29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kajian Penerapan Teknologi Berbasis LEISA Melalui Tumpangsari Wortel dengan Sayuran Lainnya di<br />

Dataran Tinggi Papua<br />

Soplanit, A<br />

atau monokultur. Bahkan pada sistem tumpangsari wortel dengan tomat dapat meningkatkan efisiensi<br />

lahan hingga 1,45 kali lipat. Hal ini sesuai dengan pendapat Turmudi (2002) bahwa keuntungan dari<br />

pelaksanaan sistem tumpangsari dapat dilihat dari meningkatnya efisiensi pemanfaatan lahan yang<br />

tercermin pada nilai NKL > 1.<br />

Tabel 6. Analisa Usahatani Monokultur Wortel di Jayawijaya MT.2011<br />

A. Biaya Produksi Satuan Jumlah<br />

Pembersihan lahan 9 HOK @Rp.50.000 450.000<br />

Pengolahan tanah 50 HOK @Rp.50.000 2.500.000<br />

Benih wortel 100 g 10 kaleng @Rp.70.000 700.000<br />

Pupuk bokashi/kandang 1 5 ton @Rp.500.000 7.500.000<br />

Biaya penanaman dan pemupukan 10 HOK @Rp.50.000 500.000<br />

Biaya pemeliharaan 35 HOK @Rp.50.000 1.750.000<br />

Biaya tak terduga Biaya tak terduga 10 % 1.090.000<br />

Total Biaya Produksi 14.240.000<br />

B. Hasil Penjualan<br />

Produksi 3.350 kg Rp.10.000/kg 33.500.000<br />

C. Keuntungan/Pendapatan<br />

Penerimaan – Total biaya<br />

produksi<br />

D. Kelayakan Usaha<br />

Rp.33.500.000 – 14.240.000 19.260.000<br />

Benefit Cos Ratio (B/C) Rp.33.500.000/Rp.19.260.000 1,73<br />

Hasil analisa usahatani pada Tabel 6 menunjukan bahwa dengan harga normal di pasar lokal<br />

sebesar Rp.10.000 per kg maka usahatani wortel dengan sistem tanam tungggal atau monokultur<br />

masih dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp.19.260.000 dengan B/C ratio 1,73 (>1). Hal ini<br />

menunjukan bahwa biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.14.240.000 memperoleh pendapatan bersih<br />

1,73 kali lipat biaya yang dikeluarkan.<br />

KESIMPULAN<br />

1. Hasil panen brangkasan dan umbi tanaman wortel secara tunggal lebih tinggi dibandingkan<br />

dengan sistem tumpangsari, sedangkan hasil panen brangkasan dan umbi wortel secara<br />

tumpangsari tertinggi diperoleh pada perlakuan wortel dengan tomat.<br />

2. Lahan yang ditanami dengan tumpangsari wortel + tomat, wortel + bawang daun dan wortel +<br />

kubis memberikan produktivitas lahan yang lebih tinggi yakni 45 %, 24 % dan 18 %<br />

dibandingkan ditanam secara tunggal atau monokultur.<br />

3. Usahatani wortel secara monokultur masih layak diusahakan karena keuntungan yang diperoleh<br />

untuk satu musim tanam sebesar Rp. 19.260.000 dan nilai B/C ratio 1,73.<br />

PUSTAKA<br />

1. Ashandi, AA., Nurtika, N & Sumarni, N 2005, ‘Optimasi pupuk dalam usahatani “LEISA”<br />

bawang merah di dataran rendah’, Jurnal Hort. Vol. 15, no.3, hlm. 199 – 207.<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│161

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!