SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Inisiasi Kultur Endosperm Durian Kunyit<br />
Irawati, Y dan Indriyani, NLP<br />
Semua perlakuan media menghasilkan eksplan berkalus dengan kisaran persentase antara 33 %<br />
(MS + 3 ppm BA + 2 ppm 2,4-D) sampai 100 % (MS + 3 ppm BA + 1 ppm 2,4-D). Media dengan 3<br />
ppm BA + 1 ppm 2,4-D menghasilkan persentase kalus tertinggi, yaitu 100 %. Dua media lain dengan<br />
konsentrasi 1 ppm 2,4-D juga menghasilkan persentase eksplan berkalus di atas 70 %. Hal ini<br />
mengindikasikan bahwa walaupun 2,4-D pada umumnya esensial untuk induksi kalus (Thomas &<br />
Chaturvedi 2008), tetapi konsentrasi yang diperlukan untuk menginduksi kalus pada endosperm<br />
durian Kunyit adalah dengan konsentrasi rendah.<br />
Ukuran kalus yang dinyatakan dengan nilai kalus berkisar antara 0.54 (MS + 2 ppm BA + 3<br />
ppm 2,4-D) sampai 1.77 (MS + 2 ppm BA + 2 ppm 2,4-D). Semua perlakuan media menghasilkan<br />
struktur kalus kompak. Warna kalus yang diperoleh pada umumnya krem dan coklat muda, kecuali<br />
pada media MS + 1 ppm BA + 3 ppm 2,4-D dan MS + 3 ppm BA + 3 ppm 2,4-D yang menghasilkan<br />
kalus berwarna krem, serta media MS + 3 ppm BA + 2 ppm 2,4-D yang menghasilkan kalus berwarna<br />
coklat.<br />
Sutanto et al. (2008) menyatakan bahwa pembentukan kalus pada embrio somatik pepaya<br />
sangat dipengaruhi oleh konsentrasi BAP, semakin tinggi konsentrasi BAP yang digunakan semakin<br />
banyak kalus yang dihasilkan. Pada kultur endosperm durian Kunyit, persentase eksplan berkalus<br />
tertinggi diperoleh pada media dengan konsentrasi BA tertinggi, yaitu 3 ppm, tetapi kombinasi antara<br />
BA dan 2,4-D dengan konsentrasi yang lebih tinggi menghasilkan persentase eksplan berkalus yang<br />
lebih rendah. Kombinasi antara sitokinin dengan auksin yang tepat pada kultur endosperm<br />
mempunyai peranan penting dalam induksi kalus dan tahapan organogenesis selanjutnya (Miyashita et<br />
al 2009).<br />
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa kombinasi media MS + 3 ppm BA + 1 ppm 2,4-D<br />
merupakan media yang paling potensial untuk inisiasi kalus pada kultur endosperm durian Kunyit.<br />
Kombinasi media tersebut menghasilkan 100 % eksplan berkalus, mempunyai nilai kalus 1.64,<br />
menghasilkan struktur kalus kompak dan warna kalus krem dan coklat muda.<br />
KESIMPULAN<br />
Media MS + 3 ppm BA + 1 ppm 2,4-D merupakan media yang paling potensial untuk inisiasi<br />
kultur endosperm durian Kunyit.<br />
PUSTAKA<br />
1. Gmitter, EG, Ling, XB & Deng XX 1990, ‘ Induction of triploid Citrus plants from endosperm<br />
calli in vitro’, Theor. Appl. Genet, vol. 80, pp. 785-790.<br />
2. Goralski, G, Popielarska, M, Slesak, H, Siwinska, D & Batycka, M 2005, ‘Organogenesis in<br />
endosperm of Actinidia deliciosa cv. Hayward cultured in vitro’, Acta Biologica Cracoviensa<br />
Series Botanica, vol. 47, no.2, pp. 121-128.<br />
3. Hoshino, Y, Miyashita, T & Thomas, TD 2005,’ In vitro culture of endosperm and it’s application<br />
in plant breeding: Approaches to polyploidy breeding’, Scientia Horticulturae, vol. 130, pp. 1-8.<br />
4. Miyashita, T, Takafumi, O, Fukashi, S, Hajime, A & Yoichiro, H. 2009. Plant regeneration with<br />
maintenance of the endosperm ploidy level by endosperm culture in Lonicera caerulea var.<br />
emphyllocalyx. Plant Cell, Tissue and Organ Culture, vol. 98, no. 3, pp. 291-301.<br />
5. Murashige, T & Skoog, F. 1962. A revised medium for rapid growth and bioassays with tobacco<br />
cultures. Physiol. Plant. Vol. 15, pp. 473-497.<br />
6. Santoso, PJ, Novaril, Jawal AS, Wahyudi, T & Hasyim, A 2008, ‘Idiotipe Durian Nasional<br />
Berdasarkan Preferensi Konsumen’, Jurnal <strong>Hortikultura</strong>, vol. 18, no. 4, pp. 395-401.<br />
7. Sita, GL, Ram, NVR & Vaidyanathan 1980,’ Triploid plants from endosperm cultures of<br />
sandalwood by experimental embryogenesis’, Plant Science Letters, vol. 20, pp. 63-69.<br />
8. Sutanto, A & Aziz, MA. 2006. Induksi dan regenerasi embriogenesis somatik pepaya. Jurnal<br />
<strong>Hortikultura</strong>, vol. 16, pp. 89-95.<br />
Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />
dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />
Lembang, 5 Juli 2012<br />
│65