29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Aspek Ekonomi Pengendalian Ramah Lingkungan Vektor Virus Kuning (Bemisia tabaci Genn) pada Cabai<br />

Rahayu, H.S.P. dan Sukarjo<br />

1) Perlakuan benih<br />

Untuk mempercepat perkecambahan dan menghilangkan hama/penyakit yang terbawa<br />

benih, sebelum disemai benih direndam dalam air hangat.<br />

2) Persiapan lahan persemaian<br />

Tempat persemaian berupa bedengan berukuran lebar 1 m, diberi naungan atap plastik<br />

transparan atau kasa dan menghadap ke timur.<br />

3) Media persemaian terdiri dari campuran tanah halus dan pupuk kandang steril ( 1 : 1 ) .<br />

Benih disebar rata pada bedengan dan ditutupi tipis tanah halus, lalu ditutupi dengan kasa.<br />

Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup kasa dibuka.<br />

4) Pemeliharaan bibit<br />

- Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.<br />

- Persemaian disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.<br />

- Sebelum dipindah ke lapangan dilakukan penguatan bibit dengan jalan membuka atap<br />

persemaian supaya bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman<br />

secara bertahap.<br />

- Bibit ditanam setelah berumur 4 minggu. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6 helai daun,<br />

dan tinggi 5-10 cm.<br />

b. Penyiapan Lahan<br />

Tahapan penyiapan lahan sebagai berikut:<br />

- Pengolahan tanah berupa pembajakan/pencangkulan, pembersihan gulma, perataan permukaan<br />

tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan, lubang tanam.<br />

- Lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1m, tinggi 30<br />

cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50<br />

cm)<br />

c. Penggunaan mulsa hitam perak<br />

Mulsa plastik hitam perak untuk penanaman cabai dipasang sebelum tanam cabai.<br />

d. Penggunaan Likat kuning<br />

Likat kuning yang didemonstrasikan pada kegiatan ini ialah likat kuning yang merupakan hasil<br />

modifikasi. Likat kuning dibuat dari map plastik yang berwarna kuning yang diolesi oli atau lem<br />

tikus dan dipasang menggunakan papan kayu. Modifikasi ini untuk menanggulangi<br />

ketidaktersediaan likat kuning yang asli di sekitar petani. Likat kuning/perangkap kuning<br />

digunakan untuk memerangkap populasi kutu kebul, dan dipasang sebanyak 40 perangkap/ha di<br />

tengah pertanaman cabai. Perangkap dipasang dengan ketinggian 30 cm (Gunaeni et al, 2008).<br />

Analisis data<br />

Data yang diambil yaitu diambil yaitu data ekonomi berupa output input usahatani cabai dan data<br />

intensitas serangan penyakit. Data tersebut kemudian dianalisis sebagai berikut:<br />

1. Analisis ekonomi untuk menghitung kelayakan usahatani.<br />

Rumus yang digunakan ialah R/C ratio<br />

Dimana:<br />

R/C = Nisbah penerimaan dan biaya<br />

NPT = Nilai produksi total (Rp/ha)<br />

BT = Nilai biaya total (Rp/ha)<br />

Dengan ketentuan<br />

R/C > 1, usahatani secara ekonomi menguntungkan<br />

R/C = 1, usahatani secara ekonomi berada pada titik impas (BEP)<br />

R/C < 1, usahatani secara ekonomi tidak menguntungkan<br />

(Swastika, 2001 dan Malian, 2004).<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│191

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!