29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Teknologi Berbagai Kemasan terhadap Mutu Buah Jeruk Siam dan Jeruk Keprok Terigas<br />

Purba, T dan Haloho, J. D.<br />

terhadap kandungan air kayu, rancang bangun/disain yang efisien, pengikatan/ pelekatan tidak dengan<br />

jenis pengikat dan ukuran yang benar, sehingga dihasilkan kemasan kayu dengan kekuatan yang<br />

rendah. Akibatnya nilai ekonomis kemasan kayu menjadi rendah. Walaupun mempunyai kelemahan,<br />

tetapi kemasan kayu tetap digunakan pada industri-industri alat berat dan mesin. Kemasan kayu juga<br />

tetap merupakan alternatif untuk menemasan buah-buahan, sayur-sayuran dan ikan yaitu dengan<br />

kemasan kayu berat-ringan (light-weigh wooden). Miltz (1992) mengatakan bahwa peranan kemasan<br />

kayu di masa depan masih tetap baik terutama pada aplikasi palet, dan merupakan salah satu alernatif<br />

penting disamping kertas dan plastik. Hal ini disebabkan karena bahan baku kayu dan tenaga kerja<br />

yang masih cukup tersedia. Penggunaan peti kayu untuk transportasi buah, sayur dan ikan masih<br />

mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan, sehingga perlu dikembangkan pengetahuan akan<br />

pembuatan kemasan berbahan baku kayu.<br />

Kayu yang mempunyai densitas yang tinggi mempunyai kekuatan dan daya tahan yang baik<br />

terhadap pemakuan. Kayu yang baik digunakan untuk kemasan sebaiknya kayu yang memiliki<br />

densitas tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kayu dengan densitas 650 kg/m3 meskipun tahan<br />

terhadap tekanan tetapi tidak dapat dipaku dengan baik, dan kayu dengan densitats < 350 kg/m3<br />

mempunyai kekuatan mekanis yang rendah. Kayu yang berwarna terang lebih baik dari kayu yang<br />

berwarna gelap, karena kayu yang berwarna gelap biasanya banyak mengandung tanin, yang jika<br />

berhubungan langsung dengan bahan yang dikemas akan mengurangi kesegarannya. Kayu yang<br />

digunakan juga harus tanpa perlakuankimiawi. Penguatan dilakukan dengan menggunakan kawat<br />

jepret (stapler), paku atau kawat lingkar yang dilapisi bahan anti karat.<br />

Kemasan plastik saat ini mendominasi industri makanan di Indonesia, menggeser penggunaan<br />

kemasan logam dan gelas. Hal ini disebabkan karena kelebihan dari kemasan plastik yaitu ringan,<br />

fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat<br />

diberi warna dan harganya yang murah. Kelemahan dari plastik karena adanya zat monomer dan<br />

molekul kecil dari plastik yang mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas. Plastik<br />

sering dibedakan dengan resin, karena antara plastik dan resin tidak jelas perbedaannya. Secara alami,<br />

resin dapat berasal dari tanaman seperti balsam, damar, terpentin, Oleoresin dll. Tetapi kini resin<br />

sintesis sudah dapat diproduksi misalnya selofan, akrilik seluloid, formika, nilon, fenol formaldehida<br />

resin dan sebagainya.<br />

Sekarang telah terjadi perubahan permintaan konsumen dan pasar akan produk pangan, dimana<br />

konsumen menuntut produk pangan yang: (1) Bermutu tinggi; (2) Dapat disiapkan di rumah; (3)<br />

Segar; (4) Lebih dapat dipercaya; (5) Level reject (yang terbuang) dapat dibandingkan dengan<br />

pengalengan; (6) Lebih konsisten; (7) Mutu seragam; dan (8) Biaya murah. Jenis-jenis film plastik<br />

yang ada di pasaran sangat beragam, sehingga perlu pengetahuan yang baik untuk dapat menentukan<br />

jenis kemasan plastik yang tepat untuk pengemasan produk pangan. Kesalahan dalam memilih jenis<br />

kemasan yang tepat, dapat menyebabkan rusaknya bahan pangan yang dikemas. Pertimbanganpertimbangan<br />

yang perlu diperhatikan sebelum memilih satu jenis kemasan adalah: (1) Kemasan<br />

tersebut harus dapat melindungi produk dari kerusakan fisik dan mekanis; (2) Mempunyai daya<br />

lindung yang baik terhadap gas dan uap air; (3) Harus dapat melindungi dari sinar ultra violet; dan (4)<br />

Tahan terhadap bahan kimia.<br />

Kemasan untuk buah adalah kemasan yang mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap<br />

CO2 agar dapat mengeluarkan CO2 dari produk sebagai hasil dari proses pernafasan dan jenis<br />

kemasan yang sesuai adalah polistiren busa seperi LDPE, EVA, ionomer atau plastik PVC.<br />

BAHAN DAN METODE<br />

Waktu dan Tempat<br />

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010. Tempat penelitian lapangan dilakukan di<br />

Sambas, Laboratorium BPTP Kalbar, Jakarta, dan Bogor.<br />

Bahan dan Objek Penelitian<br />

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah buahan lokal :<br />

• Buah Jeruk Siam Pontianak<br />

342│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!