29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Uji Formulasi Vesicular Arbuscular (VAM) Glomus sp. Pada Jeruk yang Berpotnesi Mengurangi Tingkat Serangan<br />

Penyakit akar Phytopthora sp. Sebesar 10%<br />

Dwiastuti, M. E. dan Widiyaningsih, S<br />

Penyakit nusuk pangkal dan akar yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora sp . termasuk<br />

penyakit vascular yang mengakibatkan kematian di beberapa sentra jeruk di Indonesia dan biasanya<br />

menyerang secara komplek bersama dengan busuk batang Diplodia (Anonim, 2003). Di Indonesia<br />

kerugian yang disebabkan oleh penyakit ini cukup tinggi yaitu 10 – 42%.. Ada beberapa spesies yang<br />

dilaporkan sebagai penyebab busuk pangkal batang jeruk di Indonesia yaitu Phytophthora<br />

Citrophtora (Smith & Smith) Leon dan P. nicotianae B. de Haan Var. parasitica (Dastur) water.<br />

Sering tanaman kehilangan 50% dari akar lateral tanpa kehilangan pertumbuhan bagian atas tanaman<br />

tersebut (Erwin and Ribeiro, 1996). Penyebaran penyakit phytophhtora sangat tergantung dari<br />

temperatur. P. Citrophthora berkembang baik pada suhu 24 – 28° C dan P. nicotinae var. parasitica<br />

pada suhu tinggi 24 – 28º C. Di Indonesia, spesies P. nicotianae varietas parasitica lebih umum<br />

ditemukan seperti di negara-negara tropis lainya.<br />

Upaya pengendalian cendawan Phytophthora sp perlu mendapat perhatian yang serius,<br />

karena patogen dapat bertahan didalam tanah lebih dari 20 tahun. Apabila sanitasi tidak tuntas,<br />

zoospora cendawan di dalam tanah dapat bertahan hidup meskipun tanaman inangnya tidak tersedia.<br />

Pengendalian yang paling aman adalah secara preventif atau pencegahan meskipun pengendalian<br />

secara kimiawi yang berbahan aktif tembaga tersedia , namun tidak selalu efektif dan biaya<br />

pengendalian ini menyebabkan petani sulit mendapat keuntungan diatas 50% (Tan dan Tan, 1990).<br />

Alternatif pengendalian lain yang dapat digunakan yaitu dengan pengendalian hayati. Kolonisasi<br />

VAM pada jaringan akar dapat meningkatkan vigoritas tanaman dan berpotensi meningkatkan<br />

ketahanan terhadap serangan patogen . Beberapa laporan menyebutkan bahwa kolonisasi VAM dapat<br />

mengurangi keparahan penyakit dan patogen tertekan akibat perubahan biokimia dalam interaksi<br />

langsung antara VAM dengan patogen (Linderman et al., 1994). Beberapa penelitian menunjukkan<br />

keberadaan jamur VAM mampu mengurangi serangan penyakit yang disebabkan oleh Phytophthora<br />

sp., karena meningkatnya ketahanan tanaman, misalnya pada komoditas tomat (Cordier et al., 1996;<br />

Laetitia, et al., 2008), strawberry (Murphy et al., 2000). Oihabi, (1990) menunjukkan bahwa inokulasi<br />

tanaman kurma dengan Glomus mossae dapat menurunkan keparahan penyakit. Pada akar batang<br />

bawah jeruk varietas sweet orange, yang berasosiasi dengan mikoriza (Glomus intraradices)<br />

perkembangan P. parasitica mengalami penurunan.<br />

Perkembangan P. parasitica pada batang bawah jeruk sweet orange, berkurang pada akar<br />

bermikoriza (Glomus intraradices). Tanaman jeruk yang termasuk ke dalam golongan angiospermae,<br />

berasosiasi dengan sejumlah jamur VAM (Klenschmidt et al., 1972; Marx et al., 1971). Menurut<br />

penelitian Nemec (1978) enam spesies batang bawah jeruk (sour orange, cleopatra mandarin, sweet<br />

orange, rough lemon, rangpur lime, dan carrizo citrange) mempunyai ketergantungan yang berbedabeda<br />

terhadap 3 spesies Glomus (G. etunicatus, G. mosseae, dan G. fasciculatus).<br />

Mikoriza berperan juga dalam peningkatan ketahanan terhadap penyakit, dengan beberapa<br />

mekanisme bentuk perlindungan yang terjadi baik secara sendiri-sendiri atau secara bersamaan (Zak,<br />

1964); Harley dan Smith, 1983. Mekanisme perlindungan yang terjadi dapat berupa pembentukan<br />

antibiotik, sintesa zat fungistatik oleh akar, pembentukan efek halangan fisik berupa mantel yang<br />

disebabkan oleh jamur mikoriza (Duchesne, 1996), menggunakan surplus karbohidrat dalam akar,<br />

melindungi populasi mikroba rizosfer di sepanjang akar dan memanfaatkan hasil metabolisme yang<br />

diperoleh simbiosis sel korteks (Fakuara, 1988), meningkatkan nodulasi serta penyematan nitrogen<br />

oleh Rhizobium sp. pada leguminosa (Bagyaraj, 1988).<br />

Dari penelitian sebelumnya ditemukan bahwa mikoriza ada pada perakaran jeruk didominasi oleh<br />

jenis Glomus sp. dan Gigaspora sp.. Dari keduanya Glomus sp mempunyai potensi untuk<br />

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan patogen Phytophthora sp. Potensi efektifitas<br />

VAM perlu ditingkatkan dengan penambahan bahan pembawa yang sesuai. Tujuan penelitian ini<br />

adalah 1). untuk mengetahui bahan pembawa yang efektif pada isolat VAM potensial , Glomus sp.<br />

Dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit akar Phytophthora sp. 2).Untuk<br />

mendapatkan prototipe formulasi produk VAM yang mudah cara aplikasi.<br />

BAHAN DAN METODE<br />

Penelitian dilakukan di rumah kasa dan Laboratorium Terpadu, Balitjestro, Tlekung pada<br />

ketinggian 950 m dpl. Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah jeruk Siem dengan<br />

batang bawah Japanese citroen, isolat VAM Glomus sp. Inokulum VAM diperbanyak secara kultur in<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│239

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!