07.06.2015 Views

Aktivisme Islam - Democracy Project

Aktivisme Islam - Democracy Project

Aktivisme Islam - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong><br />

seseorang selain Allah. Beberapa kalangan menyebut istilah neo-Wahhabi,<br />

tetapi kebanyakan pengikutnya cenderung menyebut diri mereka sebagai<br />

kaum Salafi. Terminologi itu menjadi lebih rumit setelah 11 September.<br />

Istilah Wahhabi telah ditempatkan dalam satu makna hegemonik dalam pers<br />

internasional yang dengan kurang tepat mencerminkan penggunaannya<br />

di Arab Saudi sebelum 11 September. Saya menggunakan Wahhabi untuk<br />

menunjuk kepada penekanan yang ketat atas praktik-praktik keagamaan<br />

pribadi yang melekat pada pemahaman tekstual terhadap al-Quran dan<br />

Sunnah, dan saya menggunakan istilah Salafi ketika merujuk kepada individu<br />

atau tindakan yang mentransformasikan praktik-praktik ini ke dalam<br />

aktivisme politik. Tetapi, orang lain mungkin saja menggunakan istilah itu<br />

secara berbeda, dan ini menunjukkan adanya kebutuhan akan sebuah definisi<br />

yang lebih bisa dipertanggungjawabkan. Ini mungkin pekerjaan yang sulit<br />

karena kaum <strong>Islam</strong>is sendiri tidak setuju dengan peristilahan itu.<br />

7. Keluhan-keluhan internal mengenai distribusi timpang penghasilan minyak,<br />

ketidakadilan, dan otoritarianisme telah diperparah oleh keluhan eksternal,<br />

terutama hegemoni AS di wilayah tersebut, termasuk dukungan AS kepada<br />

Israel, sanksi terhadap Irak, dan dukungan terhadap rezim-rezim represif.<br />

Pasukan AS di Arab Saudi adalah isu eksternal sekaligus internal.<br />

8. Beberapa intelektual berpendapat bahwa perang Teluk, penggunaan tentaratentara<br />

perempuan, dan hadirnya pers asing adalah komponen-komponen<br />

krusial dari struktur kesempatan politik (political opportunity structure) yang<br />

melapangkan jalan bagi gerakan sosial. Saya tidak setuju. Jika kerangka pikiran<br />

ini digunakan, maka kesempatan-kesempatan (opportunities) yang relevan<br />

adalah penempatan pasukan AS (kondisi objektif) dan aliansi antara ulama<br />

negara dan keluarga penguasa (kondisi subjektif).<br />

9. Yang lain menggunakan istilah korup, penjilat, atau jahat yang merupakan<br />

kebalikan dari genuin, otentik, atau baik.<br />

10. Ada yang mengemukakan dengan sangat menarik perbandingan antara<br />

Ikhwan pada era 1920-an dan 1930-an dan Taliban di Afganistan pada saat<br />

ini. “Ikhwan bergerak dari kampung ke kampung, menggunakan unsur-unsur<br />

kejahatan dan kesesatan. Kemudian mereka akan kembali bergerak ke desa<br />

berikutnya. Masalahnya adalah mereka tidak pernah mengganti pemimpin<br />

yang zalim dengan para reformis. Abdul Aziz menyuruh dan mengirim orangorang<br />

dari Riyadh untuk mengisi posisi-posisi yang kosong. Dia memasukkan<br />

orang-orangnya sendiri sebelum Ikhwan melakukannya. Sejarah kembali<br />

Membuat Perbincangan Diizinkan |<br />

593

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!