SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pengaruh Pengendalian Hayati terhadap Produksi Tanaman Caisin (Brassica campestris var. chinensis)<br />
Fuadi, I 1) dan Yusuf, R 2)<br />
Pengendalian penyakit tersebut dapat dilaksanakan melalui penerapan pengendalian terpadu<br />
yang disesuaikan dengan agroekosistem setempat. Salah satu komponen pengendalian penyakit layu<br />
yang disebabkan F.oxysporum secara terpadu yang dapat dikembangkan adalah pengendalian secara<br />
hayati, yaitu penurunan jumlah patogen dan atau aktivitas yang menimbulkan penyakit dengan<br />
menggunakan organisme lain selain manusia. Pengendalian hayati oleh agens antagonis dapat terjadi<br />
melalui satu atau beberapa mekanisme, yaitu antibiosis, kompetisi, hiperparasitisme (Baker and Cook,<br />
1983), induksi ketahanan tanaman (Van Loon, 2000) dan memacu pertumbuhan tanaman (Kloepper,<br />
1991).<br />
Pengendalian penyakit tanaman menggunakan agens antagonis berpotensi dikembangkan. Hal<br />
ini dikarenakan agens antagonis telah tersedia di alam, aman terhadap lingkungan, tidak mempunyai<br />
efek residu merugikan, aplikasinya tidak berulang-ulang dan relatif kompatibel dengan teknik<br />
pengendalian lainnya (Baker and Cook, 1983).<br />
Beberapa jenis agens antagonis yang efektif, misalnya Verticilium sp., Trichoderma sp., dan<br />
Giocladium sp. (Howell, 1989). Trichoderma harzianum adalah cendawan antagonis yang digunakan<br />
dalam pengendalian beberapa patogen tular tanah seperti Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici (FOL),<br />
karena selain mempunyai daya kompetisi yang tinggi, memiliki daya tahan hidup lama, mampu<br />
mengkolonisasi substrat dengan cepat, T.harzianum juga bersifat sebagai mikoparasit pada hifa dan<br />
tubuh-tubuh istirahat dari patogen tumbuhan (Ambar, 2003).<br />
Dari golongan bakteri, pengendalian penyakit tanaman dengan menggunakan agens antagonis<br />
yang mengkoloni perakaran tanaman (rizobakteria) merupakan alternatif pengendalian yang potensial.<br />
Bakteri tersebut dapat berperan sebagai agens antagonis, pemacu pertumbuhan tanaman atau Plant<br />
Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) (Kloepper, 1991) dan penginduksi ketahanan tanaman<br />
terhadap patogen (Van Loon, 2000).<br />
Di antara bakteri PGPR yang banyak mendapat perhatian adalah Pseudomonas fluorescens<br />
yang menunjukkan kemampuannya dalam menekan perkembangan beberapa penyakit tumbuhan yang<br />
disebabkan oleh patogen terbawa tanah (Raaijmakers et al. 1995). Penggunaan P. fluorescens untuk<br />
mengendalikan penyakit terbawa tanah semakin meningkat. Hal tersebut antara lain disebabkan karena<br />
bakteri tersebut mudah diisolasi, diidentifikasi dan ditumbuhkan pada media tumbuh (Campbell,<br />
1989).<br />
Belum banyak penelitian yang dilakukan untuk pengujian efektifitas agens antagonis dengan<br />
mengkombinasikan antara antagonis dari golongan bakteri dengan antagonis dari golongan cendawan<br />
serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman caisin. Tujuan penelitian ini adalah<br />
menguji dua jenis agens antagonis serta kombinasinya dalam menekan cendawan patogen penyebab<br />
penyakit layu fusarium serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi pada tanaman caisin.<br />
BAHAN DAN METODE<br />
Penelitian dilaksanakan di lahan pengembangan sayuran eksport BBI <strong>Hortikultura</strong> Padang<br />
Marpoyan, Laboratorium Hama Penyakit Tanaman UPT-Perlindungan Tanaman Pangan dan<br />
<strong>Hortikultura</strong>, Dinas Tanaman Pangan dan <strong>Hortikultura</strong> Provinsi Riau di Pekanbaru, Penelitian<br />
berlangsung dari bulan April sampai Juli 2010.<br />
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah benih caisin, pupuk kandang, pupuk buatan<br />
(NPK), tanaman terserang Fusarium, isolat cendawan Trichoderma harzianum TR01 dan bakteri<br />
Pseudomonas fluorescens PR01 (Koleksi LPHP UPT-PTPH Riau), isolat cendawan patogen Fusarium<br />
oxsysporum, media biakan cendawan dan bakteri (PDA, CMS, King’s B, Jagung giling), Cloroc 10<br />
%, aquades, antibiotik, dan bahan lain. Alat yang digunakan adalah ATK, gelas piala, gelas ukur,<br />
gelas erlemayer, objek glass, cover glass, cawan petri, tabung reaksi, ose, pinset, pipet, autoclave,<br />
oven, inkubator, vortex mixer, bunsen, kompor listrik, timbangan, lampu ultra violet, Alat pertanian,<br />
Mikroskop, Alat klimatologi, pagar plastik, sprayer dan alat-alat lain.<br />
Tata letak penelitian disusun dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas empat<br />
perlakuan dan empat ulangan, yaitu:<br />
A. Aplikasi Trichoderma harzianum TR01<br />
B. Aplikasi Pseudomonas fluorescens PR01<br />
C. Aplikasi T. harzianum TR01+ P. fluorescens PR01<br />
D. Kontrol<br />
282│<br />
Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />
dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />
Lembang, 5 Juli 2012