29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Induksi Pembentukan Embrio Somatik dan Multiplikasi Tunas Salak Secara Kultur In Vitro<br />

Triatminingsih, R, Joni, YZ, Irawati, Y dan Sadwiyanti, L<br />

Induksi Pembentukan Embrio Somatik dan Multiplikasi Tunas Salak Secara Kultur<br />

In Vitro<br />

Triatminingsih, R, Joni, YZ, Irawati, Y dan Sadwiyanti, L<br />

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok-Aripan Km. 8, Solok 27301<br />

ABSTRAK. Embrio Somatik adalah struktur bipolar yang bebas dan secara fisik tidak menempel pada jaringan<br />

asal eksplan/jaringan awal. Tahapan pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman melalui jalur embriogenesis<br />

somatik terdiri dari 5, yaitu tahap pemantapan dan inisiasi kalus embriogenik, induksi pembentukan embrio<br />

somatik, pematangan embrio somatik, perkecambahan embrio somatik dan pembentukan plantlet. Penelitian<br />

tahap pembentukan embrio somatik dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Balai Penelitian Tanaman<br />

Buah Tropika, pada Bulan Maret sampai dengan Desember 2011. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh<br />

media yang sesuai untuk inisiasi dan proliferasi kalus embrio somatik salak kultivar unggul. Hasil penelitian<br />

menunjukkan bahwa persentase kalus terbanyak terjadi pada media SR3 (MS+15 ppm 2,4-D + 0,1 ppm KIN). Saat<br />

terbentuk kalus adalah 5 minggu setelah tanam. Proliferasi kalus terjadi pada media SR3 (MS+15 ppm 2,4-D + 0,1<br />

ppm KIN), 5 minggu setelah subkultur.<br />

Katakunci: Salak; In vitro; Induksi; Embrio somatik; Multiplikasi<br />

ABSTRACT. Somatic embryogenesis produce structures such as embryos from somatic tissue which called<br />

somatic embryos. Somatic embryos are bipolar structures which are free and are not physically attached to the<br />

original explants. There are 5 stages of plant tissue culture techniques through somatic embryogenesis, (1)<br />

stabilization and initiation of embryogenic callus, (2) induction of somatic embryo formation, (3) maturation of<br />

somatic embryos, (4) somatic embryo germination and (5) plantlet formation. Somatic embryo formation stage<br />

was conducted in a laboratory tissue culture Indonesian Tropical Fruit Research Institute, in March to December<br />

2011. The aim of this study is to obtain the appropriate media for somatic embryo induction superior cultivars.<br />

The results showed that the highest percentage of callus occurred in medium SR3 (MS +15 ppm 2,4-D + 0.1<br />

ppm KIN). When formed callus was 5 weeks after planting. Callus proliferation occurred in medium SR3 (MS<br />

+15 ppm 2,4-D + 0.1 ppm KIN), 5 weeks after subculture.<br />

Keywords: Snakefruit, in vitro, induction, somatic embryo, multiplication<br />

Salak merupakan salah satu buah tropika yang populer di Asia. Pada umumnya perbanyakan<br />

salak dilakukan menggunakan tunas anakan. Penyediaan bibit menggunakan cara ini terkendala oleh<br />

ketersediaan jumlah tunas yang dihasilkan. Teknologi perbanyakan klonal melalui teknik kultur<br />

jaringan mempunyai potensi untuk mengatasi ketersediaan bibit karena diperoleh bibit yang seragam<br />

dan bermutu dalam skala massal (Oktavia et al. 2003, Riyadi et al. 2005, Thengane et al. 2006).<br />

Embriogenesis somatik adalah teknik memproduksi struktur seperti embrio dari jaringan somatik,<br />

yang disebut embrio somatik. Embrio Somatik adalah struktur bipolar yang bebas dan secara fisik<br />

tidak menempel pada jaringan asal eksplan/jaringan awal. Embrio-embrio ini selanjutnya berkembang<br />

dan berkecambah menjadi plantlet melalui beberapa kejadian yang mirip seperti yang terjadi pada<br />

embrio zygotik.<br />

Keberhasilan teknik embriogenesis somatik dipengaruhi oleh eksplan/ jaringan yang digunakan<br />

serta komposisi media (Gamborg & Shyluk 1981, Oktavia et al. 2003, Saptowo et al. 2004,<br />

Sumaryono et al. 2007, Kasi & Sumaryono 2008). Media kultur eksplan salak untuk inisiasi dan<br />

prolifersi kalus diperoleh pada media MS yang telah dimodifikasi ditambah dengan 3 dan 5 mg/l 2,4-<br />

D, 100 mg/l air kelapa yang dikombinasikan dengan 0,1 mg/l BAP atau 0,1 mg/l KIN (Triatminingsih<br />

et al. 2010).<br />

Kelompok ZPT yang sering digunakan dalam teknik kultur jaringan ialah dari kelompok auksin<br />

dan sitokinin (Triatminingsih et al. 2003, Priyono 2004, Riyadi & Tirtoboma 2004, Sumaryono et al.<br />

2007). Konsentrasi auksin dan sitokinin yang optimum untuk pertumbuhan berbeda dari satu spesies<br />

dengan spesies yang lain. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa 2,4-D merupakan auksin<br />

yang mempunyai daya aktivitas kuat, disamping itu merupakan auksin yang efektif untuk induksi<br />

kalus embriogenik dalam sistem regenerasi tanaman melalui embriogenesis somatik (Purnamaningsih<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!