29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Identifikasi Jamur Patogen pada Tanaman Stroberi (Fragaria vesca L.) di Batu<br />

Dwiastuti, M. E.<br />

10 o C. Selain faktor temperatur, buah harus bebas kapang maupun bakteri dan tidak dalam keadaan<br />

basah sehingga dapat disimpan lebih lama (Gunawan, 2003).<br />

Pembudidayaan stroberi belum banyak dikenal dan diminati oleh petani Indonesia, hal ini<br />

dikarenakan perlunya perawatan serta syarat pertumbuhan tertentu seperti ketinggian tempat serta<br />

media tanam yang sesuai. Budidaya tanaman stroberi di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi.<br />

Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian dimana petani sudah mulai banyak<br />

membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah<br />

sentra penanaman stroberi.<br />

Kendala yang sering muncul dalam pembudidayaan tanaman stroberi adalah adanya<br />

gangguan hama maupun penyakit yang dapat menyebakan kerusakan pada akar, daun, bunga dan<br />

buah. Gangguan yang tergolong hama pada tanaman stroberi seperti kutu daun, tungau, serta<br />

nematoda sedangkan penyakit pada tanaman stroberi dapat disebabkan oleh kapang atau cendawan,<br />

bakteri dan virus (Gunawan, 2003). Penyakit yang sering dijumpai pada tanaman stroberi yang<br />

disebabkan oleh kapang diantaranya penyakit daun gosong yang disebabkan oleh Diplocarpon<br />

earliana atau Marsonina fragariae, penyakit bercak daun yang disebabkan oleh Ramularian tulasnii<br />

atau Mycospaerella fragariae, Rhizoctonia solani, penyakit tepung yang disebabkan oleh Uncinula<br />

necator, penyakit pusat merah yang disebabkan oleh Phytophthora fragariae, busuk buah yang<br />

disebabkan Botrytis cinerea, Rhizopus stolonifer dan Colletotrichum fragariae (Semangun, 2003).<br />

Di samping itu pertanaman yang ada terlihat gejala-gejala penyakit virus, seperti virus krupuk, kerdil ,<br />

daun menggulung dan sapu. Gejala ini kemungkinan disebabkan virus.<br />

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit jamur pada tanaman stroberi yang<br />

ada di Batu.<br />

BAHAN DAN METODE<br />

Penelitian dilakukan di laboratorium Terpadu Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika<br />

(Balitjestro) – Tlekung , sampel berasal dari lokasi sroberi di Batu dengan ketinggian tempat 1.010 m<br />

dpl. Waktu penelitian dilakukan mulai Juli sampai September 2010.<br />

Bagian tanaman yang digunakan untuk identifikasi meliputi daun, buah, tangkai buah atau<br />

tangkai daun dan akar yang terserang penyakit namun prosentasenya belum terlalu parah (ada bagian<br />

yang sakit dan ada bagian yang sehat), metode yang digunakan adalah dengan cara mengamati<br />

langsung bagian tanaman yang terserang stroberi baik pada daun, batang, buah maupun akar di<br />

lapangan. Bagian tanaman yang menunjukkan gejala terserang penyakit diambil dari lapangan,<br />

disimpan pada plastik dan dibawa ke Laboratorium.<br />

Isolasi jamur dari bagian Tanaman Stroberi<br />

Bagian tanaman tanaman yang terserang penyakit yaitu daun, tangkai daun dan akar. dipotong<br />

dengan ukuran 1x1 cm pada bagian antara yang sehat dan yang sakit sebanyak tiga potongan, untuk<br />

bagian akar dicuci terlebih dahulu dengan air mengalir agar tanah yang menempel berkurang.<br />

Potongan tersebut kemudian diambil dengan pinset dan dicelup pada wadah berisi aquades selama<br />

beberapa detik kemudian dipindah dan dimasukkan pada wadah berisi alkohol 70% selama 1 menit<br />

dan dicelupkan sekali lagi pada wadah berisi aquades lain selama beberapa detik lalu potongan<br />

tersebut dikeringanginkan pada cawan yang telah dilapisi kertas tissue. Selanjutnya, setelah dirasa<br />

kering, potongan bagian tanaman tersebut dipindahkan ke media PDA yang telah disiapkan<br />

sebelumnya. Pemindahan tersebut dilakukan secara aseptis dalam Laminar Air Flow (LAF) dan dalam<br />

satu cawan media PDA ditanam tiga potongan sampel dengan jarak yang agak lebar. Menurut Agrios<br />

(1996), pembiakan dilakukan sampai miselium kapang tumbuh pada media biakan tersebut, kemudian<br />

diambil miselium yang dominan untuk diisolasi kembali pada media biakan baru sampai diperoleh<br />

biakan murni. Isolasi dari buah stroberi yaitu, bagian buah yang telah terserang penyakit, langsung<br />

dapat dipotong pada bagian yang terserang penyakit dengan intensitas rendah tanpa perlu dicuci dan<br />

dicelup pada aquades dan alkohol, selanjutnya diisolasi pada media PDA.<br />

Teknik Pemancingan Phytophthora Menggunakan Umpan Buah Apel (Metode Baiting)<br />

Teknik pemancingan atau baiting Phytophthora dilakukan dengan menggunakan umpan buah apel<br />

manalagi. Pertama-tama apel dicuci dengan air mengalir hingga bersih dan direndam dalam gelas<br />

berisi alkohol 70% selama kurang lebih 5 menit atau dilap dengan kapas yang telah dibasahi alkohol<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│227

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!