29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

persentase<br />

Pemberian BAP, Kinetin dan 2-iP pada Media Kultur Jaringan untuk Inisiasi Embrio Somatik Durian<br />

Triatminingsih, R, Joni, YZ dan Riska<br />

Peubah yg diamati<br />

Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu sekali. Pengamatan meliputi jumlah eksplan yang membentuk<br />

embrio somatik (embrio somatik yaitu struktur yang berbentuk membulat, permukaan halus), Data yang<br />

diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.<br />

Induksi Embrio Somatik<br />

HASIL DAN PEMBAHASAN<br />

Hasil pengamatan induksi embrio pada 4 minggu setelah kultur (MSK) dan 8 MSK menunjukan<br />

bahwa semakin lama (8 MSK), persentase kalus yang berwarna coklat dan crem secara umum<br />

bertambah banyak. Dari perlakuan DB ini terlihat pertumbuhan kalus warna putih terlihat bertambah<br />

(Gambar 1). Hal itu mungkin disebabkan konsentrasi 2,4-D sebesar 0,1 ppm, masih kuat untuk<br />

memecah sel-sel. Menurut Monmarson et al. (1995) konsentrasi 2,4-D yang terlalu tinggi pada awal<br />

kultur pepaya dapat mengurangi pembentukan kalus dan menghambat pembentukan embriogenik.<br />

Pada perlakuan media induksi embrio somatik yang diperkaya dengan vitamin biotin menunjukan<br />

ada pertumbuhan kalus ke pembentukan pro-embrio. Pro-embrio terbentuk pada media DB2 (0.05 ppm<br />

2,4-D + 0,1 ppm Kinetin + Vit. Biotin) sebesar 29 % (Gambar 1.). Pro-embrio ini terdeteksi pada<br />

pengamatan minggu ke 12 setelah kultur (12 msk), sedang pada pengamatan 11 minggu setelah kultur<br />

belum terlihat pro-embrio tersebut. Pro-embrio ini akan beregenerasi menjadi embrio bila komposisi<br />

ZPT nya tepat. Rangsangan ZPT yang tepat menyebabkan sel-sel yang berkompeten tersebut akan<br />

beregenerasi (Gunawan 1992 dalam Oktavia dkk. 2003). Kalus pro-embryo tersebut berwarna putih susu<br />

dan krem berbentuk bulat-bulat nodular (Gambar 2).<br />

Persentase pro-embrio, warna kalus<br />

pada media DB, 12 msk<br />

100.0<br />

50.0<br />

0.0<br />

D1B D2B D3B D4B D5B D6B<br />

perlakuan media<br />

putih crem coklat lainnya pro EM<br />

Gambar 1. Persentase pro-embrio pada media<br />

D2B*) sebanyak 29%.<br />

Gambar 2. Kalus pro-embrio berwarna putih<br />

susu dan krem<br />

*) Keterangan:<br />

D1B : MM + 0,1 ppm 2,4-D + 0,1 ppm Kinetin + Vit. Biotin.<br />

D2B : MM + 0,05 ppm 2,4-D + 0,1 ppm Kinetin + Vit. Biotin.<br />

D3B : MM + 0,1 ppm2,4-D + 0,1 ppm BAP + Vit. Biotin.<br />

D4B : MM + 0,05 ppm 2,4-D + 0,1 ppm BAP + Vit. Biotin.<br />

D5B : MM + 0,1 ppm 2,4-D + 3 ppm 2-iP + Vit. Biotin.<br />

D6B : MM + 0,05 ppm 2,4-D + 3 ppm 2-iP + Vit. Biotin.<br />

46│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!