29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Identifikasi Masalah Teknologi Produksi Bunga Mawar Potong tingkat Petani<br />

Nurmalinda dan Hanudin<br />

Ketersediaan Tenaga Kerja<br />

Desa Karyawangi merupakan desa peternakan sapi perah, oleh karena itu tenaga kerja di<br />

wilayah ini lebih banyak bekerja di bidang peternakan. Untuk mendapatkan tenaga kerja upahan<br />

cukup sulit. Oleh karena itu pekerjaan di bidang pertanian lebih banyak menggunakan tenaga kerja<br />

dalam keluarga.<br />

Pemasaran Hasil<br />

Produksi mawar yang dihasilkan dijual kepada bandar yang ada di lokasi wilayah tersebut. Di<br />

tempat bandar dilakukan grading, mawar dengan grade A dijual dengan harga Rp 200,-/batang dan<br />

mawar dengan grade B dijual dengan harga Rp 100,-/batang. Penjualan hasil diakukan ke pasar<br />

Jakarta, yaitu kepada floris yang ada di pasar bunga Tebet, Barito, Cikini dan Kertanegara. Ada<br />

sekitar 30 floris yang menerima bunga dari salah satu Bandar di desa Karyawangi ini. Setiap floris<br />

rata-rata menerima sekitar 40-200 tangkai bunga setiap kali pengiriman. Sistim pembayaran dengan<br />

abodemen dikenakan pada 5.000-6.000 tangkai bunga, dan sisanya dijual dengan harga pasar yang<br />

berlaku pada saat itu.<br />

Pengangkutan barang dilakukan dengan menggunakan bak terbuka. Sebelum diangkut bunga<br />

dibungkus terlebih dahulu menggunakan kardus sesuai dengan ukuran bunga, kemudian dimasukkan<br />

ke dalam kardus yang lebih besar dan siap diangkut ke Jakarta. Pembayaran kepada petani dilakukan<br />

setelah Bandar pulang dari menjual bunga ke Jakarta.<br />

Kelembagaan Produksi<br />

Di wilayah desa Karyawangi belum ada kelompok tani khusus bunga potong mawar. Sampai<br />

saat ini PPL belum berperan banyak dalam penanganan tanaman hias umumnya dan mawar<br />

khususnya. Oleh karena itu, petani belum banyak mendapatkan informasi mengenai usahatani<br />

mawar dari PPL. Padahal bantuan PPL sangat diharapkan petani karena banyak masalah-masalah<br />

yang ditemukan di lapangan yang belum bisa dipecahkan oleh petani sendiri.<br />

Kelembagaan permodalan<br />

Lembaga permodalan terdapat di ibukota kecamatan atau di ibukota kabupaten yang tidak<br />

begitu jauh dari lokasi penanaman. Akan tetapi petani belum menggunakan lembaga tersebut dalam<br />

urusan permodalan. Sampai saat ini, permodalan petani masih berasal dari kantong petani sendiri.<br />

Permasalahan Petani<br />

Permasalahan utama yang dihadapi petani saat ini adalah:<br />

Masalah Bibit<br />

Bibit yang ada di petani saat ini merupakan bibit yang dibuat oleh petani sendiri. Mata tunas yang<br />

dijadikan bibit berasal dari tanaman produksi yang ada di pasaran. Bibit mawar local berkembang di<br />

petani semenjak tahun 1984 dan sampai saat ii belum pernah diperbaharui. Mawar Grand gala,<br />

Kompeti dan Akito didapatkan petani dari pasar bunga, kemudian diambil mata tunasnya dan ditempel<br />

sendiri oleh petani. Bibit ini dikembangkan petani semenjak tahun 2003. Saat ini bibit berkualitas<br />

bisa didapatkan dengan harga ynag relative mahal, yaitu sekitar Rp 2.500-3.000,-/ batang.<br />

Masalah Hama dan Penyakit<br />

Penyakit yang paling banyak dijumpai adalah black spot (bercak hitam). Selain itu kalau<br />

hujan turun, bunga tidak berkembang dan daun rontok.<br />

412│<br />

Pembahasan<br />

Bila dikaji lebih lanjut hasil budidaya yang dilakukan petani, ternyata masih ada hal-hal yang<br />

harus dibenahi untuk mendapatkan mawar yang berkualitas bagus, bersih dari hama dan penyakit,<br />

serta mempunyai umur simpan yang relative lama. Mulai dari pembibitan perlu dilakukan<br />

pembenahan lebih lanjut. Demikian juga dengan pemeliharaan, seperti pemupukan, pengendalian<br />

hama dan penyakit, serta pascapanen.<br />

Dalam hal pembibitan misalnya, seharusnya petani bisa mendapatkan bibit bermutu dengan<br />

harga relatif murah. Pembibitan yang dilakukan sendiri oleh petani akan mempengaruhi kualitas<br />

produk yang dihasilkan, akan tetapi apabila bibit dibeli dari pihak lain harganya relatif mahal untuk<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!