29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Organoleptik (Rasa)<br />

Organoleptik<br />

(Kekerasan)<br />

Pengaruh Jenis Larutan Perendaman untuk Menghilangkan Rasa Sepat Buah Kesemek<br />

Marpaung, AE 1) , Silalahi, FH 1) , Hutabarat, RC 1) dan Sinaga, R 2)<br />

4,00<br />

2,00<br />

0,00<br />

Rasa<br />

2,50 2,50<br />

3,00 3,00 3,00<br />

2,50 2,50<br />

1,00<br />

Kekerasan<br />

4,00 4,00 4,00 4,00 4,00<br />

4,00<br />

2,50<br />

2,00 1,50 1,50<br />

0,00<br />

A B C D E F G H<br />

Jenis Rendaman<br />

A B C D E F G H<br />

Jenis Rendaman<br />

Keterangan: : (A) tanpa perendaman, (B) rendam dalam larutan air, (C) rendam dalam larutan garam 10%, (D) rendam<br />

dalam larutan garam 20%, (E) rendam dalam larutan garam 30%, (F) Rendam dalam larutan kapur 10%, (G)<br />

rendam dalam larutan kapur 20%, dan (H) rendam dalam larutan kapur 30%.<br />

Gambar-5. Pengaruh jenis larutan perendaman terhadap organoleptik rasa dan kekerasan<br />

Data organoleptik di atas memperlihatkan bahwa perlakuan jenis larutan perendaman tidak<br />

berpengaruh terhadap organoleptik rasa, dimana diperoleh nilai organoleptik rasa yang lebih rendah<br />

pada perlakuan A (tanpa perendaman) yaitu bernilai 1 yang berarti rasanya sepat, sedangkan perlakuan<br />

perendaman memiliki nilai yang lebih tinggi dari nilai 1, sehingga rasanya tidak sepat, namun pada<br />

perlakuan perendaman dengan garam meskipun rasanya tidak sepat tetapi rasanya menjadi asin. Hal<br />

ini diduga karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di luar buah (larutan garam) dengan larutan<br />

dalam buah, dimana larutan garam memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibanding larutan dalam<br />

buah, sehingga larutan garam masuk kedalam buah melalui dinding sel dan membuat rasa buah<br />

menjadi asin, sedangkan organoleptik kekerasan memperlihatkan bahwa semua perlakuan memberi<br />

pengaruh yang nyata terhadap organoleptik kekerasan, dimana perlakuan A (tanpa perendaman), B<br />

(rendam dalam larutan air), F (Rendam dalam larutan kapur), G (rendam dalam larutan kapur 20%),<br />

dan H (rendam dalam larutan kapur 30%) memiliki nilai organoleptik kekerasan yang nyata lebih<br />

tinggi dari pada perlakuan larutan perendaman garam, yaitu perlakuan C (rendam dalam larutan garam<br />

10%), D (rendam dalam larutan garam 20%) , dan E (rendam dalam larutan garam 30%), yaitu bernilai<br />

4 yang berarti keras. Perlakuan larutan perendaman dengan garam memiliki nilai organoleptik<br />

kekerasan lembek sampai sangat lembek, hal ini dikarenakan perlakuan rendaman garam memiliki<br />

konsentrasi larutan yang lebih tinggi dibanding konsentrasi dalam buah, sehingga larutan garam<br />

masuk kedalam buah melalui dinding sel dan kandungan Cl pada larutan garam menjadikan tekstur<br />

buah menjadi lembek, sedangkan perendaman yang menggunakan kapur memiliki nilai kekerasan 4 =<br />

keras, hal ini dikarenakan kandungan unsur Ca pada kapur membantu menguatkan dinding sel dengan<br />

menutup pori-pori dinding sel pada buah sehingga cairan pada buah dapat dipertahankan.<br />

KESIMPULAN<br />

1. Perlakuan jenis larutan perendaman tidak berpengaruh nyata terhadap kadar tanin dan organoleptik<br />

rasa buah kesemek, namun berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut, total asam, vitamin<br />

C dan organoleptik kekerasan. Perendaman dalam larutan kapur (F) paling baik menurunkan<br />

tanin.<br />

2. Perlakuan perendaman memiliki nilai kadar tannin, total padatan terlarut, total asam, vitamin C,<br />

dan organoleptik yang lebih rendah dibanding perlakuan tanpa perendaman.<br />

3. Kadar tannin terendah dijumpai pada perlakuan F (rendam dalam larutan kapur 10%) yaitu sebesar<br />

0,26%.<br />

PUSTAKA<br />

1. Baswarsiati, Suhardi, & Rahmawati, D 2006, ‘Potensi dan wilayah pengembangan kesemek<br />

junggo’, Buletin Plasma Nutfah, vol.12, no.2.<br />

364│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!