29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Aspek Ekonomi Pengendalian Ramah Lingkungan Vektor Virus Kuning (Bemisia tabaci Genn) pada Cabai<br />

Rahayu, H.S.P. dan Sukarjo<br />

Aspek Ekonomi Pengendalian Ramah Lingkungan Vektor Virus Kuning (Bemisia<br />

tabaci Genn) pada Cabai<br />

Rahayu, H.S.P. dan Sukarjo<br />

Balai Pengkajian Teknologi <strong>Pertanian</strong> Sulawesi Tengah<br />

Jl. Lasoso No. 62, Biromaru, Kotak Pos 51, Palu<br />

ABSTRAK. Dalam tiga tahun terakhir petani cabai di Kabupaten Sigi dirugikan oleh serangan penyakit virus<br />

kuning. Penyakit virus kuning disebarkan oleh vektor kutu kebul (Bemisia tabaci Genn). Serangan pada sentra<br />

tanaman cabai di Desa Sunju Kabupaten Sigi mencapai 100% (gagal panen). Penanggulangan penyakit secara<br />

kimiawi yang berlebihan dapat menyebabkan buah cabai tidak layak dikonsumsi. Oleh karena itu diperlukan<br />

pengendalian yang efektif, ekonomis dan ramah lingkungan antara lain menggunakan perangkap likat kuning.<br />

Penelitian bertujuan mengetahui aspek ekonomis dan pengendalian vektor virus kuning (Bemisia tabaci Genn)<br />

yang ramah lingkungan. Penelitian dilaksanakan di Desa Sunju, Kabupaten Sigi, Propinsi Sulawesi Tengah.<br />

Penelitian meliputi percobaan di lapangan dan analisis usahatani. Efektivitas pengendalian diukur menggunakan<br />

rumus intensitas serangan penyakit sedangkan aspek ekonomi diukur menggunakan R/C Rasio. Hasil penelitian<br />

menunjukkan bahwa dengan cara pengendalian yang ramah lingkungan, intensitas serangan penyakit virus<br />

kuning sebesar 33%, lebih efektif dibandingkan dengan kontrol (cara petani) yang intensitas serangan<br />

penyakitnya mencapai 100%, dan secara ekonomi menguntungkan dengan nilai R/C rasio sebesar 1,40.<br />

Katakunci: Cabai; Pengendalian ramah lingkungan; Aspek ekonomi.<br />

ABSTRACT. Rahayu, H.S.P. and Sukarjo 2013. Economic Aspects of Environment Sustainable<br />

Control of Yellow Virus Vector (Bemisia tabaci Genn) on Chili. In last three years chilli farmers in Sigi<br />

Regency has disadvantaged by yellow virus desease that diffused by Bemisia tabaci Genn. Aggression of this<br />

desease reach until 100%. Excessive chemical prevention of the desease can causing the chilli fruits are not<br />

suitable for consumption. It need some effective, economic, and environmentally friendly prevention such as<br />

using yellow stick trap. This research pusposes are to determine the economical aspect from environmentally<br />

yellow virus vector prevention. This research conducted in Suju Village, Sigi District Central Sulawesi<br />

Province. This research include the filed research and analysis and farming business analysis. The efectivity of<br />

controled was measure by desease attack intesity formula and the economical aspect are measure by R/C ratio.<br />

The result of this research showed that with the environmental friendly control, intensity of yellow virus attack<br />

are 33 % efectively than control which the attack are 100% and economically more beneficially with R/C ratio<br />

1,4.<br />

__________________________________________________________________________________<br />

Aspek penting pertanian berkelanjutan antara lain, bagaimana sistem budidaya pertanian tetap<br />

memelihara kesehatan tanaman dengan kapasitas produksi maksimum, serta mengurangi dampak<br />

kegiatan pertanian yang dapat menimbulkan pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup.<br />

Berbagai jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat mengganggu kesehatan tanaman, yang<br />

mengakibatkan penurunan hasil produksi dan penurunan kualitas produk (Siwi, 2006).<br />

Dewasa ini penggunaan bahan kimiawi untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman<br />

sudah sangat tinggi termasuk pada komoditas hortikultura. Diperkirakan 50% dari biaya produksi<br />

digunakan untuk membeli insektisida. Pengendalian kimiawi hama dan penyakit secara intensif juga<br />

sering dilakukan di tanaman cabai. Hal ini karena cabai termasuk komoditas yang nilai ekonominya<br />

tinggi sehingga petani tidak keberatan mengeluarkan modal besar untuk pengendalian hama dan<br />

penyakitnya. Cabai merah banyak dikonsumsi sebagai bumbu penyedap pada masakan dan bahan<br />

campuran industri pengolahan makanan dan minuman.<br />

Penggunaan insektisida oleh para petani cabai di lapangan sudah sangat intensif baik dilihat<br />

dari jenis maupun dosis yang digunakan, serta interval penyemprotan yang sudah sangat pendek<br />

tenggang waktunya. Keadaan ini akan menimbulkan berbagai permasalahan serius karena insektisida<br />

dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, pada sistem pertanian sekarang diperkenalkan sistem<br />

PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yaitu suatu sistem yang menggunakan berbagai cara selain<br />

insektisida agar populasi hama/penyakit tetap berada dalam ambang toleransi (Sanjaya, 2004). Di sisi<br />

yang lain pada petani yang skala usahanya kecil pengendalian hama dan penyakit secara intensif<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│189

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!