29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pengkajian Penggunaan Pupuk Organik dan Trichocompos serta Mimba dan Perangkap Kuning untuk Peningkatan Produksi<br />

dan Mutu Sawi Daging dan Selada<br />

Baswarsiati, Yuwoko<br />

sayuran dan pengembangan kawasannya harus memperhatikan pada penyeimbangan antara supplydemand<br />

melalui pengembangan managemen produksi/pola produksi bulanan atau tahunan dari setiap<br />

komoditas yang dikembangkan (Soemarno, 2003).<br />

Agar suatu produk hortikultura berdaya saing di pasar global maka diperlukan usaha produksi<br />

yang efisien sehingga menghasilkan produk bermutu yang aman dikonsumsi dan dihasilkan secara<br />

kontinyu berdasarkan prinsip kelestarian lingkungan dengan menerapkan budidaya sayuran yang baik<br />

dan benar sesuai konsep GAP /Good Agriculture Practices (Kementerian <strong>Pertanian</strong>, 2009).<br />

Hampir disemua sistem pertanian dengan tradisi yang berlangsung lama, masyarakat<br />

memainkan peranan penting, terutama menjunjung tinggi budaya dan pengetahuan setempat,<br />

mengatur tenaga kerja komunal, merancang dan mengontrol pemanfaatan lahan serta mengelola<br />

perubahan. Masyarakat tani pun telah mampu memanfaatkan sumberdaya lokal secara optimal tanpa<br />

sarana produksi atau dukungan teknis dari luar. Masyarakat tani telah berhasil untuk mendukung diri<br />

sendiri dari sumber daya alam dengan mendapatkan pemahaman yang rinci tentang lingkungan,<br />

menguji coba dengan berbagai cara untuk mengelola dan memanfaatkannya serta mengembangkan<br />

teknologi yang khas setempat (Reintjes et al, 1999). Namun kondisi ini masih perlu ditingkatkan dan<br />

diarahkan oleh Dinas terkait sehingga kemampuan petani lebih optimal (Baswarsiati et al, 2010).<br />

Beberapa keterbatasan yang sering muncul di tingkat petani yaitu : 1) keterbatasan<br />

pengembangan teknologi oleh petani, 2) keterbatasan pengetahuan lokal setempat, 3) keterbatasan uji<br />

coba yang dilakukan oleh petani (tidak terarah dan kurangnya pendekatan analitis, 4) keterbatasan<br />

komunikasi antar petani (Syafaat, 2003; Hafsah 2005).<br />

Pada budidaya sawi daging dan selada yang dilakukan petani desa Tawangargo,<br />

Karangploso,Malang sebelumnya masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia sehingga tidak<br />

aman dikonsumsi. Namun seiring dengan adanya kegiatan dan implementasi pelaksanaan konsep GAP<br />

yang menggunakan pupuk organik asal kotoran kambing dan sapi serta pengendalian hama dan penyakit<br />

menggunakan mimba dan perangkap lekat kuning maka produk yang dihasilkan lebih aman untuk<br />

dikonsumsi.<br />

Penggunaan pestisida nabati yang berasal dari tumbuhan merupakan salah satu pestisida<br />

yang dapat digunakan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman. Pestisida ini<br />

berbahan aktif tunggal atau majemuk dapat berfungsi sebagai penolak, anti fertilitas (pemandul),<br />

pembunuh dan bentuk lainnya. Di alam ini terdapat lebih dari 1000 spesies tumbuhan yang<br />

mengandung insektisida, lebih dari 380 spp mengandung zat pencegah makan (antifeedant), lebih dari<br />

270 spp mengandung zat penolak (repellent), lebih dari 35 spp mengandung akarisida dan lebih dari<br />

30 spp mengandung zat penghambat pertumbuhan (Susetyo dkk, 2008).<br />

Salah satu tumbuhan penghasil pestisida alami adalah tanaman mimba (Azadirachta indica)<br />

yang mengandung senyawa bioaktif berupa triterpenoids: azadirachtin, salannin dan meliantriol yang<br />

terdapat pada daun, buah dan biji. Pestisida asal mimba mempunyai tingkat efektivitas yang tinggi<br />

dan berdampak spesifik terhadap organisme pengganggu. Bahan aktif mimba juga tidak berbahaya<br />

bagi manusia dan hewan. Tanaman mimba sangat potensial sebagai pestisida biologi dalam program<br />

Pengendalian Hama Terpadu (PHT), untuk mengurangi dan meminimalkan penggunaan pestisida<br />

sintetis (Setiawati et al, 2008).<br />

Pada pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi budidaya ramah lingkungan yang tepat<br />

sehingga menghasilkan produksi tinggi dan mutu sawi daging serta selada yang aman konsumsi serta<br />

efisien biaya produksi. Pada pengkajian ber tujuan untuk mendapatkan teknologi budidaya ramah<br />

lingkungan yang tepat sehingga menghasilkan produksi tinggi dan mutu sawi daging serta selada yang<br />

aman konsumsi serta efisien biaya produksi.<br />

BAHAN DAN METODE<br />

Pengkajian dilaksanakan di lahan petani di sentra produksi aneka sayuran desa Tawangargo,<br />

kecamatan Karangploso, kabupaten Malang, pada April hingga Desember 2011. Topografi perbukitan<br />

dengan tinggi tempat 700 m-1.300 m dpl, curah hujan 1.500-2.000 mm/th. Luas wilayah desa 805 ha :<br />

permukiman 98 ha, sawah 204 ha,tegalan 315 ha, perkebunan 130 ha serta hutan produksi 37 ha. Sekitar<br />

60 % dari luas wilayah atau 472 ha, didominasi aneka sayuran (sayuran daun, brokoli, bunga kol, lettuce,<br />

kobis, cabai, bawang merah, jagung manis dan tomat. Pengkajian dilakukan pada komoditas sawi<br />

daging dan selada krop, dirancang secara petak berpasangan dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan, yaitu : 1)<br />

100│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!