29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pelapisan Lilin Sebagai Upaya Memperpanjang Masa Simpan Jeruk Siam Pontianak<br />

Haloho, J. D. dan Purba, T<br />

Spesies jeruk dan varietasnya yang telah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia antara lain<br />

jeruk keprok (Citrus nobilis Lour) dan jeruk manis (Citrus sinensis Lour osbeek) dengan nama ilmiah<br />

yang lain Citrus aurantium L. var. Sinews L. Jeruk manis dan jeruk keprok merupakan jeruk yang<br />

paling penting dalam perdagangan dunia dan menempati 7% dari semua jeruk yang dihasilkan dunia.<br />

Jeruk keprok merupakan jenis jeruk yang paling populer di Indonesia. Jenis ini banyak varietasnya di<br />

antaranya ialah jeruk mandarin (Citrus nobilis Lour.var.Chrisocarpa) dan jeruk siam (Citrus nobilis<br />

Lour.var.Microcarpa). Jeruk manis yang dikenal dengan nama sweet orange ini diperdagangkan<br />

dengan merek Sunkis (Deddy, 1991). Berdasarkan SNI tersebut, jeruk siam dapat digolongkan dalam<br />

empat ukuran, seperti yang dijelaskan pada tabel 1 berikut.<br />

Tabel.1 Penggolongan jeruk keprok berdasarkan SNI 01-3165-1992<br />

No Kelas Ukuran (cm) Berat (gram/buah)<br />

1 A > 7.1 > 151<br />

2 B 6.1-7.1 101-150<br />

3 C 5.1 – 6.0 51-100<br />

4 D – E 4.0-5.0 50<br />

Sumber : (Sumarno et al., 2003).<br />

Tabel 2. Penggolongan mutu jeruk siam berdasarkan SNI 01-3165-1992<br />

Karakteristik<br />

Persyaratan<br />

Mutu I<br />

Mutu II<br />

Kesamaan Sifat Varietas Seragam Seragam<br />

Kekerasan Keras Cukup Keras<br />

Ukuran Seragam Kurang seragam<br />

Kerusakan % (jml/jml) maks 5 10<br />

Kotoran Bebas Bebas<br />

Busuk % (jml/jml) maks 1 1<br />

Sumber : (Sumarno et al., 2003).<br />

Kualitas buah jeruk sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah, oleh sebab itu untuk<br />

mendapatkan buah yang berkualitas baik, maka buah harus dipetik dalam keadaan matang dan sudah<br />

memiliki cita rasa manis kemasam-masaman serta aroma buah yang baik. Jika buah jeruk dipetik pada<br />

saat belum matang, rasanya masih masam dan pahit, buah mudah berkerut atau keriput, sari buahnya<br />

sedikit, dan buah tidak tahan disimpan dalam waktu yang lama. Sebaliknya bila buah dipetik terlalu<br />

matang, maka cita rasanya menjadi berkurang, aromanya kurang baik, sari buahnya berkurang, daging<br />

buah mudah menjadi kering, dan daya simpan buah pendek (Mohamad 1991)<br />

Pemetikan buah jeruk tidak dapat dilakukan sekaligus karena buah jeruk tidak masak secara<br />

bersamaan. Pemetikan buah jeruk harus diutamakan pada buah-buah yang sudah matang. Buah-buah<br />

jeruk yang telah mencapai derajat kematangan optimal (masak petik/matang kuning) memiliki tandatanda<br />

sebagai berikut:<br />

1. Kulit buah telah menguning (hijau kekuning-kuningan) dengan warna yang menarik, sehat,<br />

dan segar,<br />

2. Permukaan kulit buah halus dan tekstur agak lunak (bila dipegang dibagian bawah sudah<br />

terasa empuk).<br />

Pemetikan buah jeruk dapat juga dilakukan pada keadaan matang hijau. Pemetikan buah pada<br />

keadaan matang hijau sebaiknya dilakukan bila lokasi pemasaran jauh. Buah jeruk yang telah matang<br />

hijau, umumnya sudah mencapai 6 bulan setelah munculnya bunga, sedangkan buah yang matang<br />

kuning, umumnya sudah tercapai 7-9 bulan setelah muncul bunga. Buah jeruk yang kelewat matang,<br />

dipasaran kurang begitu laku dan tidak memenuhi syarat untuk eskpor maupun bahan baku untuk<br />

industri pengolahan. Dengan demikian, kalaupun laku harganya sangat rendah. Di samping itu,<br />

kerusakan buah jeruk akibat pemanenan yang kelewat matang mencapai 29% ( Pantastico 1989)<br />

Pada dasarnya buah-buahan akan cepat mengalami fase senecence yaitu proses degradasi<br />

senyawa menuju terjadinya ketuaan dan kematian jaringan ( Kays 1991), bila dibiarkan di tempat<br />

terbuka. Keadaan ini terjadi akibat berlangsungna proses respirasi berup oksidasi substrat sumber<br />

energi, seperti pati, gula, dan asam. Proses respirasi terjadi bila terdapat oksigen di seitar buah yang<br />

352│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!