29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Peluang Pengembangan Sayuran Menuju <strong>Pertanian</strong> Organik pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di<br />

Desa Antar Baru Kec Marabahan Kab Barito Kuala)<br />

Zuraida, R dan Adijaya, J<br />

METODOLOGI PENELITIAN<br />

Penelitian ini dilaksanakan di desa Antar Baru Kabupaten Barito Kuala pada bulan Januari Tahun<br />

2011. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey yang di titik beratkan pada permasalahan,<br />

hambatan dan peluang pengembangan usahatani sayuran di lahan Pasang surut. Data yang di<br />

kumpulkan yaitu data primer dan data skunder. Data primer langsung diambil dari petani yang<br />

berusahatani sayuran yaitu dengan metode PRA atau Participatory Rural Appraisa menurut<br />

Chambers,R .(Tahun 1996) yaitu memahami pedasaan secara menyeluruh dengan secara sepat. Untuk<br />

kelengkapan data yang lainnya (data sekunder) diambil pada Instansi yang terkait dan kepustakaan.<br />

Data yang terkumpulkan dianalisis secara diskreptif dan analisis kelayakan Finansial (analisis biaya<br />

dan pendapatan).<br />

HASIL DAN PEMBAHASAN<br />

1. Karakteristik Lahan Pasang Surut<br />

Lahan pasang surut dipengaruhi oleh pasang air laut, dan sebagian besar terdiri dari tanah<br />

gambut dan sulfat masam . Kedua jenis tanah dinilai sebagai ekosistem marginaldan rapuh. Untuk<br />

pengembangan lahan ini menjadi usaha pertanian harus mengetahui terlebih dahulu sifat dan<br />

kelakuan yang khas dari tanah tersebut(Widjaya Adhi, dkk 1992). Pemanfaatan yang sesuai,<br />

pengembangan yang seimbang dan pengelolaan yang serasi dengan karakteristik dan kelakuannya<br />

dapat mengubah lahan pasang surut ini menjadi lahan pertanian berproduktivitas tinggi dan<br />

berkelanjutan (Widjaya-Adhi,1986).<br />

Berdasarkan jangkauan air, lahan pasang surut ini dibedakan kedalam 4 tipe luapan (Widjaya Adhi,<br />

dkk 1992).<br />

1. Tipe A : Lahan yang selalu terluapi air pasang, baik pasang besar,maupun pasang kecil.<br />

2. Tipe B : Lahan yang hanya terluapi oleh pasang besar.<br />

3. Tipe C: Lahan yang tidak pernah terluapi walaupun pasang besar. Air pasang<br />

mempengaruhinya secara tidak langsung, kedalaman air tanah dari permukaan tanah<br />

kurang dari 50 Cm.<br />

4. Tipe D: Lahan yang tidak terluapi air pasang dan air tanahnya lebih dalam dari 50 Cm.<br />

Pada lokasi penelitian ini katageri yang dimiliki yaiti tidak diluapi secara langsung tapi<br />

air tanahnya lebih dalam dari 50 Cm. ( Lahan pasang surut Tipe D)<br />

2. Sistem Usahatani Lahan Pasang Surut<br />

Pola tanam yang dominan di desa ini yakni usahatani padi, sayuran, jeruk masih muda rata<br />

berumur 2-3 tahun. . Padi yang ditanam yaitu padi unggul dan padi lokal, tetapi pada umumnya<br />

senang menanam padi local hal ini disebabkan dari segi pemeliharaan dan kemudahan dalam menjual.<br />

Kalau padi unggulnya pemeliharaannya agak rumit dan dalam menjual harganya cendrung murah .<br />

Selain usahatani padi petani mengusahakan tanaman sayuran seperti cabe dan tomat yang sering<br />

berulang-ulang ditanam walaupun sayuran yang lain juga ditanam seperti kacang panjang, pari.,dll<br />

Pada dasarnya teknologi budidaya sayuran di desa Antar Baru ini sebagian besar melaksanakan<br />

pertanian organic yaitu untuk pengolahan tanah hanya di tabas dan digaruk tidak memakai herbisida,<br />

dan pemupukan memakai pupuk organic yang di jual oleh Gapoktannya sendiri yaitu pupuk kandang<br />

dan tricokompos dan Pupuk cair biohara plus. Tanaman sayuran ini sangat besar pengaruhnya<br />

terhadap pendapatan rumah tangga dikarenakan sayuran bisa dipetik setiap hari.<br />

2. Teknologi di tingkat petani (Cabe besar,Tomat)<br />

a. Cabe Besar (capsicum Annum L)<br />

Pengolahan Lahan, Setelah lahan dibersihkan kemudian digaru dan diberi Dolomit. Tebarkan<br />

pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2, (biarkan 1 minggu) · Kemudian dibuat bedengan lebar<br />

100 cm dan parit selebar 80 cm. Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60<br />

cm x 70 cm biarkan + 1 – 2 minggu .<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│135

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!