SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pemberian BAP, Kinetin dan 2-iP pada Media Kultur Jaringan untuk Inisiasi Embrio Somatik Durian<br />
Triatminingsih, R, Joni, YZ dan Riska<br />
mengandung auksin rendah maka akan terjadi bermunculan pro-embryo yang ditandai dengan<br />
berkembangnya pro-embryo menjadi bipolar (Dixon 1985).<br />
Zat pengatur tumbuh 2,4-D merupakan auksin yang mempunyai daya aktivitas kuat dan<br />
merupakan auksin yang efektif untuk induksi kalus embriogenik dalam sistem regenerasi tanaman<br />
melalui embriogenesis somatik (Purnamaningsih 2002, Priyono 2004). Konsentrasi yang optimum<br />
berbeda-beda pada setiap spesies/jenis tanamannya (Sri Mariani at al. 2003, Riyadi & Tirtoboma<br />
2004). Menurut Monmarson et al. (1995) konsentrasi 2,4-D yang terlalu tinggi pada awal kultur<br />
pepaya dapat mengurangi pembentukan kalus dan menghambat pembentukan embriogenik.<br />
Pembentukan dan proliferasi kalus terjadi akibat kontribusi kombinasi zat pengatur tumbuh BAP<br />
dengan 2,4-D yang seimbang untuk pembelahan sel (Rianawati et al. 2009). Disamping itu<br />
keberhasilan teknik somatik embryogenesis dipengaruhi antara lain oleh eksplan/jaringan yang<br />
digunakan dan komposisi media (Boxtel & Berthouly 1996, Oktavia at al. 2003, Sumaryono at al.<br />
2007).<br />
Sumber karbon yang biasa digunakan dalam teknik kultur jaringan ialah sukrosa. Sukrosa<br />
tersebut mempunyai 2 kepentingan sekaligus yaitu sebagai stimulan tekanan osmotik dalam proses<br />
morphogenesis dan sebagai sumber karbon (De Wald et al. 1989). Sukrosa sebanyak 30 g/l atau 60<br />
g/l memperbaiki produksi embrio somatik Palm (Alkhateeb 2006), bahkan untuk induksi<br />
embriogenesis dan stadia awal embrio somatik mangga membutuhkan sukrosa tinggi, 50-60 g/l (De<br />
Wald et al. 1989). Pemberian PEG 8000 dan perlakuan sukrosa dapat meningkatkan produksi embrio<br />
somatik Palm, yang terbaik ialah PEG 8000 sebanyak 5% + sukrosa 60 g/l (Alkhateeb 2006).<br />
Pada dasarnya semua bagian tanaman dapat diregenerasikan menjadi tanaman sempurna apabila<br />
ditumbuhkan pada media yang sesuai (Dalal et al. 1991). Namun tidak semua bagian tanaman sama<br />
mudahnya untuk diregenerasikan. Oleh karena itu perlu diketahui dan dipilih media yang sesuai dan<br />
bagian tanaman/eksplan yang mudah untuk ditumbuhkan (Lindsey &Jones 1990, Monmarson et al.<br />
1995). Kemampuan morphogenesis berhubungan dengan sel-sel yang berkompeten. Dengan<br />
rangsangan ZPT yang tepat maka sel-sel yang berkompeten tersebut kemudian akan beregenerasi<br />
(Gunawan 1992 dalam Oktavia at al. 2003).<br />
Hasil penelitian tahun 2010, kalus embriogenik durian terbentuk pada media MS + 3 mg/l 2,4-D +<br />
0,1 mg/l KIN atau MS + 3 mg/l 2,4-D + 0,1 mg/l BAP pada 6-12 minggu setelah kultur<br />
(Triatminingsih et al. 2010). Proliferasi kalus durian dapat diperoleh dengan mensubkulturkan pada<br />
media yang sama atau pada media MS + 5 mg/l 2,4-D + 0,1 mg/l KIN. Tujuan penelitian ialah<br />
menetapkan komposisi media yang cocok untuk pembentukan embrio somatik.<br />
BAHAN DAN METODE<br />
Bahan dan Alat<br />
Alat yang digunakan antara lain: autoclave, timbangan analitik, gelas piala, laminair air flow<br />
cabinet, erlemeyer, botol kultur cawan petri, tabung reaksi, alumunium foil, plastik wrap, pipet, kertas<br />
saring, scalpel, pinset, rak-rak kultur, mikroskop, shaker dan lain-lain. Bahan yang digunakan dalam<br />
tahap peneitian ini ialah kalus embriogenik durian.<br />
Metode Pelaksanaan Kegiatan<br />
Induksi pembentukan embrio somatik durian<br />
Materi Kalus yang telah disiapkan disubkultur ke media dasar MS yang dimodifikasi (MM),<br />
sukrosa 30 g/l , ditambah vitamin Biotin.<br />
D1B : MM + 0,1 ppm 2,4-D + 0,1 ppm Kinetin + Vit. Biotin.<br />
D2B : MM + 0,05 ppm 2,4-D + 0,1 ppm Kinetin + Vit. Biotin.<br />
D3B : MM + 0,1 ppm2,4-D + 0,1 ppm BAP + Vit. Biotin.<br />
D4B : MM + 0,05 ppm 2,4-D + 0,1 ppm BAP + Vit. Biotin.<br />
D5B : MM + 0,1 ppm 2,4-D + 3 ppm 2-iP + Vit. Biotin.<br />
D6B : MM + 0,05 ppm 2,4-D + 3 ppm 2-iP + Vit. Biotin<br />
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, Perlakuan sebanyak 6 macam komposisi ZPT,<br />
ditambah vitamin Biotin, masing-masing diulang 5-10 botol.<br />
Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />
dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />
Lembang, 5 Juli 2012<br />
│45