29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Studi Pengendalian Hayati Penyakit Layu (Fusarium oxysporum Schlecht) pada Caisin (Brassica campestris var. chinensis)<br />

dengan Kombinasi Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens<br />

Fuadi, I 1) dan Yusuf, R 2)<br />

Tabel 2. Persentase benih terserang sebelum muncul ke permukaan tanah (Pre emergence damping<br />

off) yang diaplikasi dengan berbagai jenis agens hayati dan kombinasinya (%)<br />

Perlakuan<br />

Pre emergence damping<br />

off (%)<br />

D (Kontrol) 10,83 a<br />

B (Aplikasi Gliocladium virens GR01) 6,87 b<br />

A (Aplikasi Trichoderma harzianum TR01) 6,67 b<br />

C (Aplikasi T. harzianum TR01+ G.virens GR01) 6,46 b<br />

Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada uji lanjut DNMRT taraf 5%<br />

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa Aplikasi agens hayati baik secara tunggal maupun yang<br />

dikombinasikan memberikan hasil yang berbeda nyata jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol<br />

tanpa agens hayati. Secara angka-angka, pemberian kombinasi agens hayati T.harzianum dan G.virens<br />

dapat menekan persentase penyakit rebah kecambah sebelum muncul ke permukaan tanah atau pre<br />

emergence damping off sehingga gejala yang muncul hanya 6,46 %, sedangkan perlakuan tanpa agen<br />

hayati sebesar 10,83 %.<br />

Pemberian perlakuan agens antagonis baik secara tunggal maupun kombinasi antara agens<br />

antagonis menunjukkan hasil yang dapat menekan perkembangan dan infeksi patogen pada benih.<br />

Walaupun demikian kombinasi agens antagonis menunjukkan hasil yang lebih baik dalam menekan<br />

tingkat serangan cendawan F.oxyporum sebelum muncul ke permukaan tanah (pre emergence<br />

damping off). Rendahnya persentase tingkat serangan patogen pada perlakuan C ini disebabkan<br />

terdapatnya kombinasi agens hayati T.harzianum TR01 dan G.virens GR01 dalam mempertahankan<br />

tanaman terhadap serangan dan infeksi patogen cendawan Fusarium oxysporum. Hal ini disebabkan<br />

karena mekanisme antagonis dari kedua agens hayati tersebut dapat berjalan secara bersama dan<br />

kompatibel dalam menghambat serangan cendawan patogen Fusarium. Menurut Agrios (1997) bahwa<br />

Trichoderma dan Gliocladium dapat menyerang spora patogen di dalam tanah pada saat istirahat<br />

maupun dalam keadaan sempurna dengan cara membentuk hifa. Sifat antagonis cendawan<br />

Trichoderma mempunyai tiga type aktifitas : (1) Antibiosis dan lisis, (2) kompetisi, (3) parasitisme.<br />

Ketiga type ini telah berperan langsung dalam membentuk pertahanan banih caisin dari serangan<br />

cendawan patogen Fusarium. Secara antibiosis dan lisis Trichoderma menghambat proses<br />

metabolisme patogen dengan menghasilkan zat metabolik, kompetisi Trichoderma dengan bersaing<br />

mendapatkan nutrisi yang tersedia dalam tanah, sedangkan secara parasitisme Trichoderma dapat<br />

bersifat parasit dengan memperbanyak jaringan hifa. Sementara, Gliocladium diduga mampu<br />

mengeluarkan antibiotika gliotoksin yang menghambat pertumbuhan cendawan Fusarium. Senyawa<br />

gliotoksin dan viridin yang dihasilkan oleh Trichoderma spp. dan Gliocladium sp. Bersifat<br />

menghambat patogen (Baker dan Cook, 1983).<br />

Nurwardani (1995) menyatakan bahwa isolat Cendawan antagonis Trichoderma terus<br />

tumbuh ke arah koloni cendawan patogen Fusarium yang menyebabkan koloni Fusarium terhambat<br />

pertumbuhannya setelah bertemu miselia Cendawan antagonis Trichoderma sehingga menyebabkan<br />

hifa patogen mengalami lisis. Hal ini terjadi karena kemampuan cendawan antagonis Trichoderma<br />

dalam merusak dinding sel dan menghambat perkecambahan spora dan perpanjangan hifa cendawan<br />

patogen. Sehingga cendawan Fusarium tidak mampu berkembang karena kalah bersaing dengan<br />

cendawan antagonis Trichoderma dan Gliocladium, ditambah lagi persaingan populasi dalam merebut<br />

sumber nutrisi dan ruangan tempat hidup.<br />

Persentase Post emergence damping off<br />

Dari masing-masing perlakuan didapat data persentase benih terserang setelah muncul ke<br />

permukaan tanah (post-emergence damping off) pada tanaman caisin, setelah dilakukan analisis<br />

statistik dan uji lanjutan DNMRT pada taraf nyata 5% seperti yang terlihat pada Tabel 3.<br />

292│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!