Seleksi Formulasi Media Cair bagi Perkembangbiakan dan Viabilitas Trichoderma harzianum Tarigan, R 1) , Marpaung, AE 1) , Fitri Nasution 2) & Sinaga, R 3 komposisi media yang tepat dapat menjaga viability dari spora hingga 9 bulan, selain itu dengan penambahan media agar-agar mampu mempertahankan spora T. harzianum di dalam larutan cair. Hal ini didukung dari hasil penelitian Herlinda et al (2008), menyatakan bahwa media substrat perbanyakan juga turut mempengaruhi perkembangbiakan cendawan pada media buatan. KESIMPULAN 1. Adanya pengaruh bahan media M (Molase : Pukan ayam : Kentang : Gula ; Agar-agar) dengan disertai komposisi media C (1 : 1 : 1 : 2 : 1 / 16 ), P. (2 : 1 : 1 : 0 : 1 / 12 ), dan bahan media T (Molase : Pukan ayam : Tepung jagung : Gula : Agar-agar) disertai dengan komposisi media R (2 : 1 : 1 : 2 : 1 / 12 ), W (2 : 2 : 2 : 1 : 1 / 12 ), yang nyata terhadap kerapatan spora, pengurangan volume larutan, dan tekstur. 2. Terdapat interaksi bahan media dengan komposisi media terhadap kerapatan spora, pengurangan volume, dan tekstur pada umur 1, 5, dan 9 bulan. 3. Berdasarkan seleksi formula media cair bagi perkembangbiakan dan viabilitas T. harzianum yang terbaik dan konsisten pada pengamatan umur 1 sampai 5 bulan yang dilihat dari segi kerapatan spora, pengurangan volume, tekstur dan perkembangan, adalah MP (Molase :Pukan ayam : Kentang :Gula : Agar-agar = 2: 1 : 1 : 0 :1/12) yakni 336 x 10 6 /ml, dan 6,75 ml. PUSTAKA 1. Abeysinghe, S 2007, ‘Biological control of Fusarium solani f.sp phaseoli the causal agent of root of bean using Bacillus subtilis CA.32 and Trichoderma harzianum RU.01’, Ruhuna, J.Sci., vol. 2, pp. 82-8. 2. Akrami, MAS, Ibrahimov, Valizadeh, E & Dizaji, AA 2008, ‘The ability of Trichoderma harzianum isolates in controlling rapessed sclerotinia rot in comparison with the effects of Bacillus subtilis and benomyl fungicide’, Res. J. Biol. Sci., vol 3, no. 8, pp. 856-59. 3. Ambar, AA 2003, ‘Efektivitas waktu inokulasi Trichoderma viridae dalam mencegah penyakit layu Fusarium tomat (Lycopersicon esculentum Mill) di rumah kaca’, J. Fitopat. Ind., vol. 7 no.1, hlm. 7-11. 4. Benitez, T, Rincon, MA, Limon, MC & Codon, CA 2004, ‘Biocontrol mechanisms of Trichoderma strains’, International Microbiology, vol. 7, pp. 249-60. 5. Bilgrami, KS & Verma, RN 1981, ‘Physiology of fungi’, Vikas publ. house PVT. 8. 6. Dhamaputra, OS, Putri, ASR, Retnowati & Saraswati, S 2003, ‘Penggunaan Trichoderma harzianum untuk mengendalikan Aspergillus flavus penghasil aflatoksin pada kacang tanah’, J. Fitopat Indonesia, vol. 7, no. 1, hlm. 28-37. 7. Hasyim, A, Yasir, H & Azwana 2005. Seleksi substrat untuk perbanyakan Beauveria bassiana (Bals.amo) vuillemin dan infektivitasnya terhadap hama penggerek bonggol pisang Cosmopolites sordidus germar’, J. Hort., vol. 15, no. 2, pp. 116-123. 8. Herlinda, S, Hartono & Irsan, C 2008. ‘Efikasi bioinsektisida formulasi cair berbahan aktif Beauveria bassiana (BALS) Vuill dan Metaharzianum sp pada wereng punggung putih (Sogatella furcifera HORV)’, Seminar nasional dan kongres PATPI 2008, Palembang 14-16 Oktober 2008. 9. Hidayah, N & Indrayani, IGAA 2011, ‘Pengaruh komposisi media terhadap pertumbuhan cendawan Nomuraea rileyi (FARLOW) SAMSON dan patogenesitasnya pada Helicoverpa armigera HUBNER dan Spodoptera litura ‘,. Journal Littri, vol. 17, no. 3. 254│ Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal, Lembang, 5 Juli 2012
Seleksi Formulasi Media Cair bagi Perkembangbiakan dan Viabilitas Trichoderma harzianum Tarigan, R 1) , Marpaung, AE 1) , Fitri Nasution 2) & Sinaga, R 3 10. Howell, CR 2003, ‘Mechanism employed by Trichoderma species in the biological control of plant disease the history and evolution of current concept plant’, Dis., vol. 87, pp 4-10. 11. Imtiaj, A, & Lee, TS 2008, ‘Antagonistic effect of three Trichoderma species on the Alternaria porri phatogen of onion blotch wold’, J. Agric. Sci., vol. 4, no. 1, pp. 13-17. 12. Jayalakshmi, SK, Raju, S, Rani, S, Bernagi, V & Sreeramulu, K 2009, ‘Trichoderma harzianum L as potential source for lytic enzymes and elicitor of defense responses in chikpea (Cicer arietinum L) against wilt disease caused by Fusarium oxysporum f.sp ciceri’, Aus. J. Crop. Sci., vol. 3, no. 1, pp. 44-52. 13. Kucuk, C & Kivanc, M 2003, ‘Isolation of Trichoderma spp and determination of their antifungal biochemical and physiologycal features’, Turk. J. Biol., vol. 27, pp. 247-53. 14. Limón, MC, Pintor-Toro, JA & Benítez, T 1999, ‘Increased antifungal activity of Trichoderma harzianum transformants that overexpress a 33-kDa chitinase’, Phytopathology, vol. 89, pp. 254-61. 15. Mongkolwai, T, Vatanobot, U, Prompiboon, P, Boonyat, C, Wiwat, C &. Bhumiratana, A 2003, ‘Production of Nomuraea rileyi by solid substrate and submerged fermentations’, Department of Microbiology, Mahydol University Bangkok (abstract), 1p. 16. Monte, E 2001, ‘Understanding Trichoderma between agricultura biotechnology and microbia ecology’, Int. Microbiol., vol. 4, pp. 1-4. PubMed. CAS. 17. Nugroho, 2007, ‘Pengaruh penambahan tepung beras dan terigu pada media jagung giling terhadap jumlah spora cendawan Metarhizium anisopliae’, Skripsi, Jurusan Agronomi Fakultas <strong>Pertanian</strong> Universitas Muhamadiyah Sidoarjo (tidak dipublikasikan). 18. Nurs, 2005, ‘Pertumbuhan produksi dan tingkat serangan penyakit bercak ungu (Alternaria porri(Ell)Cif) pada tiga varietas bawang merah dengan perlakuan pupuk organik cair dan Trichoderma harzianum’, Agrijati, vol. 1, no. 11, hlm. 12-24. 19. Papavizas, GC 1985, ‘Trichoderma and Gliocladium : Biology’, Ecology Potential For Biocontrol Annu Rev Phytopathol, vol. 23, pp. 23-54. 20. Probowo, AKEN, Prihatiningsih & Soesanto, L 2006, ‘Potensi Trichoderma harzianum dalam mengendalikan sembilan isolat Fusarium Oxysporum Schelecht. F.sp Zingiberi Trijillo pada kencur’, J. Ilmu-ilmu <strong>Pertanian</strong> Indonesia, vol. 8, no. 2, hlm. 76-84. 21. Rossi-Rodrigues, BC, Braga, BRM, Tonisielo, TMS, Carmona, CE, Arruda, MV & Netto, CJ 2009, ‘Comparative growth of Trichoderma strains in different nutritional sources, using bioscreen automated system’, Braz. J. Microbiol., vol. 40, pp. 404-410. 22. Sempere, F & Santamarina, MP 2007, ‘In vitro biocontrol analysis of Alternaria alternata (Fr) keissler under different environmental condition’, Mycopathol., vol. 163, pp. 183-190. 23. Sinaga R, 1998, ‘Penggunaan iradiasi untuk memperpanjang daya simpan pisang dan tomat’, Presentasi Ilmiah 26 Feb 1998, PAIR-BATAN, Jakarta. 24. Wahyudi, P, Suwahyono, U, Harsoyo, Mumpuni, A & Wahyuningsih, D. 2005, ‘Pengaruh pemaparan sinar gamma ISOTOP cobalt-60 dosis 0,25-1Kg terhadap daya antagonistik Trichoderma harzianum pada Fusarium Oxysporum’, Berk. Penel. Hayati, vol. 10, pp. 143-151. Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal, Lembang, 5 Juli 2012 │255
- Page 1:
c BUKU 2
- Page 5 and 6:
Kata Pengantar KATA PENGANTAR Denga
- Page 7 and 8:
DAFTAR ISI Bagian 1. Pemuliaan dan
- Page 9 and 10:
terhadap Iradiasi Gamma (Indarwatmi
- Page 11 and 12:
BAGIAN 1. PEMULIAAN DAN TEKNOLOGI B
- Page 13 and 14:
Seleksi Delapan Progeni Kentang Tah
- Page 15 and 16:
Seleksi Delapan Progeni Kentang Tah
- Page 17 and 18:
Seleksi Delapan Progeni Kentang Tah
- Page 19 and 20:
Uji Daya Hasil 11 Galur Bawang Mera
- Page 21 and 22:
Uji Daya Hasil 11 Galur Bawang Mera
- Page 23 and 24:
Uji Daya Hasil 11 Galur Bawang Mera
- Page 25 and 26:
Uji Daya Hasil 11 Galur Bawang Mera
- Page 27 and 28:
Studi Persilangan Tiga Varietas Str
- Page 29 and 30:
Studi Persilangan Tiga Varietas Str
- Page 31 and 32:
Studi Persilangan Tiga Varietas Str
- Page 33 and 34:
Studi Persilangan Tiga Varietas Str
- Page 35 and 36:
Seleksi Galur Kentang Hasil Persila
- Page 37 and 38:
Seleksi Galur Kentang Hasil Persila
- Page 39 and 40:
Seleksi Galur Kentang Hasil Persila
- Page 41 and 42:
Seleksi Galur Kentang Hasil Persila
- Page 43 and 44:
Evaluasi Daya Hasil 4 Varietas Stro
- Page 45 and 46:
Evaluasi Daya Hasil 4 Varietas Stro
- Page 47 and 48:
Evaluasi Daya Hasil 4 Varietas Stro
- Page 49 and 50:
Induksi Pembentukan Embrio Somatik
- Page 51 and 52:
Induksi Pembentukan Embrio Somatik
- Page 53 and 54:
Induksi Pembentukan Embrio Somatik
- Page 55 and 56:
Pemberian BAP, Kinetin dan 2-iP pad
- Page 57 and 58:
Pemberian BAP, Kinetin dan 2-iP pad
- Page 59 and 60:
Keragaan Dua Aksesi Rosela (Hibicus
- Page 61 and 62:
Keragaan Dua Aksesi Rosela (Hibicus
- Page 63 and 64:
Keragaan Dua Aksesi Rosela (Hibicus
- Page 65 and 66:
Perakitan Varietas Unggul Baru Pepa
- Page 67 and 68:
Perakitan Varietas Unggul Baru Pepa
- Page 69 and 70:
Perakitan Varietas Unggul Baru Pepa
- Page 71 and 72:
Perakitan Varietas Unggul Baru Pepa
- Page 73 and 74:
Inisiasi Kultur Endosperm Durian Ku
- Page 75 and 76:
Inisiasi Kultur Endosperm Durian Ku
- Page 77 and 78:
Evaluasi Stabilitas Calon Varietas
- Page 79 and 80:
Evaluasi Stabilitas Calon Varietas
- Page 81 and 82:
Pengaruh Varietas terhadap Multipli
- Page 83 and 84:
Pengaruh Varietas terhadap Multipli
- Page 85 and 86:
Pengaruh Varietas terhadap Multipli
- Page 87 and 88:
Pengaruh Varietas terhadap Multipli
- Page 89 and 90:
Pengenalan dan Evaluasi Stabilitas
- Page 91 and 92:
Pengenalan dan Evaluasi Stabilitas
- Page 93 and 94:
BAGIAN 2. FISIOLOGI DAN AGRONOMI Pr
- Page 95 and 96:
Yield Performance of Applying Cropp
- Page 97 and 98:
Yield Performance of Applying Cropp
- Page 99 and 100:
Yield Performance of Applying Cropp
- Page 101 and 102:
Application of Chemical and Bio-Fer
- Page 103 and 104:
Application of Chemical and Bio-Fer
- Page 105 and 106:
Application of Chemical and Bio-Fer
- Page 107 and 108:
Application of Chemical and Bio-Fer
- Page 109 and 110:
Pengkajian Penggunaan Pupuk Organik
- Page 111 and 112:
Pengkajian Penggunaan Pupuk Organik
- Page 113 and 114:
Pengkajian Penggunaan Pupuk Organik
- Page 115 and 116:
Pengkajian Penggunaan Pupuk Organik
- Page 117 and 118:
Pola Pertumbuhan 3 Aksesi Kangkung
- Page 119 and 120:
Pola Pertumbuhan 3 Aksesi Kangkung
- Page 121 and 122:
Pola Pertumbuhan 3 Aksesi Kangkung
- Page 123 and 124:
TKD TKM TKK TPKK TKD TKD TKM TKM TK
- Page 125 and 126:
Pola Pertumbuhan 3 Aksesi Kangkung
- Page 127 and 128:
Deskripsi Kesuburan Beberapa Lahan
- Page 129 and 130:
Deskripsi Kesuburan Beberapa Lahan
- Page 131 and 132:
Pemanfaatan Pupuk Fosfat dan Pengai
- Page 133 and 134:
Pemanfaatan Pupuk Fosfat dan Pengai
- Page 135 and 136:
Respon Adaptasi Gendola (Basella al
- Page 137 and 138:
Respon Adaptasi Gendola (Basella al
- Page 139 and 140:
Respon Adaptasi Gendola (Basella al
- Page 141 and 142:
Respon Adaptasi Gendola (Basella al
- Page 143 and 144:
Respon Adaptasi Gendola (Basella al
- Page 145 and 146:
Peluang Pengembangan Sayuran Menuju
- Page 147 and 148:
Peluang Pengembangan Sayuran Menuju
- Page 149 and 150:
Peluang Pengembangan Sayuran Menuju
- Page 151 and 152:
Pengkajian Efisiensi Pemakaian Air
- Page 153 and 154:
Persentase kehilangan hasil mm Peng
- Page 155 and 156:
Pengkajian Efisiensi Pemakaian Air
- Page 157 and 158:
Pengkajian Efisiensi Pemakaian Air
- Page 159 and 160:
Uji Adaptasi Beberapa Klon Kentang
- Page 161 and 162:
Uji Adaptasi Beberapa Klon Kentang
- Page 163 and 164:
Uji Adaptasi Beberapa Klon Kentang
- Page 165 and 166:
Uji Adaptasi Beberapa Klon Kentang
- Page 167 and 168:
Kajian Penerapan Teknologi Berbasis
- Page 169 and 170:
Kajian Penerapan Teknologi Berbasis
- Page 171 and 172:
Kajian Penerapan Teknologi Berbasis
- Page 173 and 174:
Sistem Irigasi Berbahan Gerabah pad
- Page 175 and 176:
Sistem Irigasi Berbahan Gerabah pad
- Page 177 and 178:
Sistem Irigasi Berbahan Gerabah pad
- Page 179 and 180:
Tingkat Serapan NPK 6 Varietas Bata
- Page 181 and 182:
Tingkat Serapan NPK 6 Varietas Bata
- Page 183 and 184:
Tingkat Serapan NPK 6 Varietas Bata
- Page 185 and 186:
Penambahan Pupuk K dalam Upaya Meni
- Page 187 and 188:
Penambahan Pupuk K dalam Upaya Meni
- Page 189 and 190:
Penambahan Pupuk K dalam Upaya Meni
- Page 191 and 192:
Pengaruh Media Tumbuh dan Pemupukan
- Page 193 and 194:
Pengaruh Media Tumbuh dan Pemupukan
- Page 195 and 196:
Pengaruh Media Tumbuh dan Pemupukan
- Page 197 and 198:
Pengaruh Media Tumbuh dan Pemupukan
- Page 199 and 200:
Aspek Ekonomi Pengendalian Ramah Li
- Page 201 and 202:
Aspek Ekonomi Pengendalian Ramah Li
- Page 203 and 204:
Aspek Ekonomi Pengendalian Ramah Li
- Page 205 and 206:
Aspek Ekonomi Pengendalian Ramah Li
- Page 207 and 208:
Validasi Metode Deteksi Bakteri Xan
- Page 209 and 210:
Validasi Metode Deteksi Bakteri Xan
- Page 211 and 212:
Validasi Metode Deteksi Bakteri Xan
- Page 213 and 214: Solarisasu Tanah untuk Menurunkan P
- Page 215 and 216: Solarisasu Tanah untuk Menurunkan P
- Page 217 and 218: Solarisasu Tanah untuk Menurunkan P
- Page 219 and 220: Kelimpahan Arthropoda Tanah dan Tin
- Page 221 and 222: Kelimpahan Arthropoda Tanah dan Tin
- Page 223 and 224: Kelimpahan Arthropoda Tanah dan Tin
- Page 225 and 226: Kelimpahan Arthropoda Tanah dan Tin
- Page 227 and 228: Pemakaian Pestisida Karbamat dan Re
- Page 229 and 230: Residu Pestisida Organoklorin pada
- Page 231 and 232: Residu Pestisida Organoklorin pada
- Page 233 and 234: Residu Pestisida Organoklorin pada
- Page 235 and 236: Residu Pestisida Organoklorin pada
- Page 237 and 238: Identifikasi Jamur Patogen pada Tan
- Page 239 and 240: Identifikasi Jamur Patogen pada Tan
- Page 241 and 242: Identifikasi Jamur Patogen pada Tan
- Page 243 and 244: Identifikasi Jamur Patogen pada Tan
- Page 245 and 246: Identifikasi Jamur Patogen pada Tan
- Page 247 and 248: Identifikasi Jamur Patogen pada Tan
- Page 249 and 250: Uji Formulasi Vesicular Arbuscular
- Page 251 and 252: Uji Formulasi Vesicular Arbuscular
- Page 253 and 254: Uji Formulasi Vesicular Arbuscular
- Page 255 and 256: Uji Formulasi Vesicular Arbuscular
- Page 257 and 258: Uji Formulasi Vesicular Arbuscular
- Page 259 and 260: Seleksi Formulasi Media Cair bagi P
- Page 261 and 262: Seleksi Formulasi Media Cair bagi P
- Page 263: Seleksi Formulasi Media Cair bagi P
- Page 267 and 268: Seleksi Formulasi Media Cair bagi P
- Page 269 and 270: Studi Biologi Kutu Sisik Lepidosaph
- Page 271 and 272: Studi Biologi Kutu Sisik Lepidosaph
- Page 273 and 274: Studi Biologi Kutu Sisik Lepidosaph
- Page 275 and 276: Studi Biologi Kutu Sisik Lepidosaph
- Page 277 and 278: Studi Biologi Kutu Sisik Lepidosaph
- Page 279 and 280: Ketahanan Kutu Putih Dysmicoccus ne
- Page 281 and 282: Ketahanan Kutu Putih Dysmicoccus ne
- Page 283 and 284: Ketahanan Kutu Putih Dysmicoccus ne
- Page 285 and 286: Control of Moler Disease (Fusarium
- Page 287 and 288: Plant Height (cm) Control of Moler
- Page 289 and 290: Amount of seed lot (seeds) Control
- Page 291 and 292: Pengaruh Pengendalian Hayati terhad
- Page 293 and 294: Pengaruh Pengendalian Hayati terhad
- Page 295 and 296: Pengaruh Pengendalian Hayati terhad
- Page 297 and 298: Pengaruh Pengendalian Hayati terhad
- Page 299 and 300: Studi Pengendalian Hayati Penyakit
- Page 301 and 302: Studi Pengendalian Hayati Penyakit
- Page 303 and 304: Studi Pengendalian Hayati Penyakit
- Page 305 and 306: Studi Pengendalian Hayati Penyakit
- Page 307 and 308: Studi Pengendalian Hayati Penyakit
- Page 309 and 310: Deteksi dan Identifikasi Chrysanthe
- Page 311 and 312: Deteksi dan Identifikasi Chrysanthe
- Page 313 and 314: Deteksi dan Identifikasi Chrysanthe
- Page 315 and 316:
Deteksi dan Identifikasi Chrysanthe
- Page 317 and 318:
Deteksi dan Identifikasi Chrysanthe
- Page 319 and 320:
BAGIAN 4. PASCAPANEN Prosiding Semi
- Page 321 and 322:
Pengaruh Larutan Perendaman dan Jen
- Page 323 and 324:
Pengaruh Larutan Perendaman dan Jen
- Page 325 and 326:
Pengaruh Larutan Perendaman dan Jen
- Page 327 and 328:
Stabilitas Warna Saribuah Belimbing
- Page 329 and 330:
Stabilitas Warna Saribuah Belimbing
- Page 331 and 332:
Stabilitas Warna Saribuah Belimbing
- Page 333 and 334:
Stabilitas Warna Saribuah Belimbing
- Page 335 and 336:
Skala hedonik Skala hedonik Stabili
- Page 337 and 338:
Penggunaan Air Kapur (CaCo 3 ) dan
- Page 339 and 340:
Penggunaan Air Kapur (CaCo 3 ) dan
- Page 341 and 342:
Penggunaan Air Kapur (CaCo 3 ) dan
- Page 343 and 344:
Penggunaan Air Kapur (CaCo 3 ) dan
- Page 345 and 346:
Kharakteristik Beberapa Jenis Buah
- Page 347 and 348:
Kharakteristik Beberapa Jenis Buah
- Page 349 and 350:
Kharakteristik Beberapa Jenis Buah
- Page 351 and 352:
Teknologi Berbagai Kemasan terhadap
- Page 353 and 354:
Teknologi Berbagai Kemasan terhadap
- Page 355 and 356:
Teknologi Berbagai Kemasan terhadap
- Page 357 and 358:
Teknologi Berbagai Kemasan terhadap
- Page 359 and 360:
Teknologi Berbagai Kemasan terhadap
- Page 361 and 362:
Pelapisan Lilin Sebagai Upaya Mempe
- Page 363 and 364:
Pelapisan Lilin Sebagai Upaya Mempe
- Page 365 and 366:
Pelapisan Lilin Sebagai Upaya Mempe
- Page 367 and 368:
Pelapisan Lilin Sebagai Upaya Mempe
- Page 369 and 370:
Pengaruh Jenis Larutan Perendaman u
- Page 371 and 372:
Kadar Tanin (%) Pengaruh Jenis Laru
- Page 373 and 374:
Vitamin C (mg/100 g bhn) Pengaruh J
- Page 375 and 376:
Pengaruh Jenis Larutan Perendaman u
- Page 377 and 378:
Perbaikan Teknik Pengiriman Bunga K
- Page 379 and 380:
Perbaikan Teknik Pengiriman Bunga K
- Page 381 and 382:
Perbaikan Teknik Pengiriman Bunga K
- Page 383 and 384:
Perubahan kesegaran Perbaikan Tekni
- Page 385 and 386:
Perbaikan Teknik Pengiriman Bunga K
- Page 387 and 388:
Perbaikan Teknik Pengiriman Bunga K
- Page 389 and 390:
Karasteristik Fisik dan Kimia Puree
- Page 391 and 392:
Karasteristik Fisik dan Kimia Puree
- Page 393 and 394:
BAGIAN 5. SOSIAL EKONOMI Prosiding
- Page 395 and 396:
Keragaan Teknologi Jeruk Siam di Ti
- Page 397 and 398:
Keragaan Teknologi Jeruk Siam di Ti
- Page 399 and 400:
Keragaan Teknologi Jeruk Siam di Ti
- Page 401 and 402:
Peluang Pengembngan Sayuran Menuju
- Page 403 and 404:
Peluang Pengembngan Sayuran Menuju
- Page 405 and 406:
Peluang Pengembngan Sayuran Menuju
- Page 407 and 408:
Peluang Pengembngan Sayuran Menuju
- Page 409 and 410:
Respon Petani dalam Pemanfaatan Air
- Page 411 and 412:
Respon Petani dalam Pemanfaatan Air
- Page 413 and 414:
Respon Petani dalam Pemanfaatan Air
- Page 415 and 416:
Respon Petani dalam Pemanfaatan Air
- Page 417 and 418:
Identifikasi Masalah Teknologi Prod
- Page 419 and 420:
Identifikasi Masalah Teknologi Prod
- Page 421 and 422:
Identifikasi Masalah Teknologi Prod
- Page 423 and 424:
Identifikasi Masalah Teknologi Prod
- Page 425 and 426:
Peningkatan Nilai Tambah Petani Mel
- Page 427 and 428:
Peningkatan Nilai Tambah Petani Mel
- Page 429 and 430:
Peningkatan Nilai Tambah Petani Mel
- Page 431 and 432:
Peningkatan Nilai Tambah Petani Mel
- Page 433 and 434:
Peningkatan Nilai Tambah Petani Mel
- Page 435 and 436:
Karakeristik Ekonomi Produksi Anggu
- Page 437 and 438:
Karakeristik Ekonomi Produksi Anggu
- Page 439 and 440:
Karakeristik Ekonomi Produksi Anggu
- Page 441 and 442:
LAMPIRAN Prosiding SeminarNasional
- Page 443 and 444:
No Nama Peserta Instansi 43 Juniart
- Page 445:
No Nama Peserta Instansi 131 Yosi Z