29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pengaruh Varietas terhadap Multiplikasi Tunas Pisang yang Diperbanyak Melalui Kultur Jaringan<br />

Meldia, Y, Makful, Edison dan Wahyuni, D<br />

Di beberapa daerah pisang merupakan subsitusi makanan pokok seperti di Papua dan<br />

beberapa negara di Afrika. Pisang mengandung karbohidrat yang tinggi dimana makan 2 buah pisang<br />

setara dengan 1 piring nasi.<br />

Jenis pisang yang diperdagangkan di pasar-pasar swalayan di Indonesia sebagian besar adalah<br />

kelompok Cavendish, sedangkan di pasar-pasar lainnya ( toko buah, kios, PKL, tradisional ) adalah<br />

kultivar Barangan, Ambon Hijau, Ambon Kuning, Mas, Raja Bulu dan Raja Sere. Jenis pisang olahan<br />

adalah Kepok dan Tanduk dan Agung Talun, Raja dan nangka. Pengembangan industri olahan<br />

diarahkan ke perluasan diversifkasi produk, meliputi pembuatan keripik, sale, puree dan pasta pisang.<br />

Sebagian besar kebun rakyat di Indonesia masih menggunakan benih pisang berasal dari<br />

anakan atau belahan bonggol ( bit ) yang diusahakan sendiri oleh petani. Benih pisang kultur jaringan<br />

umumnya diadakan untuk memenuhi permintaan program pengembangan perluasan tanam dari<br />

pemerintah atau pembukaan kebun oleh pihak swasta. Pada saat ini produsen benih pisang kultur<br />

jaringan antara lain: Tekno Agro, DAFA, Tamora, Mariwati, Pusat Penelitian Kakao dan Kopi Jember.<br />

Usaha tani pisang di Indonesia kebanyakan di tanam dipekarangan belum mempunyai fasilitas<br />

pengairan. Fasilitas pengemasan, alat transportasi, rumah/gudang untuk penanganan segar juga belum<br />

memenuhi standar yang baik. Begitu juga permodalan masih relatif kecil.<br />

Produk buah pisang yang bermutu memerlukan benih yang bermutu dan seragam, sehingga<br />

diperlukan inovasi teknologi untuk menghasilkan benih tersebut. Teknik perbanyakan benih melalui<br />

kultur jaringan merupakan salah cara untuk mendapat benih pisang yang bermutu dalam jumlah<br />

besar. Teknik ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain : bibit yang dihasilkan mempunyai<br />

sifat sama dengan induknya, seragam dalam jumlah besar, tidak membutuhkan lahan yang luas dan<br />

bebas penyakit. Berdasarkan hal tersebut maka perbanyakan pisang perlu dilakukan secara kultur<br />

jaringan.<br />

Kultur jaringan merupakan suatu cara perbanyakan tanaman dengan dengan mengisolasi<br />

bagian tertentu dari tanaman seperti protoplasma, sell, dan organ serta menumbuhkannya pada media<br />

buatan yang mengandung nutrisi dalam kondisi yang steril, sehingga bagian-bagian tanaman tersebut<br />

bisa memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.<br />

Kultur jaringan secara teoritis bisa dilakukan pada semua jaringan baik tanaman maupun<br />

hewan. bahkan juga manusia. Menurut teori Totipotensi sel bahwa setiap sel memiliki potensi genetik<br />

yang mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap.<br />

Perbanyakan benih secara kultur jaringan mempunyai beberapa keuntungan antara lain : bibit<br />

yang dihasilkan mempunyai sifat sama dengan induknya, seragam dalam jumlah besar dan mudah<br />

dalam pengepakan tidak menghabiskan banyak tempat sehingga mudah dalam pendistribusian, tidak<br />

membutuhkan lahan yang luas dan bebas penyakit.<br />

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain<br />

:jenis dan bagian tanaman yang digunakan (eksplan), kandungan media dan lingkungan tumbuh.<br />

Media kultur jaringan umumnya mengandung hara makro, hara mikro, vitamin, karbohidrat, zat<br />

pengatur tumbuh dan bahan pemadat.<br />

Kendala pengadaan bibit unggul secara konvensional adalah sulit mendapatkan bibit yang<br />

berkualitas dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Salah satu keunggulan perbanyakan<br />

tanaman melalui teknik kultur jaringan adalah sangat dimungkinkan mendapatkan bahan tanam dalam<br />

jumlah besar dalam waktu singkat (Priyono et al., 2000). Menurut Kyte (1990) Kultur jaringan<br />

merupakan suatu teknik untuk mengisolasi bagian tanaman dan ditumbuhkan secara tersendiri dan<br />

dipacu untuk memperbanyak diri, akhirnya diregenerasikan kembali menjadi tanaman lengkap dalam<br />

suatu lingkungan yang aseptik dan terkendali diluar lingkungan aslinya. Menurut Zulkarnain (2009)<br />

Jumlah tanaman yang diregenerasikan dihitung berdasarkan rumus X n . X adalah laju penggadaan<br />

perbulan dan n adalah lamanya masa kultur (dalam bulan). Misalnya, dengan laju penggandaan 2,0<br />

perbulan maka jumlah tanaman yang diregenerasikan dalam waktu setengah tahun (6 bulan) adalah<br />

2 6 =64<br />

Dalam kultur jaringan, dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah<br />

sitokinin dan auksin (Gunawan, 1990). Pengaruh auksin terhadap perkembangan sel menunjukkan<br />

bahwa auksin dapat meningkatkan sintesa protein. Dengan adanya kenaikan sintesa protein, maka<br />

dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam pertumbuhan. Dalam pertumbuhan jaringan, sitokinin<br />

bersama-sama dengan auksin memberikan pengaruh interaksi terhadap deferensiasi jaringan (Sriyanti<br />

dan Wijayani, 1994).<br />

72│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!