29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Keragaan Dua Aksesi Rosela (Hibicus sabdariffa) di Dataran Tinggi Lembang<br />

Fajri Widati 1) dan I. M. Hidayat 1)<br />

banyak daripada blackcurrant (Ribes nigrum L. ) dan sembilan kali lebih banyak dari buah jeruk<br />

(Citrus sinensis L.) (Ismail et al. 2008). Kelopak rosela memiliki rasa masam yang cukup unik. Rasa<br />

masam ini disebabkan karena komponen senyawa asam yang dominan, yaitu asam askorbat (vitamin<br />

C), asam sitrat dan asam malat. Kandungan asam askorbat dan beta karoten yang tinggi merupakan<br />

sumber antioksidan alami yang sangat efektif dalam menangkal berbagai radikal bebas penyebab<br />

kanker dan berbagai penyakit lainnya. Kaliks rosela mengandung 18 asam amino yang diperlukan<br />

oleh tubuh, termasuk arginin dan lisin yang berperan dalam peremajaan sel tubuh. Diantara banyak<br />

khasiatnya, rosela diunggulkan sebagai herba antikanker, antihipertensi dan antidiabetes (Wijayanti<br />

2010). Teh yang berasal dari ekstrak kaliks rosela dilaporkan dapat menurunkan tekanan darah<br />

sistolik sebesar 11.2% dan mengurangi tekanan darah diastolik sebesar 10.7% (Mahadevan et al.<br />

2009).<br />

Biji rosela mengandung protein 18.8 - 22.3 %, lemak 19.1 – 22.8%, serat diet 39.5 – 42.6%<br />

dan merupakan sumber mineral yang baik seperti fosfor, magnesium, kalsium, lysine dan<br />

triptophane. Minyak biji kaya akan lemak tidak jenuh sebesar 70%, dengan kandungan linoleic acid<br />

sebesar 44% (Mahadevan et al. 2009). Menurut Abu –Tarboush et al., 1997; Rao, 1996; El-Adawy<br />

and Khalil, 1994; Halimatul et al., 2007) biji rosela kaya akan protein, serat diet, karbohidrat dan<br />

lemak. Protein yang diekstraksi dari biji rosela dapat digunakan sebagai bahan suplemen untuk<br />

keperluan diet dan bahan makanan pada industri makanan.<br />

Batang tanaman rosela menghasilkan serat (Rao, 1996; Babatunde dan Mofoke, 2006).<br />

Batang rosela digunakan sebagai bahan baku industri kertas (Mahadevan et al. 2009). Dan menurut<br />

Govinden-Soulange et al. (2009), di beberapa negara bunga rosela digunakan untuk keperluan<br />

dekorasi.<br />

Mengingat pada saat ini kesadaran masyarakat akan nilai kesehatan semakin meningkat dan melihat<br />

potensi yang dimiliki tanaman rosela, terutama pada kandungan gizi dan manfaat yang terkandung<br />

dalam pucuk daun muda, kaliks serta bijinya maka tanaman ini dirasa perlu dikembangkan dan<br />

dibudidayakan di kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan dan<br />

potensi hasil pucuk daun muda dua aksesi rosela di dataran tinggi Lembang, sehingga informasi ini<br />

diharapkan dapat menjadi acuan dalam upaya memperkenalkan tanaman rosela di kalangan<br />

masyarakat luas khususnya potensinya sebagai komoditas tanaman sayuran. Sedangkan hipotesis dari<br />

penelitian ini adalah kedua aksesi rosela menunjukkan keragaan yang berbeda di dataran tinggi<br />

Lembang.<br />

BAHAN DAN METODE<br />

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang<br />

dengan ketinggian tempat 1250 m dpl pada bulan Agustus 2011 sampai Maret 2012. Bahan tanam<br />

yang digunakan merupakan dua aksesi rosela, yaitu rosela 1 dan rosela 2. Rosela 1 merupakan hasil<br />

introduksi dari AVRDC, sedangkan rosela 2 merupakan jenis lokal.<br />

Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan enam ulangan. Setiap ulangan<br />

berupa plot (bedengan bermulsa) dengan ukuran 1 m x 7.5 m (7.5 m 2 ). Dalam setiap plot terdapat 30<br />

tanaman yang ditanam dengan jarak tanam 70 cm x 50 cm. Dalam persiapan lahan, tanah dicangkul<br />

terlebih dahulu dan dibuat plot sesuai dengan ukuran. Dolomit dengan dosis 1 ton/ha disebarkan<br />

dalam plot dua minggu sebelum tanam dan disiram bila tidak ada hujan. Pupuk dasar yang diberikan<br />

berupa pupuk kandang kuda dengan dosis 30 ton/ha dan pupuk NPK 16.16.16 dengan dosis 150<br />

kg/ha. Setelah itu plot ditutup dengan mulsa hitam perak dan dilubangi sesuai dengan jarak tanam.<br />

Sebelum dipindah tanam di lapangan, biji rosela disemai terlebih dahulu dalam tray selama 3 minggu.<br />

Setelah bibit dipindah ke lapangan, pemeliharaan yang dilakukan berupa penyiraman, pengendalian<br />

terhadap gangguan hama dan penyakit, serta pemberian pupuk susulan. Pupuk susulan yang diberikan<br />

berupa NPK 16.16.16 pada saat 25 hst, 40 hst, 60 hst, 90 hst dan pupuk NPK 14.18.18 pada saat 120<br />

hst serta 150 hst dengan dosis aplikasi masing-masing 115 g/plot. Cara aplikasi pupuk susulan<br />

dilakukan dengan melarutkan pupuk terlebih dahulu dalam air kemudian dicor pada masing-masing<br />

tanaman.<br />

Pengamatan dilakukan dengan mengikuti pengamatan karakteristik AVRDC-GRSU terhadap<br />

data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi data perkecambahan, data vegetatif, data<br />

karangan bunga, data buah serta data biji. Parameter pengamatan untuk data perkecambahan meliputi<br />

50│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!