan makanan harus dibagi menjadi empat bagian.<br />

Selanjutnya kucing keempat mendapatkannya dan makanan itu<br />

harus dibagi menjadi lima bagian, akibat jatah yang semakin<br />

berkurang, tikus itu menjadi kurus kering, seakan yang tersisa<br />

hanya tulang dan kulit. Melihat tikus yang merupakan temannya<br />

itu berubah menjadi begitu kurus, Bodhisatta menanyakan<br />

penyebabnya. Maka tikus itu pun menceritakan apa yang<br />

menimpanya.<br />

“Mengapa engkau tidak memberitahukan hal itu<br />

kepadaku sebelumnya?” tanya Bodhisatta, “Tenanglah, saya<br />

akan menolongmu untuk keluar dari masalah ini. Ia mengambil<br />

sepotong kristal murni, mengorek sebuah lubang dan meminta<br />

tikus itu masuk ke dalamnya. “Tinggallah di sana,” katanya, “dan<br />

jangan lupa mengancam dengan gaya yang buas dan memaki<br />

siapa pun yang mendekat.”<br />

Maka tikus itu merangkak ke dalam lubang kecil pada<br />

potongan kristal itu dan menunggu. Datanglah seekor kucing<br />

yang menuntut daging miliknya. “Pergilah, kucing betina tua yang<br />

jahat,” kata tikus itu, “mengapa saya harus menyediakan<br />

makanan untukmu? Pulang dan makan anak-anakmu!” Marah<br />

mendengar kata-kata tersebut, dan tidak menduga kalau tikus<br />

tersebut berada dalam batu kristal, kucing itu menerkam ke arah<br />

tikus untuk memangsanya; kerasnya terjangan itu membuat ia<br />

menghancurkan tulang dada dan matanya dimulai dari<br />

kepalanya. Kucing itu mati dan bangkainya jatuh tak terlihat.<br />

Nasib yang sama menimpa keempat kucing itu. Sejak saat itu,<br />

tikus yang merasa sangat berterima kasih pada Bodhisatta<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

membawakan dua hingga tiga keping koin menggantikan satu<br />

koin yang selalu ia berikan dulunya. Dan lambat laun ia<br />

memberikan seluruh simpanannya. Kedua makhluk ini terus<br />

bersahabat hingga hidup mereka berakhir dan mereka terlahir<br />

kembali di alam yang sesuai dengan hasil perbuatan mereka<br />

masing-masing.<br />

___________________<br />

Setelah menceritakan kisah tersebut, Sang Guru sebagai<br />

seorang Buddha, mengucapkan syair berikut ini : — [480]<br />

Dengan memberikan makanan pada seekor kucing,<br />

maka kucing kedua akan muncul;<br />

Kucing ketiga dan keempat melanjutkan barisan penuh<br />

hasil tersebut;<br />

— Lihatlah keempatnya mati karena batu kristal itu.<br />

Setelah uraian-Nya berakhir, Sang Guru menjelaskan<br />

kelahiran tersebut dengan berkata, “Keempat bhikkhu ini adalah<br />

keempat kucing di masa itu, Ibu Kāṇā adalah tikus itu dan Saya<br />

adalah pemahat batu tersebut.”<br />

[Catatan : Lihat Vinaya IV.79 untuk cerita pembukanya.]<br />

679<br />

680

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!