SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Peluang Pengembngan Sayuran Menuju <strong>Pertanian</strong> Organik pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa<br />
Antar Baru Kecamatan Marabahan Kabupaten Barito Kuala)<br />
Zuraida, R dan Adijaya, J<br />
Peluang Pengembngan Sayuran Menuju <strong>Pertanian</strong> Organik pada Lahan Pasang Surut<br />
di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Antar Baru Kecamatan Marabahan Kabupaten<br />
Barito Kuala)<br />
Zuraida, R dan Adijaya, J<br />
Balai Pengkajian Teknologi <strong>Pertanian</strong> Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru<br />
Kalimantan Selatan<br />
ABSTRAK. Usahatani sayuran merupakan salah satu peluang usaha dalam meningkat pendapatan petani. Petani<br />
rata-rata menanam sayuran hanya seluas 0,5 Ha hal ini disebabkan karena untuk menanam sayuran perlu modal<br />
yang besar. Sayuran yang umumnya diusahakan petani antara lain cabe merah dan Tomat dengan<br />
mempergunakan sarana produksi antara lain untuk pupuk yaitu: pupuk kandang. tricokompos, biohara plus,<br />
untuk pengendalian hama dan penyakit memakai ekstrak nimba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk<br />
mengetahui apakah usahatani sayuran (cabe merah dan tomat) secara financial berpeluang untk dikembangkan<br />
dengan memakai bahan organik Penelitian ini dilaksanakan di Antar baru Kecamatan Marabahan Kabupaten<br />
Barito Kuala pada bulan Januari 2011. dengan mengggunakan metoda PRA. Data yang dikumpulkan berupa<br />
data primer dan sekunder. Data primer adalah data usahatani selama satu tahun sebelumnya yang dilakukan<br />
responden, sedangkan data sekunder merupakan data penunjang yang dikumpulkan dari Kepustakaan dan<br />
instansi terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk cabe merah produtivitas mencapai 5 ton/ Ha dengan<br />
tingkat penerimaan sebesar Rp 25.000.000,- , biaya produksi yang dikeluarkan ]Rp 17,260.000,- (R/C<br />
Ratio:1,45). untuk tomat produtivitas mencapai 6 ton/ Ha dengan tingkat penerimaan sebesar Rp 24.000.000,-<br />
total biaya yang dikeluarkan Rp 17,510.000,- (R/C Ratio: 1,4). Dari hasil analisis financial tersebut menunjukkan<br />
bahwa usahatani cabe merah dan tomat layak diusahakan karena nilai R/C ratio > 1. Dan sangat berpeluang<br />
untk dikembangkan di lahan pasang surut.<br />
Katakunci: Usahatani, sayuran, organik, pasang surut<br />
Abstract. Rismarini Zuraida dan Jumena Adijaya. Peluang Pengembangan Sayuran Menuju <strong>Pertanian</strong><br />
Organik pada Lahan Pasang Surut Di Kalimantan Selatan. Vegetable farming system is a business<br />
opportunity to increase income of farmers. Land ownership of the farmers are 0.5 ha on the average. Vegetables<br />
are generally cultivated farmers including red pepper and tomatoes. Farmers use fertilizer, that are: manure.<br />
tricocompos, biohara plus, for the control of pests and diseases. The purpose of this study was to determine<br />
whether the farming of vegetables (red peppers and tomatoes) are developed using organic materials research<br />
was conducted in the new Inter District Marabahan Barito Kuala District in January 2011. The PRA is used.<br />
Data was collected in the form of primary and secondary data. The primary data collected is farming data for<br />
one year, while secondary data was collected from the related agencies. The results showed that for the red chili<br />
produtivity reachs 5 tonnes / ha with income of Rp 25,000,000,-, production costs U.S. $ 17,260.000,- (R/C<br />
ratio: 1.45). The tomatoes productivitas reach 6 tons/ha with income rate of Rp 24,000,000, - total cost USD<br />
17,510.000, - (R / C ratio: 1.4). From the results of the financial analysis showed that the red pepper and tomato<br />
farming viable because the value of R / C ratio> 1.<br />
<strong>Pertanian</strong> organik adalah teknik budidaya dan pengusahaan pertanian dengan mengandalkan<br />
input dan sarana produksi bahan alami (organic) tanpa menggunakan kimia sintetis. Tujuan utama<br />
pertanian organik menyediakan aneka produk pertanian, khususnya bahan pangan yang aman bagi<br />
kesehatan baik bagi produsen ( petani) maupun konsumen, serta tidak merusak lingkungan. Gaya<br />
hidup sehat kini telah menjadi standar dan melembaga secara internasional, dalam hal mana<br />
mensyaratkan jaminan bahwa, produk pertanian bagi konsumsi harus beratribut aman (food safety<br />
attributes), memiliki kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (ecolabelling<br />
attributes). Preferensi konsumen di seluruh dunia kepada produk organik, menyebabkan<br />
permintaan produk pertanian berbahan alami di tingkat dunia internasional meningkat pesat.<br />
Permintaan pasar semakin prospektif (Sonson Garsoni Tahun 2010)<br />
Dengan memamfaatkan lahan marginal yang tersedia di Kalimantan khususnya lahan pasang<br />
surut maka berpeluang untuk pertanian khususnya untuk pertanian organik . Karena lahan pasang<br />
surut belum optimal pemamfaatannya dikarena berbagai kendala, hal ini terlihat dari tingkat produksi<br />
Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />
dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />
Lembang, 5 Juli 2012<br />
│391