29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kajian Penerapan Teknologi Berbasis LEISA Melalui Tumpangsari Wortel dengan Sayuran Lainnya di<br />

Dataran Tinggi Papua<br />

Soplanit, A<br />

Kajian Penerapan Teknologi Berbasis LEISA Melalui Tumpangsari Wortel<br />

dengan Sayuran Lainnya di Dataran Tinggi Papua<br />

Soplanit, A<br />

Balai Pengkajian Teknologi <strong>Pertanian</strong> Papua, Jln.Yahim No.49, Sentani, Jayapura 256<br />

ABSTRAK. Usahatani wortel merupakan salah satu cabang usahatani sayuran dataran tinggi di Papua yang<br />

memiliki peluang pasar relatif tinggi karena praktek budidayanya menerapkan konsep pertanian organik.<br />

Namun petani umumnya menanam wortel secara tunggal, sehingga ketika panen secara bersamaan tidak bisa<br />

diserap pasar, akibatnya harga menjadi turun dan petani mengalami kerugian. Karena itu dilakukan pengkajian<br />

tumpangsari wortel dengan sayuran lainnya di Desa Wouma, Distrik Wamena Kabupaten Jayawijaya dari bulan<br />

September 2010 sampai Maret 2011 menggunakan varietas hibrida. Tujuan pengakjian ini adalah mengetahui<br />

pengaruh tumpangsari wortel dengan tomat, kubis dan bawang daun terhadap pertumbuhan dan hasil panen serta<br />

nilai NKL dibandingkan sistem tanam secara tunggal. Rancangan percobaan menggunakan acak kelompok<br />

dengan tiga ulangan. Perlakuannya adalah kombinasi tumpangsari yakni perlakuan A (wortel + bawang daun) B<br />

(wortel + tomat), C (wortel + kubis), D (wortel monokultur), E (bawang daun monokultur), F (tomat<br />

monokultur) dan G (kubis monokultur). Menggunakan pupuk organik dan pengendalian hama dilakukan secara<br />

terpadu, luas petak setiap perlakuan 3 x 10 m. Hasil pengkajian menunjukan bahwa hasil panen bobot<br />

brangkasan dan bobot umbi wortel tertinggi secara tumpangsari diperoleh pada perlakuan wortel dengan tomat.<br />

Sistem tanam tumpangsari wortel memberikan produktivitas lahan lebih tinggi dibandingan sistem tunggal.<br />

Kata kunci: Teknologi; LEISA; Tumpangsari; Wortel; Dataran tinggi Papua<br />

ABSTRACT. Alberth Soplanit, 2013. Study of Aplication of Technology Based Assessment LEISA<br />

Through Intercropping Carrots With Other Vegetable in the Papua Highlands. Carrot farming is one<br />

branch of farming in Papua highlands, which has relatively high market opportunities for the practice of<br />

applying the concept of organic farming cultivation. However, farmers usually grow a single carrot, so that<br />

when the harvest at the same time can not be absorbed by the market, consequently the price down and the<br />

farmers suffered losses. Because the assessment was made of carrots intercropped with other vegetables in the<br />

village of Wouma, Jayawijaya Wamena District from September 2010 to March 2011 using hybrid varieties.<br />

The purpose of this study was to determine the influence of intercropping with carrots and other vegetables on<br />

the growth of crops and cropping systems compared to the value of LER single person. Using a randomized<br />

experimental design with three replications. Using a randomized experimental design with three replications.<br />

Intercropping treatment is a combination of the treatment A (carrot scallion +) B (carrot + tomato), C (cabbage<br />

+ carrot), D (carrot monoculture) E (monoculture scallion), F (tomato monoculture) and G (cabbage<br />

monoculture ). Use of organic fertilizers and pest control carried out in an integrated, broad swath of each<br />

treatment is 3 x 10 m. Assessment results show that the weight of stover yield and tuber weight of carrots<br />

intercropped highest obtained in the treatment of carrots with tomatoes. Carrot intercropping cropping systems<br />

provide a higher land productivity compared to a single system.<br />

Keywords: Technology; LEISA: Intercropping; Carrots; highlands of Papua<br />

Usahatani wortel di dataran tinggi Kabupaten Jayawijaya, Papua telah dilakukan petani lokal<br />

secara turun-temurun, menurut mereka pengenalan budidaya wortel diperoleh dari para misionaris<br />

Amerika dan Eropa pada tahun 1960. Usahatani wortel mulai berkembang pesat pada awal tahun<br />

1990, dengan terbentuknya suatu lembaga pemasaran yang diprakarsai oleh Irian Jaya Joint<br />

Development Fondation (IJDF) yang berfungsi menampung hasil sayuran masyarakat lokal untuk<br />

dikirim ke PT.Freeport Timika (Soplanit 2009).<br />

Namun pada akhir tahun 1996 seiring berakhirnya masa tugas (IJDF) di Papua maka<br />

pengiriman sayuran ke Timika terhenti sehingga sebagian besar petani hanya dapat menjual wortel<br />

di pasar lokal Wamena, ada juga yang menjual pada pedagang pengumpul untuk selanjutnya dikirim<br />

ke daerah lain seperti Jayapura, Biak dan Merauke.<br />

Masalah lain yang dihadapi adalah petani umumnya menanam wortel secara tunggal atau<br />

monokultur sehingga ketika panen secara bersamaan maka produksi wortel tidak bisa diserap pasar,<br />

akibatnya harga wortel menjadi turun dan berdampak terhadap menurunnya pendapatan, bahkan<br />

156│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!