29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Respon Petani dalam Pemanfaatan Air pada Usahatani Sayuran Pada Musim Kemarau di Magelang<br />

Setiapermas, M. N, Basuki, S dan Cempaka, I. G.<br />

dan sebagainya. Pengorbanan tersebut dapat dianggap sebagai pendapatan karena apabila tidak<br />

tersedia harus membeli dari luar.<br />

Tabel 4: Pendapatan petani dengan luas usahatani 3200 m persegi (selama setahun)<br />

Jenis Pendapatan<br />

Nilai<br />

Rp %<br />

A. Total Produksi 11.172.719 100<br />

B. Total Biaya yang diperhitungkan 3.997.136 35,78<br />

C. Keuntungan bersih (A-B) 7.175.583 64, 22<br />

D. Biaya Tidak Tunai 1.846.848 20,5 % *)<br />

E. Pendapatan Petani (C+D) 9.022.431<br />

*) dari pendapatan total<br />

Tabel 5 : Kontribusi pembiayaan usahatani seluas 3200 m persegi selama setahun<br />

Jenis Pendapatan<br />

Nilai<br />

Rp %<br />

A. Total Biaya 3.997.136 100<br />

B. Biaya tidak tunai 1.846.848 46,20<br />

C. Biaya Tunai 2.150.288 53,80<br />

D. Biaya penyiraman 495.657 12,40 *)<br />

*) Dari biaya total.<br />

Pada Tabel 5. disajikan sumber sumber pendapatan baik tunai maupun tidak tunai yang<br />

diperhitungkan. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa rata-rata pendapatan keluarga tani<br />

dengan luasan 0,32 Ha adalah Rp9.022.431 ternyata kontribusi pendapatan tidak tunai cukup besar<br />

yaitu 20,47 % dari pendapatan total. Pendapatan utama berasal dari keuntungan usahatani. Angka<br />

tersebut menunjukkan bahwa dengan berusahatani petani telah menciptakan lapangan kerja bagi diri<br />

dan keluarganya serta menciptakan nilai tambah dari proses produksi yang dicerminkan oleh tingkat<br />

keuntungan bersih yang diperoleh. Sumber pendapatan dari off farm relatif sangat kecil karena secara<br />

umum petani dan kelurganya sudah tidak memiliki waktu luang sehingga yang habis untuk bekerja<br />

pada usahataninya sendiri.<br />

Kontribusi pendapatan petani tertinggi diperoleh dari tingginya keuntungan usahatani di<br />

musim kemarau, Peningkatan keuntungan usaha di musim kemarau diperoleh dari peningkatan harga<br />

jual produk karena terjadi kelangkaan penawaran di pasar. Berdasarkan catatan harga di STA<br />

Ngablak selama tahun 2007 harga kobis berkisar Rp 500-Rp 3000 per kg. Harga Rp 3000 per kg<br />

merupakan produk di musim kemarau yang terjadi pada bulan September.<br />

Berdasarkan kebiasaan yang terjadi setiap tahun dimana harga jual hasil produk sayuran pada musim<br />

kemarau selalu tinggi (terutama kobis) telah merangsang petani untuk melakukan usahatani di musim<br />

kemarau. Pada musim kemarau sayuran tetap ditanam dengan ditunjang pemberian air pengairan<br />

dengan cara menyiram atau kocor. Air yang digunakan berasal dari mata air yang berada disekitar<br />

area pertanaman. Sistem penyaluran air terkendala oleh kondisi topografi pegunungan, oleh karena itu<br />

air disalurkan melalui pipa kemudian ditampung dalam bak penampungan. Dengan cara ini setiap<br />

petani mampu mengairi sekitar 800-1000 tanaman per hari. Berdasarkan perhitungan finansial selama<br />

satu tahun diketahui bahwa biaya pengairan mencapai Rp 495.657 per KK atau sekitar 12,40 % dari<br />

biaya total (Tabel 5). Dengan rata-rata penguasaan populasi tanaman sekitar 3000-5000 tanaman per<br />

KK, maka penyiraman tanaman yang ada belum mencukupi. Hal ini terjadi karena petani hanya<br />

mengandalkan tenaga kerja sendiri dan belum mengenal metode pengairan yang lebih efektif. Tenaga<br />

kerja keluarga yang tersedia biasanya berkisar 1-2 orang yang bekerja menyiram sehari penuh hanya<br />

mampu menyelesaikan sekitar 76,47 % dari tanaman yang diusahakan.<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│405

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!