29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Seleksi Delapan Progeni Kentang Tahan Penyakit Busuk Daun<br />

Sahat, JP dan Sofiari, E<br />

Demikian juga halnya di luar negeri, penyakit ini menimbulkan kerugian yang sangat besar.<br />

Hasil penelitian Sengooba dan Hakiza (1999), dilaporkan bahwa kehilangan produksi dapat melebihi<br />

90% dan dapat mencapai 100% gagal panen jika patogen menyerang kultivar rentan pada awal<br />

pertanaman terutama pada musim penghujan dengan kelembaban udara 90%. Serangan dapat terjadi<br />

pada seluruh bagian tanaman terutama pada musim hujan di dataran tinggi tropika atau di negaranegara<br />

bermusim dingin dengan kelembaban udara diatas 85 % dan temperatur rata-rata 15-18 0 C.<br />

Penurunan atau kehilangan produksi telah dicatat dapat mencapai antara 5-100 %, namun hal ini<br />

sangat tergantung kepada varitas kentang yang ditanam, faktor cuaca dan kutur teknis (Staples, R.C.,<br />

2004).<br />

Secara global, penyakit busuk daun dapat menyebabkan penurunan produksi kentang dunia<br />

10-15% (CIP, 1995). Pengendalian penyakit tersebut dilakukan dengan menggunakan fungisida,<br />

meskipun demikian cara pengendalian tersebut tidak mendapatkan hasil yang maksimum.<br />

Penggunaan pestisida yang terus menerus dalam jangka waktu lama dapat merusak ekosistem<br />

disamping jumlah biaya untuk pestisida sebanyak 60 % dari biaya produksi. Secara ekonomi akibat<br />

kehilangan hasil ini dan biaya untuk perlindungan tanaman diperkirakan mencapai 5 juta US$ tiap<br />

tahunnya (Duncan, J. M. 1999).<br />

Faktor non teknis yang menjadi kendala adalah proses penerimaan dan adopsi masyarakat<br />

terhadap varietas baru yang dihasilkan dari tahapan pemuliaan. Petani cenderung enggan mengganti<br />

penggunaan varietas lama dengan varietas baru karena sudah terbiasa dan sesuai selera konsumen.<br />

Meskipun banyak fakta menunjukkan bahwa varietas-varietas yang sekarang banyak ditanam rentan<br />

terhadap busuk daun, namun di sisi lain juga cukup banyak varietas tahan penyakit yang sudah<br />

dihasilkan. Ahir-akhir ini ada kecenderungan pasar menghendaki varietas yang ramah lingkungan<br />

dengan biaya produksi rendah. Keadaan tersebut memberikan peluang bagi pemulia tanaman kentang<br />

untuk merakit varietas yang memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan dengan varietas<br />

sebelumnya. Lebih penting lagi, varietas terakit dapat memperbaiki kualitas varietas yang telah ada<br />

dari segi ketahanan terhadap penyakit. Namun kegiatan tersebut tidak mudah, karena proses<br />

pemuliaan tanaman kentang dihadapkan pada beberapa kendala. Diantaranya perbedaan jumlah<br />

kromosom, sterilitas, imkompatibilitas dan kemampuan berbunga, karena tidak semua kentang dapat<br />

berbunga (Landeo, J.A. 1985).<br />

Metode persilangan tanaman kentang hampir sama dengan tanaman penyerbuk lainnya.<br />

Perbedaannya adalah setelah didapatkan hasil persilangan, perlu dilakukan perbanyakan secara<br />

vegetatif. Metode backcross, pedigree, seleksi recurrent, dan uji progeni adalah metode yang sering<br />

digunakan (Landeo, J.A. 1985). Namun penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan tujuan<br />

penyilangan itu sendiri. Misalnya metode backcross dan pedigree adalah metode sederhana untuk<br />

penurunan sifat pada ketahanan hama dan penyakit. Metode uji progeni dianjurkan dalam penurunan<br />

sifat kuantitatif.<br />

Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk menyeleksi 8 progeni<br />

kentang hasil silangan tahan penyakit busuk daun dan berdaya hasil tinggi. Hasil seleksi ini<br />

diharapkan didapatkan klon-klon kentang unggul dan stabil, baik dari hasil, kualitas, maupun<br />

ketahanan terhadap penyakit busuk daun.<br />

BAHAN DAN METODE<br />

Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang selama<br />

4 bulan (Juni - September 2011). Delapan progeni yang digunakan merupakan hasil persilangan 6<br />

tetua (klon SP 905 dan klon SP 951 sebagai sumber gen Rb, Granola, Atlanatik, Diamant, dan<br />

Cardinal) pada tahun 2004. Progeni kentang yang di uji pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1.<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!