07.06.2015 Views

Aktivisme Islam - Democracy Project

Aktivisme Islam - Democracy Project

Aktivisme Islam - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong><br />

protes kolektif, juga dalam cara bagaimana ongkos itu<br />

didistribusikan di kalangan pemrotes yang potensial maupun<br />

yang benar-benar melakukannya (Oberschall, 1994). Sebagian<br />

besar peneliti yang mempelajari tindakan kolektif setuju<br />

bahwa kapan saja penguasa menanggapi protes massa dengan<br />

taktik yang “lebih toleran, selektif dan lembut,” maka peluang<br />

adanya protes lanjutan menguat (Della Porta, 1996: 90). Di<br />

pihak lain, jika rezim melakukan langkah yang sangat represif,<br />

lebih menyebar dan umumnya “lebih keras”, para penentang<br />

dapat diduga mengalami kesulitan untuk memobilisasi protes<br />

selanjutnya. Uji empiris dari proposisi kembar ini telah gagal<br />

menampilkan hasil yang jelas (Zimmermann, 1980; Lichbach,<br />

1987; Opp dan Roehl, 1990: 522-26; Rasler, 1996). Namun,<br />

perubahan taktik rezim menawarkan cara yang menjanjikan<br />

untuk menjelaskan perubahan dari satu repertoar perlawanan<br />

ke repertoar lain, terlepas dari apakah perubahan taktik<br />

itu secara persuasif dapat dikaitkan dengan kemungkinan<br />

meredupnya protes massa. Dalam kasus Bahrain, jelas bahwa<br />

langkah yang diadopsi oleh pemerintah, untuk mengimbangi<br />

inisiatif penentang utama, memainkan peran besar dalam<br />

mengubah repertoar perlawanan yang dicirikan oleh tahapan<br />

berturut-turut dari pembangkangan 1994-1998.<br />

Bermain Sesuai Aturan: September 1992-Nopember 1994<br />

Ketika muncul kembali di Bahrain setelah Perang Teluk<br />

1990-1991, protes massa mengambil bentuk petisi kolektif yang<br />

ditujukan secara langsung kepada penguasa (Amir). Petisi seperti<br />

itu umumnya ditulis dalam bahasa formal oleh tokoh publik yang<br />

Repertoar Perseteruan |<br />

231

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!