29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pengaruh Larutan Perendaman dan Jenis Tepung Terhadap Mutu Sale Pisang Serta Preferensi Konsumennya<br />

Wanita, Y. P. 1) dan Masniah 2)<br />

sirih, oksigen yang diperlukan dalam reaksi pencoklatan bereaksi terlebih dahulu dengan vitamin C<br />

sebagai donor hydrogen.<br />

Proses Penggorengan Sale Pisang<br />

Setelah didapatkan irisan buah pisang kering kemudian irisan ini mengalami proses<br />

pembalutan menggunakan tiga campuran tepung berbeda sesuai perlakuan serta mengalami proses<br />

penggorengan menggunakan minyak sayur. Hasil penggorengan inilah yang disebuut sale pisang<br />

goreng. Hasil analisa fisik sale goreng dengan pembalutan tiga jenis campuran tepung disajikan dalam<br />

table 2 berikut:<br />

Tabel 2. Hasil analisa fisik sale pisang goreng dengan perlakuan pembalutan tiga jenis campuran<br />

tepung<br />

Perlakuan Rendemen (%) Warna sale yang dihasilkan Bau Rasa<br />

L0T1 152 Coklat kehitaman Normal Normal<br />

L0T2 162 Coklat kehitaman Normal Normal<br />

L0T3 182 Coklat kehitaman Normal Normal<br />

L1T1 160 Coklat Normal Normal<br />

L1T2 158 Coklat Normal Normal<br />

L1T3 142 Coklat Normal Normal<br />

L2T1 186 Coklat Normal Normal<br />

L2T2 162 Coklat Normal Normal<br />

L2T3 162 Coklat Normal Normal<br />

Keterangan: L0= direndam menggunakan air sebagai control, L1= direndam menggunakan larutan daun sirih 0,3%, L2= direndam<br />

menggunakan larutan Natrium bisulfit 0,3%, T1= tapioca: tepung sagu; T2= tepung beras: tapioca; dan T3= tepung beras: tepung sagu.<br />

Penggunaan tiga jenis campuran tepung dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh jenis<br />

campuran tepung yang digunakan terhadap penerimaan konsumen terhadap sale pisang goreng yang<br />

dibuat. Hal ini karena masing-masing jenis tepung memiliki karasteristik yang berlainan dan<br />

mempengaruhi testur dari sale pisang goreng yang dihasilkan. Ketiga jenis tepung ini memiliki<br />

karasteristik yang dapat mempertegas atau mengeraskan tekstur bahan jika mengalami proses<br />

penggorengan. Tapioka berasal dari ubikayu dan memiliki sifat yang kurang larut dalam air dingin,<br />

pemasakan memerlukan waktu relative lebih lama dari pada jenis tepung yang lainnya serta pasta yang<br />

terbentuk dapat cukup keras (Anonim 2012) dan dapat mengalami proses gelatinisasi pada suhu 58 –<br />

70ᵒC (Herawati, 2010). Tepung sagu berasal dari pohon sagu, dimana dapat mengalami proses<br />

gelatinisasi pada suhu 70ᵒC ( Dari hasil pengamatan secara fisik ketiga jenis tepung ini tidak<br />

memberikan pengaruh nyata terhadap testur yang dihasilkan, semuanya renyah. Untuk mengetahui<br />

nilai kesukaan konsumen terhadap warna, testur, aroma, rasa dan kesukaan secara keseluruhan dari<br />

semua perlakuan pengolahan sale pisang goreng, maka dilakukan uji organoleptik kepada 30 orang<br />

konsumen yang diambil secara acak. Hasil uji organoleptik sale pisang goreng disajikan dalam table 3.<br />

Tabel 3. Hasil uji organoleptik sale pisang goreng dengan perlakuan tiga jenis bahan perendam dan<br />

tiga jenis campuran tepung yang berbeda.<br />

Perlakuan Warna Tekstur Aroma Rasa Kesukaansecara keseluruahan<br />

L0T1 2,93 a 2,43 a 3,21 a 2,93 ab 2,71 a<br />

L0T2 3,15 ab 2,43 a 3,07 a 2,64 a 2,71 a<br />

L0T3 3,21 ab 2,64 ab 3,21 a 3,07 ab 2,86 ab<br />

L1T1 3,21 ab 3,07 ab 3,50 a 3,21 ab 3,34 bc<br />

L1T2 3,00 a 2,93 ab 3,21 a 3,28 ab 3,15 abc<br />

L1T3 3,79 bc 3,21 b 3,43 ab 3,57 b 3,71 c<br />

L2T1 3,93 c 3,00 ab 3,38 a 3,57 b 3,50 bc<br />

L2T2 3,21 ab 3,00 ab 3,57 a 3,43 b 3,57 c<br />

L2T3 3,21 ab 2,93 ab 3,21 a 3,21 ab 3,21 abc<br />

Keterangan:<br />

* angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan taraf<br />

kepercayaan 95%.<br />

** L0= direndam menggunakan air sebagai control, L1= direndam menggunakan larutan daun sirih 0,3%, L2= direndam<br />

menggunakan larutan Natrium bisulfit 0,3%, T1= tapioca: tepung sagu; T2= tepung beras: tapioca; dan T3= tepung beras:<br />

tepung sagu.<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│313

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!