07.06.2015 Views

Aktivisme Islam - Democracy Project

Aktivisme Islam - Democracy Project

Aktivisme Islam - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong><br />

Mustapha, 1996; Korany, 1998). Jelaslah, liberalisasi politik pada<br />

akhir 1970-an dan 1980-an itu tidak memberi gerakan <strong>Islam</strong><br />

kekuatan substantif untuk ikut menentukan kebijakan dalam<br />

sistem politik. Meski begitu, banyak aktivis <strong>Islam</strong> melihat akses<br />

formal ke dalam sistem merupakan keuntungan nyata karena<br />

memberi mereka arena untuk agitasi <strong>Islam</strong>.<br />

Pada 1990-an, negara membalikkan arah liberalisasi dan<br />

meningkatkan pembatasan terhadap oposisi, terutama Ikhwanul<br />

Muslimun. Pembalikan ini dimulai ketika rezim mengeluarkan<br />

Undang-Undang Pemilu No. 206 yang mengubah batas<br />

distrik pemilihan dengan cara yang sama sekali tidak adil<br />

karena memberi keistimewaan kepada kandidat-kandidat<br />

dari Partai Nasional Demokratik (NDP) yang berkuasa. Partai<br />

berkuasa terus memperoleh subsidi keuangan dari negara,<br />

dan mempertahankan monopoli terhadap radio dan televisi<br />

selama kampanye pemilihan (al-Shourbaji, 1994; Auda dan<br />

Ibrahim, 1995). Kebijakan ini menyebabkan oposisi, termasuk<br />

Ikhwanul Muslimun, memboikot pemilihan parlemen 1990.<br />

Sebagai hasilnya, hanya tujuh kursi bisa diraih oleh oposisi<br />

resmi, yang artinya hanya 2% dari seluruh kursi. Jika kita<br />

memasukkan 8 kursi yang diperoleh calon <strong>Islam</strong> independen<br />

dan 23 kursi yang diraih kandidat independen dari Partai Wafd<br />

Baru, Partai Buruh, Liberal dan Nasseris yang sekular (38 kursi,<br />

atau sekitar 8% lebih sedikit), kita tetap memiliki parlemen<br />

yang secara proporsional tidak mewakili oposisi ketimbang<br />

hasil pemilihan pada 1979, yang memberikan sekitar 11% kursi<br />

kepada oposisi (Zaki, 1995: 94-96).<br />

188<br />

| Mohammed M. Hafez

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!