07.06.2015 Views

Aktivisme Islam - Democracy Project

Aktivisme Islam - Democracy Project

Aktivisme Islam - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong><br />

“agen-agen perubahan modernisasi” sebagaimana diharapkan<br />

oleh beberapa ilmuwan sosial. Dalam kenyataannya, para<br />

pemimpin Timur Tengah harus terus-menerus “waspada”<br />

dan mengawasi pasukan militer dan keamanan mereka untuk<br />

menghindari kudeta baru oleh para pembelot.<br />

Pada 1960-an, Richard Bulliet (1999: 191) menulis,<br />

“Sebagian besar Timur Tengah tunduk pada rezim-rezim<br />

otokratis yang semakin senang menggunakan metode<br />

negara-polisi untuk memelihara kekuasaan. Memang, setelah<br />

runtuhnya kekaisaran Soviet pada 1991, Timur Tengah<br />

menjadi wilayah pemerintahan yang paling despotik dan<br />

non-partisipatoris di dunia, entah itu dalam selubung monarki<br />

atau militer.” Bulliet menggunakan istilah neo-Mamluk untuk<br />

menggambarkan rezim-rezim militer Timur Tengah yang<br />

terdapat dalam rezim-rezim sekular atau monarki.<br />

[Istilah neo-Mamluk] menegaskan suatu keberlanjutan penting<br />

dengan masa lalu pra-imperialis. Para mamlukpara perwira<br />

militer profesional terikat satu sama lain oleh ikatan pelatihan dan<br />

persahabatan yang kuat, namun pada dasarnya berjarak dari publik<br />

umum dalam hal pandangan dan jalan kariermerupakan suatu<br />

kekuatan yang tersebar luas dalam pemerintahan Timur Tengah<br />

selama 600 tahun, jika bukan 1000 tahun, sebelum munculnya<br />

Westernisasi pada abad ke-19. Sistem tersebut, dengan beragam<br />

bentuk, selalu menyediakan para tentara ahli, dan ia seringkali<br />

menerima gagasan-gagasan baru yang bersifat teknis yang berasal<br />

dari Barat. Namun, sistem tersebut memiliki kecenderungan kuat<br />

ke arah tirani: pemerintahan dari para perwira, oleh para perwira,<br />

untuk para perwira... Istilah tersebut memberikan penekanan pada<br />

otokrasi dan eksklusi publik pada umumnya dari partisipasi politik<br />

yang dilakukan oleh para perwira tersebut, dan menjadikan isu-isu<br />

Dunia Gerakan Sosial <strong>Islam</strong> |<br />

327

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!