29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Studi Pengendalian Hayati Penyakit Layu (Fusarium oxysporum Schlecht) pada Caisin (Brassica campestris var. chinensis)<br />

dengan Kombinasi Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens<br />

Fuadi, I 1) dan Yusuf, R 2)<br />

bahwa patogen sukar melakukan penetrasi ke tanaman dan menimbulkan penyakit apabila perkaran<br />

terkuasai oleh agen antagonis.<br />

Ditambahkan dengan pendapat Tronsmo (1996) bahwa cendawan T.harzianum mempunyai<br />

mekanisme persaingan dan mampu menghasilkan enzim β(1-3) glukonase, kitinase dan enzim lisis.<br />

Selain itu Santoso et al. (1999) menyebutkan bahwa T.harzianum menghasilkan antibiotika yang<br />

mempu mengurangi pertumbuhan cendawan Pytium sp. Bahkan jauh sebelumnya Baker dan Cook<br />

(1983) menyatakan bahwa senyawa gliotoksin dan viridin yang dihasilkan Trichoderma spp bersifat<br />

menghambat patogen tanaman. Ditambahkan Weller, (1988) Mikroorganisme tanah seperti<br />

Trichoderma spp, Gliocladium spp dan bakteri dapat bertindak sebagai dekomposer dan juga sebagai<br />

agen pengendali hayati patogen tanaman.<br />

Populasi Propagul Patogen<br />

Dari masing-masing perlakuan didapat data populasi propagul patogen pada petak percobaan,<br />

setelah dilakukan analisis statistik dan uji lanjutan DNMRT pada taraf nyata 5% seperti yang terlihat<br />

pada Tabel 5.<br />

Tabel 5. Populasi propagul Fusarium oxysporum pada lahan tanaman caisin yang diaplikasi dengan<br />

berbagai jenis agens hayati dan kombinasinya (cfu/gr)<br />

Populasi patogen<br />

Perlakuan<br />

(cfu/g.10 -4 )<br />

D (Kontrol) 8,33 a<br />

B (Aplikasi Gliocladium virens GR01) 5,24 c<br />

A (Aplikasi Trichoderma harzianum TR01) 5,22 c<br />

C (Aplikasi T. harzianum TR01+ G.virens GR01) 5,15 C<br />

Dari Tabel 5 terlihat bahwa populasi propagul paling rendah terlihat pada perlakuan C yaitu<br />

sebesar 5,15 x 10 4 dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan A dan B namun berbeda nyata dengan<br />

perlakuan D, dimana perlakuan D ini memperlihatkan jumlah propagul cendawan F.oxysporum<br />

tertinggi yaitu sebesar 8,33 x 10 4 .<br />

Tingginya jumlah rata-rata propagul cendawan F.oxysporum pada perlakuan kontrol karena<br />

tidak terjadinya mekanisme pengendalian oleh agens antagonis.<br />

Pada pengendalian dengan agens antagonis, baik itu secara sendiri-sendiri maupun<br />

dikombinasikan dapat menekan populasi cendawan F.oxysporum dengan lebih baik, hal ini disebabkan<br />

telah berjalannya mekanisme pengendalian oleh agens antagonis. Mekanisme kerja antagonis adalah<br />

menghambat perkecambahan konidia tanah sehingga tidak mampu menginfeksi tanaman. Selain itu<br />

kolonisasi dan pertumbuhan antagonis pada konidia mengakibatkan turunnya viabilitas konidia, hal ini<br />

sangat menguntungkan karena jumlah propagul di dalam tanah akan berkurang. Menurut Cook dan<br />

Snyder, (1965) eksistensi antagonis pada periode antara berkecambahnya sklerotia dengan saat akan<br />

menginfeksi tanaman merupakan fase yang paling rawan bagi cendawan patogen karena pada saat<br />

inilah mikroorganisme antagonis menyerang dan merusak miselia muda yang baru tumbuh.<br />

Papavizas (1985) menyatakan bahwa Trichoderma spp. memproduksi metabolit yang<br />

bersifat racun ataupun bersifat fungistatis dan anti biosis. Selain itu, Trichoderma juga memproduksi<br />

enzim B-1.3 glucanase, chitinase dan cellulase yang mengakibatkan dinding sel hifa patogen<br />

terdegrasi. Hal tersebut diperkuat pendapat Agrios (1997), bahwa cendawan di dalam tanah hidup<br />

bersama-sama dengan mikroba antagonis, yang menyebabkan lingkungan menjadi miskin zat<br />

makanan dan terdapatnya metabolit yang beracun. Sebagai akibatnya spora cendawan tidak mampu<br />

berkecambah dan bereproduksi.<br />

Antagonis T. harzianum merupakan pesaing yang baik dan mampu tumbuh dengan cepat.<br />

Selain hal tersebut, T. harzianum bersinergi dengan antagonis lain dalam menekan populasi patogen<br />

tular-tanah. Selain merupakan keadaan yang sesuai untuk F. oxysporum, kondisi lingkungan juga<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│295

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!