29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Respon Petani dalam Pemanfaatan Air pada Usahatani Sayuran Pada Musim Kemarau di Magelang<br />

Setiapermas, M. N, Basuki, S dan Cempaka, I. G.<br />

Respon Petani Terhadap Introduksi Irigasi Tetes dan Penataan Pola Tanam Di Lahan<br />

Konservasi Air<br />

Menurut Popi R et al. (2005) ada tiga aspek yang perlu mendapatkan perhatian dalam<br />

antisipasi kekeringan yaitu : efisiensi, adaptasi dan sinkronisasi. Budidaya pertanian sudah seharusnya<br />

menyesuaikan dengan tingkat dan pola ketersediaan airnya, karena selain dapat meminimalkan resiko<br />

pertanian juga terjadi diversifikasi komoditas. Bila pendayagunaan air dimaksimalkan maka perlu<br />

sinkronisasi institusional.<br />

Salah satu upaya konkrit untuk mengurangi resiko kekeringan adalah dengan memanen<br />

sebagian volume air hujan dan aliran permukaan. Salah satu upaya panen hujan dan aliran permukaan<br />

dengan pengalian sumberdaya air alternatif seperti embung, rorak, embung sawah dan sumur resapan<br />

baik yang berukuran besar maupun kecil. Kebijakan teknis untuk penyelesaian masalah<br />

pendayagunaan sumber daya iklim dan air harus didukung dengan penerapan contoh langkah nyata di<br />

lapangan. Teknologi irigasi modern seperti irigasi tetes yang berbasis lokal merupakan teknologi<br />

hemat air, perlu diadaptasikan supaya kontribusi sumberdaya iklim dan air terhadap keluaran sistem<br />

produksi pertanian dapat dioptimalkan. Pemerintah perlu mengidentifikasi dan menggerakkan modal<br />

sosial masyarakat seperti tradisi gotong royong untuk membangun kebersamaan, kerja keras dan<br />

pantang menyerah, tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi dalam pengelolaan sumberdaya air agar<br />

dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendayagunaan sumberdaya air. Keterbatasan<br />

kemampuan pendanaan pemerintah dan tingkat partisipasi langsung maupun tidak langsung dari<br />

masyarakat yang terus menurun, merupakan ilustrasi sekaligus indikasi bahwa pendayagunaan<br />

sumberdaya air masih jauh dari yang diharapkan. Hasil survei (wawancara) memperlihatkan bahwa<br />

petani kooperator cukup antusias dengan adanya introduksi jaringan irigasi tetes ini pada musim<br />

kemarau. Ketika salah satu bahan jaringan irigasi tetes kurang, tim BPTP dan petani kooperator<br />

mampu memodifikasi kekurangan slang kecil hitam dan stick. Mereka antuasias membantu<br />

pemasangan kekurangan slang hitam dan stick hitam dengan slang akuarium dan t akuarium.<br />

Sedangkan stick hitam diganti dengan bambu yang diruncingkan disesuaikan dengan lubang slang<br />

akuarium.<br />

Gambar 3. Petani Dusun Dalangan Desa Pandean Kecamatan Ngablak sedang melihat pertanaman<br />

cabai merah<br />

Bagi petani dusun Dalangan, irigasi tetes merupakan hal baru karena selama ini belum pernah<br />

mengenalnya. Berdasarkan jajak pendapat terhadap para petani yang pernah menyaksikan lokasi kaji<br />

terap diperoleh hasil sebagai berikut :<br />

402│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!