29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Uji Daya Hasil 11 Galur Bawang Merah Asal Biji (True shallot Seed/TSS) di Brebes, Tegal, dan Nganjuk<br />

Pinilih, J 1 , Hidayat, I. M 2 , Sartono PS 2<br />

Uji Daya Hasil 11 Galur Bawang Merah Asal Biji (True shallot Seed/TSS) di Brebes,<br />

Tegal, dan Nganjuk<br />

Pinilih, J 1 , Hidayat, I. M 2 , Sartono PS 2<br />

1 Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Pajajaran, Bandung, dan peneliti Balitsa.<br />

2<br />

Peneliti Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang 40391, Jl. Tangkuban Parahu No 517, Lembang<br />

40391<br />

Abstrak. Bawang merah (Allium ascalonicum) biasanya diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan<br />

umbi sebagai benih. Keterbatasan ketersediaan benih dalam bentuk umbi pada musim tanam terutama pada<br />

penanaman di luar musim menyebabkan berkurangnya pasokan bawang merah di pasaran. Hal ini menyebabkan<br />

masuknya bawang merah impor. Biji botani (True Shallot Seed/TSS) merupakan alternatif dalam<br />

menanggulangi keterbatasan penyediaan benih. Perakitan galur untuk tetua TSS sudah dilakukan sejak tahun<br />

2002, dan setelah melalui serangkaian seleksi dan serbuk sendiri diselang seling dengan serbuk terbuka, pada<br />

tahun 2009 terseleksi 11 galur yang mempunyai potensi hasil dan keseragaman tinggi. Pada pengujian ini galurgalur<br />

tersebut, yaitu: TSS-1-S4, TSS-5-S4, TSS-13-S4, TSS-17-S4, TSS-28-S4, TSS-33-S4, TSS-62-S4, TS-<br />

MJ-S3 TS-KL80-S3, TS-KT-S2 dan TS-ML-S3, diuji dengan menggunakan pembanding varietas Tuk Tuk.<br />

Pengujian terdiri dari dua tahap, yaitu produksi biji botani TSS yang dilakukan di Screen House Balai Penelitian<br />

Tanaman Sayuran, dari Januari – Mei 2010. Tahap berikutnya adalah penyemaian benih TSS dan penanaman di<br />

lokasi pengujian yang merupakan sentra bawang merah Brebes, Tegal (Jawa Tengah) dan Nganjuk (Jawa<br />

Timur) dari Juni sampai Desember 2010. Pengujian di tiap lokasi dilakukan dengan menggunakan rancangan<br />

acak kelompok, 3 ulangan, 140 tanaman/plot dengan jarak tanam 10 x 10 cm. Pengamatan dilakukan terhadap<br />

tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, bobot basah dan bobot kering umbi. Hasil pengujian<br />

menunjukkan galur TS-KL80-S3 memberikan bobot kering tertinggi di tiga lokasi pengujian Brebes, Tegal dan<br />

Nganjuk, di mana bobot kering tertinggi dicapai di Tegal setara dengan 21.35 ton/ha.<br />

Kata kunci : bawang merah (Allium ascalonicum), biji botani, True Shallot Seed/TSS<br />

Abstract. Shallot (Allium ascalonicum) is vegetatively propagated crop by using seed bulb. Seed shortage at<br />

planting time particularly during off season may lead to deficiency of shallot supply in the market. This<br />

condition open the opportunity to cover market demand by imported shallot. Botanical seed (True Shallot<br />

Seed/TSS) is one alternative to overcome a scarcity of seed. Breeding for TSS parents have been conducted<br />

since 2002, and eversince through series of selection, and pollination by selfing proceeded in alternate with<br />

open pollination, in 2009 potential lines (11 lines) with high yield and uniformity were selected. Those lines viz:<br />

TSS-1-S4, TSS-5-S4, TSS-13-S4, TSS-17-S4, TSS-28-S4, TSS-33-S4, TSS-62-S4, TS-MJ-S3 TS-KL80-S3,<br />

TS-KT-S2 dan TS-ML-S3, were evaluated with var. Tuk Tuk as a control. Evaluation was conducted in two<br />

steps, the first step was to produced botanical seed (TSS) in the screen house Indonesian Vegetable Research<br />

Institute from January – May 2010. The second step was to germinate TSS derived from the first step, and<br />

planting the seedling at the evaluation sites which were center of shallot production: Brebes, Tegal (Central<br />

Java) and Nganjuk (East Java) from June to December 2010. In each location, evaluation was conducted using<br />

completely block randomized design (CBRD), with 3 replication, each plot consisted of 140 plant/plot, planting<br />

distance 10 x 10 cm. Observation was made on plant height, number of leaf, number of bulb, fresh weight and<br />

dry weight. Result indicated that line TS-KL80-S3 gave the highest dry weight in three evaluation sites Brebes,<br />

Tegal dan Nganjuk, with wich dry weight in Tegal was the highest equal to 21.35 ton/ha.<br />

Key words: shallot (Allium ascalonicum), botanical seed, True Shallot Seed/TSS<br />

Budidaya bawang merah dengan menggunakan umbi sebagai bibit memerlukan biaya bibit<br />

hampir 40 % dari total biaya produksinya. Selain itu umbi bibit dapat membawa penyakit tular umbi,<br />

memerlukan gudang penyimpanan yang cukup luas serta pemeliharaan rutin selama penyimpanan<br />

benih dan memerlukan transportasi untuk membawa umbi dari dan ke lahan pertanaman. Untuk<br />

menekan biaya untuk pengadaan umbi bibit, diupayakan penanaman menggunakan benih atau biji<br />

(Hermiati, 1995). Di tingkat petani, penanaman bawang merah dengan menggunakan biji atau TSS<br />

masih sulit diterapkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dikembangkan varietas unggul<br />

bawang merah yang berbasis TSS artinya benih yang dilepas merupakan umbi vegetatif tetapi benih<br />

tersebut dapat disimpan dalam bentuk biji (TSS).<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!